Seorang remaja yang memiliki inisial J (18) diketahui tewas setelah menenggak minuman oplosan yang telah dicampur dengan disinfektan.
Selain J, diketahui kedua teman lainnya dalam keadaan kritis.
Kepala Desa Kamawakan, Ardani, memberikan penjelasan terkait dengan pesta oplosan yang diadakan oleh remaja tersebut.
Menurut Ardani, kejadian tersebut berawal dari J yang mengajak berkumpul teman-temannya ketika ia pulang kampung.
Sebelumnya, remaja 18 tahun tersebut tinggal di Rantau, Kabupaten Tapin kemudian ia kembali ke Desa Kamawakan.
Setelah berhasil mengajak teman-temannya, mereka pun bertemu di Kantor Desa Kamawakan pada Minggu (17/5/2020) sekitar pukul 21.00 Wita.
Baca: Bima Arya Terjun ke Lapangan Lihat Situasi Ramai di Pasar Jelang Lebaran: Rasanya Campur Aduk
Baca: Trump Kembali Tuding China Jadi Pembunuh Massal Sebab Covid-19 Ancam Kelangsungan Hidup Rakyat Dunia
Baca: Corona Belum Tuntas, Wabah Lain Mengintai, Emisi Karbon Berpotensi Jadi Pandemi Baru
Pesta tersebut pun dihadiri 4 orang remaja.
Dari pesta oplosan tersebut, satu orang remaja berinisial J tewas, sedangkan dua teman lainnya kritis.
Kedua korban kritis tersebut berinisial R (22) dan K (20).
Sedangkan, satu orang lagi yang juga bergabung ke dalam pesta oplosan tersebut yakni A (20) yang dirawat di Puskesmas Loksado.
Namun kini kondisi A sudah membaik dan ia sudah boleh pulang.
Ardani mengatakan jika korban yang meninggal dunia, J, sudah dimakamkan di Desa Kmawakan, Rabu pagi.
Sedangkan 2 korban lain yang sedang kritis dirawat di Rumah Sakit H Hasan Basry HSS.
Dari informasi yang diperoleh oleh sang kepala desa, mereka mencampur disinfektan dengan minuman berenergi dan alkohol.
“Informasi yang kami peroleh, mereka minum salah satu merek minuman energi dan mencampurnya dengan cairan disinfektan dan alkohol,” kata Ardani, Rabu (20/5/2020).
Cairan itu sebenarnya tersedia di kantor desa untuk penyemprotan sehubungan dengan pencegahan virus corona.
Namun, malah dipakai untuk mengoplos dengan alkohol.
Baca: Larangan Rasulullah SAW Terbukti Secara Medis, Inilah 5 Akibat Buruk Kebiasan Minum Sambil Berdiri
Baca: Daftar Titik Check Point Pengawasan Larangan Mudik Lokal Jabodetabek, Berlaku Jelang Lebaran
Baca: Laju Penularan Covid-19 Berhasil Ditekan, Ahli Minta Jepang Tak Berpuas Diri: Baru Putaran Pertama
“Aparat kami tidak ada yang tahu, kalau mereka mencampurnya untuk diminum,” ungkap Kades.
Setelah meminum oplosan tersebut, kata Ardani, empat remaja itu pulang ke rumah masing-masing.
Sekitar pukul 22.00 Wita, korban J minta antar salah satu temannya, yang berinisal A untuk diantar ke rumah R.
Di rumah R, mereka pun berbincang-bincang.
“Saat asyik ngobrol itu, tiba-tiba Junet merasakan perutnya mules, lalu langsung ambruk dan meninggal dunia,” kata Ardani.
Kondisi perut mules juga dialami tiga temannya yang ikut minum oplosan hingga dibawa warga ke Puskesmas Loksado.
Namun, kondisi mereka memburuk, sehingga pada Rabu (20/5/2020) sore dibawa ke RS H Hasan Basry.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Loksado, Iptu Ichwanul Muslimin mengatakan jika korban meninggal dan kritis diduga karena meminum cairan disinfektan yang dicampur dengan alkohol.
“Satu orang meninggal dunia, dua orang kritis dan satu orang sudah diiizinkan pulang setelah dirawat di Puskesmas Loksado. Dua orang lagi dibawa ke RS H Hasan Basry Kandangan,” kata Kapolsek.
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Minum Desinfektan, 1 Warga Desa Kamawakan Kabupaten HSS Tewas, 3 Dirawat