Trump Kembali Tuding China Jadi Pembunuh Massal Sebab Covid-19 Ancam Kelangsungan Hidup Rakyat Dunia

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump dan Xie Jinping

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Lagi-lagi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pernyataan menghebohkan.

Presiden AS Donald Trump, Rabu (20/5/2020) menuduh China sebagai pembunuh massal.

Trump menyuarakan pendapatnya tersebut bukan tanpa alasan, hal ini karena pandemi virus Corona telah mengancam keselamatan penduduk Dunia.

Tweet-nya di pagi hari, yang juga merujuk pada "wacko in China," yang tidak dikenal merupakan retorika terbaru dari Gedung Putih.

Cuitan Donald Trump (Tangkap layar twitter)

Trump mengarahkan serangan pada Beijing sebagai dalang penyebaran pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Baca: Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak, Donald Trump Malah Bangga: Tanda Kehormatan untuk AS

Baca: Trump Berikan Ultimatum ke WHO dan Mengancam Akan Hentikan Pendanaan secara Permanen

"Itu adalah 'ketidakmampuan China dan tidak ada yang lain, yang melakukan pembunuhan massal di seluruh dunia ini," cuit Presiden pirang itu.

Diketahui virus corona awal mula muncul petama kalinya di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019 dan menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.

Pandemi ini telah menghilangkan lebih dari 323 ribu orang dan menjadi penyebab kerusakan ekonomi yang amat parah.

Donald Trump mulanya mengecilkan keseriusan ancaman tersebut dan mengatakan berulang kali dia yakin China sedang menangani wabah tersebut.

Namun seperti yang terlihat, belakangan Trump malah putar balik menyalahkan Negeri Tirai Bambu itu karena membiarkan wabah tersebut menyebar ke seluruh dunia.

Gedung Putih pun sudah menyarankan, tanpa menawarkan bukti sejauh ini, bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan dan secara tidak sengaja bocor.

Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC. (Mandel NGAN / AFP)

Trump sudah membuat ancaman balasan yang berulang, namun tidak jelas terhadap saingan utama ekonomi AS itu.

Presiden Amerika ini juga mengancam akan menghentikan pendanaan AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan alasan membantu China menutupi tingkat penyebarannya.

Keretakan diplomatik dengan cepat berubah, setelah Trump mengambil langkah gencatan senjata dalam perang dagangnya dengan China.

Dia muncul sesudah berbulan-bulan memberi pujian untuk timpalannya dari Presiden Cina Xi Jinping.

Tampaknya kemarahan juga merebak di China, di mana juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian memprovokasi kemarahan Washington dengan mempromosikan teori konspirasi jika virus pertama kali dibawa ke China oleh militer AS.

Mendorong kembali kritik Trump dari WHO, Zhao pada Rabu (20/5/2020) kembali menyoroti apa yang disebutnya "banyak kesalahan dan celah di pihak AS, kebohongan dan desas-desus mereka."

"AS tampaknya telah lupa bahwa di masa lalu, para pemimpin AS telah berulang kali dan secara terbuka memuji kerja anti-epidemi China," ujar Zhao.

Zhao pun menyalahkan para politisi AS yang berkeinginan mengubah kesalahan, namun tidak bisa menghilangkannya.

Selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Xi juga tampaknya menyerang Amerika Serikat.

Presiden China, Xi Jinping serukan wabah virus korona sebagai masalah serius yang menyebabkan 217 orang terjangkit di negaranya (Instagram: @realxijinping)

"Xi menekankan China menentang tindakan yang mengganggu kerjasama anti-epidemi internasional dan membahayakan upaya dunia, terutama negara berkembang dalam memerangi pandemi ini," lapor kantor berita negara Xinhua.

"China bersedia untuk terus bekerjasama dengan komunitas internasional, termasuk Bangladesh, untuk mendukung peran kepemimpinan WHO, mempromosikan kerjasama pencegahan dan pengendalian bersama internasional, dan menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat global," jelas Xi.

Namun agaknya Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut krisis pandemi virus corona ini telah mengakhiri ilusi AS mengenai hubungan dekat dengan China

“Kami sangat meremehkan sejauh mana Beijing secara ideologis dan politis bermusuhan dengan negaranya secara bebas,” tuturnya

Pompeo, sekutu dekat Trump, menjelaskan China dipimpin oleh "rezim otoriter yang brutal."

"Tanggapan Partai Komunis Tiongkok terhadap wabah COVID-19 di Wuhan telah mempercepat pemahaman kami yang lebih realistis tentang Komunis China," ujarnya.

"Hari ini, ketika kita semua duduk di sini pagi ini, Beijing terus menolak akses penyelidikan ke fasilitas yang relevan, untuk menahan sampel virus hidup, untuk mensensor diskusi tentang pandemi di Cina dan masih banyak lagi,” tuduh Pmopeo ke China.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka)



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer