Wali Kota Bruno Covas mengatakan rumah sakit umum di kota tersebut telah mencapai kapasitas 90 persen.
Rumah sakit di sana bisa kehabisan ruang dalam waktu sekitar dua minggu, seperti diberitakan BBC, Senin (18/5/2020).
Sao Paulo adalah salah satu daerah yang paling terdampak di Brasil, dengan mencatatkan hampir 3.000 kematian sejauh ini.
Covas mengatakan dia sekarang dalam pembicaraan dengan gubernur negara bagian.
Keduanya membicarakan mengenai penguncian ketat untuk mencoba memperlambat penularan sebelum rumah sakit kewalahan.
Baca: Demonstrasi Anti-Lockdown Bermunculan di Amerika Serikat dan Brazil, Pemimpin Negara Ikut Bergabung
Sao Paulo memiliki populasi sekitar 12 juta.
Catatan menunjukkan bahwa mayoritas penduduk telah melanggar aturan jarak sosial.
Pada hari Sabtu, Brasil menyalip Spanyol dan Italia sebagai negara dengan jumlah infeksi virus corona terbesar keempat.
Kementerian kesehatan melaporkan 7.938 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dengan total di atas 241.000.
Hanya AS, Rusia, dan Inggris yang memiliki angka lebih tinggi dari Brasil.
Para ahli kesehatan di Brasil telah memperingatkan bahwa jumlah infeksi mungkin jauh lebih tinggi daripada catatan resmi, mengingat kurangnya pengujian.
Brasil mencatat kenaikan harian tertinggi dalam kematian akibat virus.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Kemerdekaan Brasil
Presiden Jair Bolsonaro mendapat kritik keras di dalam dan luar negeri karena penanganannya terhadap krisis virus corona yang meningkat di negara itu.
Dia menentang nasihat kesehatan global tentang jarak sosial pada hari Minggu ketika dia berpose untuk foto-foto dengan para pendukung dan anak-anak di ibu kota, Brasília.
Presiden sayap kanan itu memang populer di Sao Paulo.
Dia berargumen berulang kali bahwa jaga jarak fisik dan sosial hanya akan menghancurkan ekonomi.
Bolsonaro terus menentang tindakan penguncian.
Dia meremehkan virus itu sebagai "flu kecil" dan mengatakan penyebaran Covid-19 tidak bisa dihindari
Pada bulan April, Bolsonaro bergabung dengan pengunjuk rasa menuntut agar pembatasan penguncian dicabut.
Dia mengatakan pembatasan merusak ekonomi negara itu, mengundang masalah pengangguran dan kelaparan.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich mengundurkan diri setelah kurang dari sebulan bekerja.
Teich mengundurkan diri setelah dia secara terbuka mengkritik sebuah keputusan Bolsonaro yang memungkinkan gym dan salon kecantikan dibuka kembali.
Pendahulu Teich dipecat setelah tidak setuju dengan Bolsonaro.
Dalam menghadapi berbagai pesan, dan dengan sedikit bantuan pemerintah, tidak banyak orang Brasil yang tinggal di rumah untuk memperlambat penyebaran virus, kata wartawan BBC Amerika, Candace Piette.