Pemerintah Khawatir Pemudik Jadi Sumber Penularan Covid-19 setelah Arus Balik Lebaran

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah khawatir pemudik bisa jadi sumber penularan Covid-19 setelah arus balik mudik lebaran.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah waspada terhadap ancaman penularan virus corona akibat arus balik mudik setelah Idulfitri.

Sebelumnya, pemerintah telah melarang masyarakat untuk tidak mudik di tengah pandemi Covid-19.

Namun demikian, masih banyak masyarakat yang tetap nekat mudik di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini membuat kekhawatiran pemerintah akan adanya penularan virus corona atau Covid-19 setelah arus balik mudik.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan arus balik ini dapat menjadi ancaman penularan virus corona di Jakarta.

"Kami lapor ke Presiden, potensi ancaman berikutnya setelah lebaran adalah kembalinya sebagian warga Jakarta dari kampung halaman yang sebelum diputuskan dilarang mudik sudah terlanjur kembali ke kampung halaman," ujar Doni seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/5/2020).

Baca: Video Para Menteri Ajak Masyarakat Jangan Mudik Melalui Lagu, Tidak Mudik Juga Lebih Asyik

Baca: 1 Kasir Positif Covid-19, 14 Karyawan Reaktif Rapid Test, Supermaket di Medan ini Tetap Buka

Doni menuturkan, masyarakat yang kembali ke Jakarta dapat menjadi sumber penyebaran virus corona.

Masyarakat yang balik ke Jakarta setelah mudik dari kampung halamannya bisa berpotensi menularkan virus kepada masyarakat lainnya.

"Karena kita khawatir apabila ada daerah-daerah yang sekarang menjadi kawasan episentrum lantas mereka menuju Jakarta dan mereka juga sebagai carrier, pembawa vrius, tentu ini sangat disayangkan," ucapnya.

Oknum warga nekat mudik dengan modus sembunyi di balik tumpukan kerupuk (@beritacilegon)

"Seluruh tenaga yang dikeluarkan akan sia-sia," sambung Doni.

Menanggapi hal ini, Doni Monardo mengaku telah berdiskusi dengan Gubernur Anies Baswedan untuk mencari solusi.

Untuk mengendalikan arus balik pemudik, pemerintah juga telah berkoordinasi dengan sejumlah kementerian/lembaga dan TNI-Polri.

Prediksi Jumlah Kasus Covid-19 Karena Mudik

Para ahli juga tengah memprediksi adanya kenaikan kasus Covid-19 per hari di Pulau Jawa karena adanya arus mudik.

Prediksi ini dibuat oleh Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono bersama dengan timnya dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI).

Pandu menyebutkan bahwa pemodelan yang mereka buat berdasarkan kecenderungan tindak mobilitas masyarakat melalui perilaku mudik dan tidak mudik.

Baca: Video Para Menteri Ajak Masyarakat Jangan Mudik Melalui Lagu, Tidak Mudik Juga Lebih Asyik

Baca: WHO Ungkap Gejala Baru Virus Corona: Kesulitan Bicara dan Bergerak, hingga Halusinasi

Menurut Pandu, efek dari mobilitas atau pergerakan masyarakat di tengah pandemi ini sangat berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah lain Pulau Jawa non-Jakarta.

“Kembalinya pekerja informal ke kampung halaman atau mudik terbukti secara empiris terjadi pertambahan jumlah kasus per hari di Pulau Jawa selain Jakarta,” kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk “Mobilitas Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi, dan Politik” pada Senin (4/5/2020).

Diprediksikan, kenaikan kasus untuk orang-orang yang perlu dirawat di rumah sakit secara signifikan mulai terjadi pada minggu ke-2 bulan Ramadan.

“Kenaikan signifikan kasus yang perlu perawatan rumah sakit, mulai (terjadi) di minggu ke-2 bulan puasa dengan puncak saat Lebaran,” jelas Pandu.

Diperkirakan kasus akan mencapai puncaknya pada Minggu (24/5/2020).

Kasus tersebut akan mencapai angka 40 ribu, saat warga Jabodetabek melakukan mudik ke wilayah Pulau Jawa non-Jakarta.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer