Travel-travel gelap tersebut bersedia mengantar para pemudik keluar Jabodetabek dengan tarif yang sangat mahal.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, mengatakan bahawa travel gelap mematok tarif hingga empat kali lipat per penumpang untuk mudik masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Tiket yang ditawarkan cukup mahal. Bisa tiga hingga empat kali harga normal," ujar Sambodo di Jakarta, Kamis (21/5/2020), sebagaimana dikutip Antara.
Sambodo mencontohkan, untuk perjalanan dari Jakarta ke Brebes, Jawa Tengah, normalnya harga tiket Rp150.000.
Namun, mereka mematok harga hingga Rp500.000 per penumpang untuk sekali perjalanan.
Hal tersebut juga berlaku untuk perjalanan menuju Cilacap, Jawa Tengah.
"Mereka juga mengabaikan protokoler kesehatan untuk Covid-19," ujar Sambodo.
Sebelumnya, sedikitnya 95 kendaraan pariwisata (travel) gelap ditangkap, Rabu malam (20/5/2020).
Baca: H-3 Lebaran, Sejumlah Pemudik di Pantura Pakai Jaket Driver Ojol Agar Lolos Check Point
Baca: Daftar Titik Check Point Pengawasan Larangan Mudik Lokal Jabodetabek, Berlaku Jelang Lebaran
Travel gelap itu diduga menyelundupkan pemudik keluar dari Jabodetabek di tengah pelarangan mudik guna menghentikan penyebaran Covid-19.
Setelah kendaraan tersebut dicegat, petugas kemudian meminta seluruh penumpang dan pengemudinya untuk turun dan didata.
Hasilnya, petugas menggagalkan upaya mudik sebanyak 719 orang.
Jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta mengalami penurunan dibandingkan periode Lebaran tahun lalu.
Hal ini disebabkan adanya larangan dari pemerintah terkait mudik di tengah pandemi Covid-19.
Meski demikian, masih banyak masyarakat yang tetap mudik di tengah pandemi Covid-19.
Menjelang Hari Raya Idulfitri, Jasa Marga mencatat total jumlah kendaraan yang pergi dari Jakarta.
Terdapat 214.014 kendaraan yang meninggalkan Jakarta hingga Selasa (19/5/2020) lalu.
Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, mengatakan, jumlah kendaraan ini didistribusi dari tiga arah, yakni timur, barat, dan selatan.
Namun, menurutnya jumlah ini mengalami penurunan dibanding pada saat Lebaran 2019.
Baca: Video Para Menteri Ajak Masyarakat Jangan Mudik Melalui Lagu, Tidak Mudik Juga Lebih Asyik
Baca: Tertangkap Bawa Penumpang Mudik, Sebanyak 64 Moda Transportasi Dikandangkan Dishub
“Kendaran meninggalkan Jakarta melalui arah timur, arah barat dan arah selatan ini turun 60 persen dibandingkan dengan periode Lebaran tahun 2019,” kata Dwimawan, dalam keterangan tertulis (20/5/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.
Secara lebih rinci, distribusi lalu lintas di ketiga arah adalah 39 persen dari arah Timur, 36 persen dari arah Barat dan 25 persen dari arah Selatan.
Dari arah timur, lalu lintas kendaraan yang melewati GT Cikampek Utama 1 turun 79 persen dibandingkan periode jelang Lebaran 2019, dengan jumlah 46.584 kendaraan.
Kemudian kontribusi GT Kalihuri Utama 1, adalah 36.387 kendaraan, atau turun 60 persen dibandingkan musim Lebaran tahun lalu.
“Total kendaraan yang melintas menuju arah timur adalah 82.971 kendaraan, turun 74 persen dari Lebaran tahun 2019,” ucap Dwimawan.
Jasa Marga juga mencatat jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta dari arah Barat.
Tepatnya kendaraan yang melalui GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang adalah 77.360 kendaraan, atau turun 45 persen dari Lebaran tahun 2019.
Baca: Ada Larangan Mudik di Tengah Pandemi Covid-19, Pos Pantau Arus Mudik di Ciamis Tetap Didirikan
Baca: Lebaran di Tengah Corona, Pengamat Sebut Aturan Pemerintah Terkait Mudik Membingungkan Masyarakat
Sementara itu dari arah selatan, Jasa Marga mencatat terdapat 53.683 kendaraan yang melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi.
Jumlah ini mengalami penurunan 33 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dwimawan mengatakan, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk aktif berpartisipasi mencegah penularan Covid-19 dan tidak mudik di tengah pandemi Covid-19.
“Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah penularan Covid-19, dengan tidak mudik dan tidak piknik di Lebaran Tahun 2020,” ujar Dwimawan.
“Selain itu batasi perjalanan dan jaga jarak, keluar rumah hanya untuk keadaan yang mendesak serta wajib mengenakan masker jika harus beraktivitas di luar rumah,” katanya.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasional PT Marga Mandalasakti, Rinaldi, memprediksi akan ada lonjakan arus lalu lintas di Tol Tangerang-Merak jelang Idulfitri 1441 Hijriyah.
Arus lalu lintas ini diprediksi mulai meningkat pada Kamis (21/5/2020).
Baca: Pemudik di Tengah Pandemi Covid-19 Diprediksi Akan Meningkat, Pengawasan Cek Poin Bakal Diperketat
Baca: Mulai Hari Ini Larangan Mudik Diberlakukan, Semua Moda Transportasi Dibatasi Kecuali Kendaraan Ini
“Kami memprediksi akan adanya peningkatan jumlah trafik lalu lintas jelang Lebaran kali ini, yaitu pada 21 Mei 2020," kata Rinaldi dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Rinaldi, meski mengalami peningkatan tetapi jumlah kendaraan yang melintas tidak akan melebih rata-rata lalu lintas normal sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku.
Ia mengatakan, untuk menghindari lonjakan arus mudik, pengelola Tol Tangerang-Merak akan mendukung program larangan mudik di tengah pandemi.
Serta akan mengoptimalisasi posko larangan mudik yang telah disediakan.
"Pemberlakukan posko larangan mudik bersama Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya di Kilometer 20 Gerbang Tol Cikupa akan tetap beroperasi," ujar dia.
Rinaldi mengatakan, akan ada petugas medis dan armada lalu lintas serta layanan call center yang siaga 24 jam.
Ia memastikan layanan rest area tetap beroperasi normal untuk melayani pengguna jalan dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kami mengimbau agar pengguna jalan untuk hanya melakukan aktivitas pengisian bahan bakar, ibadah dan atau menggunakan toilet, maupun membeli keperluan dengan metode bawa pulang, serta memperhatikan durasi waktu istirahat,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jelang Lebaran, Ratusan Ribu Kendaraan Keluar Meninggalkan Jakarta dan "Travel Gelap Patok Tarif Mudik hingga 4 Kali Lipat"