Disebut Mahal dan Tak Relevan, Belajar Instal Windows Bayar Rp260.000 di Kartu Prakerja Panen Kritik

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kartu Prakerja. Kemunculan pelatihan memasang Microsoft Windows 10 di Kartu Prakerja menuai kritik karena dianggap terlalu mahal dan materinya dapat dicari gratis melalui mesin pencari.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berbagai pelatihan di Kartu Prakerja mendapat kritik karena dianggap mahal dan menimbulkan banyak kontroversi.

Salah satu yang dikritik adalah pelatihan belajar memasang Microsoft Windows 10 yang dibanderol Rp260.000.

Kursus daring pemasangan Windows 10 ini disediakan oleh Pijar, salah satu mitra dalam pelatihan online Kartu Prakerja yang ditunjuk pemerintah.

Kursus ini terdiri dari 6 materi yang dipelajari lewat aplikasi MyEduSolve dalam bentuk pembelajaran online.

Selain itu, peserta juga akan mendapatkan sertifikat pada akhir pelatihan

Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi), Anggawira, mengkritik besarnya alokasi dana untuk membiayai pelatihan di Kartu Prakerja 2020, tetapi manfaat pelatihan yang dinilai kurang relevan dengan kebutuhan.

Menurut Anggawira, Hipmi sudah beberapa kali memberikan masukan ke pemerintah terkait pelatihan-pelatihan di Kartu Prakerja.

"Intinya kami dari Hipmi memberikan masukan yang konstruktif pada pemerintah, intinya kita ingin melakukan hal-hal yang produktif sama-sama dalam kondisi Covid-19, kita kolaborasi memang anggaran negara yang minim dimanfaatkan secara tepat, sudah banyak saya rasa masukan dan saran dari berbagai stakeholder," kata Anggawira kepada Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Sebelumnya, menurut Angga, pelatihan yang mahal yang tersedia di Kartu Prakerja sebenarnya bisa diakses secara gratis dan mudah di internet, baik Google maupun Youtube.

Baca: Kartu Prakerja

Baca: Solusi Pencairan Insentif bagi Peserta Program Prakerja yang Masih Diminta Upgrade Akun

Kata dia, dana sebesar Rp5,6 triliun untuk biaya pelatihan online Kartu Prakerja mencakup lebih dari 25 persen dari Rp 20 triliun yang dianggarkan.

Pelatihan yang ada di program tersebut tidak gratis, melainkan biayanya ditanggung oleh pemerintah.

Untuk bisa mengikuti pelatihan secara online, peserta harus melunasi biaya pelatihan atau kursus yang dipilih.

Padahal di sisi lain, kata dia, banyak pelatihan serupa namun gratis yang tersedia melalui internet.

"Pelatihan Kartu Prakerja seharusnya bisa diakses gratis, jadi tidak perlu bayar. Untuk materinya juga sudah banyak di Google," ujar Anggawira.

Pelatihan instalasi Windows (Tangkapan layar Pijar)

Anggawira juga meminta pemerintah agar anggaran puluhan triliun untuk Kartu Prakerja dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Hal ini karena rakyat yang mengisolasi diri dan pendapatannya terdampak ekonomi akibat virus tersebut sangat membutuhkan ketersediaan bahan makanan.

"Apakah tidak sebaiknya program ini di-switch saja menjadi program bantuan sosial yang dilakukan secara kolaboratif dengan pelaku usaha sehingga iklim bisnis dan usaha tetap terjaga, selanjutnya target sasarannya bisa lebih luas," harap dia.

Menurut Anggawira, dengan anggaran sebesar Rp20 triliun, maka program itu bisa dimanfaatkan untuk jutaan keluarga miskin, seperti untuk sembako dan banyak hal.

Baca: Masih Proses Pencairan Dana Pelatihan, Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 4 Belum Dibuka

Baca: Kabar Gembira, Insentif Dana Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang I dan II Telah Cair Rp 1,6 Triliun

"Demi kebaikan masyarakat, tentu tidak ada salahnya pilihan ini dipertimbangkan," ucap dia.

Bagi pendaftar Kartu Prakerja 2020 yang dinyatakan lolos seleksi, pemerintah memberikan dana sebesar Rp3.550.000 yang dialokasikan untuk membayar biaya pelatihan ( kursus online) dan insentif bagi pesertanya.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer