Pejabat WHO Sebut Ada Kemungkinan Covid-19 Tak Akan Pernah Hilang, seperti Penyakit Campak

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan (kiri)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan, mengatakan bahwa ada kemungkinan Covid-19 tidak akan pernah hilang atau akan ada dalam waktu lama.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa dunia harus bersiap untuk pertempuran jangka panjang.

"Virus ini kemungkinan hanya menjadi endemi virus pada komunitas kita, dan virus ini kemungkinan tidak akan pernah hilang," kata Michael Ryan dalam jumpa pers virtual di Jenewa, Swiss, dikutip dari Kompas.com.

"Saya pikir menjadi penting agar kita realistis dan saya tidak berpikir siapa pun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang," katanya.

Apabila kelak vaksin ditemukan, menurutnya penerapan secara global akan membutuhkan "upaya besar-besaran."

Dia mengatakan bahwa tanpa vaksin, kemungkinan perlu bertahun-tahun bagi manusia untuk membangun tingkat kekebalan yang cukup terhadap virus.

Dia mencontohkan penyakit campak, yang tidak kunjung punah walau terdapat vaksin untuk mencegah manusia tertular dari penyakit tersebut.

Baca: Terpapar Covid-19 saat Salat Tarawih di Masjid, Satu Keluarga di Solo Reaktif Rapid Test Corona

Baca: Peneliti Temukan Sperma Mengandung Virus Corona Milik Pasien Covid-19

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Pada Kamis (14/05), kasus positif virus corona di dunia mencapai 4,3 juta, dengan angka kematian sebanyak 296.252 orang.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu, menekankan bahwa masih mungkin untuk mengendalikan Covid-19 dengan upaya keras.

"Arahnya berada di tangan kita, dan ini adalah urusan semua orang. Kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini," ujarnya.

Ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove, mewanti-wanti: "Kita perlu memiliki pola pikir bahwa perlu waktu untuk keluar dari pandemi ini."

Peringatan mereka mengemuka ketika sejumlah negara mulai melonggarkan aturan karantina wilayah atau lockdown.

Berbagai pemimpin juga mulai mempertimbangkan cara dan waktu yang tepat untuk membuka kembali perekonomian mereka.

Baca: Pemerintah Mengaku Tak Akan Gunakan Strategi Herd Immunity untuk Hadapi Pandemi Corona

Baca: Perkembangannya Amat Cepat, Pakar AS Sebut Vaksin Corona Mungkin Bisa Tersedia Akhir Musim Gugur

Dr. Tedros memperingatkan tidak ada jaminan bahwa pelonggaran pembatasan sosial tidak akan memicu gelombang kedua penyebaran Covid-19.

"Banyak negara ingin keluar [dari pandemi] dengan beragam langkah. Namun rekomendasi kami masih berupa peringatan setiap negara harus berada pada tingkat [kewaspadaan] tertinggi."

Michael Ryan, menambahkan: "Ada semacam pemikiran ajaib bahwa lockdown berfungsi sempurna dan membuka lockdown akan bagus. Keduanya penuh bahaya."

Perkembangannya Amat Cepat, Pakar AS Sebut Vaksin Corona Mungkin Bisa Tersedia Akhir Musim Gugur

Berbagai institusi penelitian dan perusahaan yang sedang berlomba menemukan vaksin virus corona yang menjadi penyebab Covid-19.

Banyak yang menganggap bahwa dunia belum bisa terbebas dari pandemi corona jika vaksin virus corona belum ditemukan. 

Pembuatan vaksin membutuhkan waktu lama karena harus dilakukan banyak uji coba untuk memastikan keamanannya.

Namun, dilansir dari Kompas.com, pakar penyakit menular kawakan asal Amerika Serikat (AS), Anthony Fauci, dalam kesaksiaannya di sidang senat mengatakan bahwa setidaknya ada delapan kandidat vaksin virus corona yang sedang dalam tahap pengembangan klinis dan beberapa mungkin sudah siap di akhir musim gugur nanti.

"(Institut Kesehatan Nasional) telah berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan farmasi dan saat ini pada berbagai tahap pengembangan," kata Fauci seperti dilansir Independent, Selasa (12/5/2020).

Direktur penyakit menular di Badan Kesehatan AS tersebut juga menyinggung proyeksi sebelumnya akan dibutuhkan setidaknya satu tahun hingga 18 bulan sebelum vaksin siap tampaknya tidak akurat.

Baca: Alasan Mengapa Negara-negara Berkembang Akan Sulit Dapatkan Vaksin Covid-19, Termasuk Indonesia

Baca: Masih Belum Ada Vaksin, Ilmuan Ungkap Hal yang Akan Terjadi di Dunia Jika Corona Tak Bisa Dihentikan

Ilustrasi virus corona (Pixabay/Tumisu)

Kecepatan proses pembuatan vaksin tersebut, imbuhnya dilakukan lantaran percobaan yang dilakukan berjalan amat cepat.

"Percobaan dan pengembangan yang dilakukan Institut Kesehatan Nasional berjalan sangat cepat," ucap Fauci.

Sebelum mengembangkan vaksin, pada Januari lalu telah tersusun urutan atau rencana apa saja yang akan dilakukan dalam pengembangan vaksin.

"Pada 10 Januari urutannya sudah diketahui. Pada 11 Januari, Pusat Penelitian Vaksin AS bertemu dan mengembangkan sebuah rencana. Pada 14 Januari, kami secara resmi memulai pengembangan vaksin. 62 hari kemudian, kami sekarang dalam uji klinis fase satu dengan dua dosis sudah terdaftar penuh. Fase satu akan langsung masuk ke fase dua, tiga di akhir musim semi dan awal musim panas. Dan jika kita berhasil, kita berharap untuk mengetahui hasilnya di akhir musim gugur, dan awal musim dingin," kata Fauci.

Kendati diproyeksi akan tersedia di akhir musim gugur nanti, Fauci tidak menjamin bahwa kedelapan kandidat vaksin tersebut semuanya akan berhasil.

"Kami memiliki banyak kandidat yang diharapkan memiliki banyak keberhasilan. Dengan kata lain, ini adalah beberapa 'tembakan ke gawang'.

Ini akan menjadi penting, karena ini akan baik untuk ketersediaan global, jika kita memiliki lebih dari satu kandidat yang berhasil," katanya.

Baca: Tom Hanks dan Rita Wilson Donorkan Darahnya untuk Membantu Pengembangan Vaksin Virus Corona

Baca: Ruang Penyimpanan Vaksin di Kantor Dinkes Blitar Terbakar, Tak Ada Korban Jiwa

Seperti diketahui, Pemerintahan Trump sedang berusaha mempercepat pengembangan dan produksi vaksin untuk Covid-19.

Sebelumnya diberitakan, setidaknya terdapat 7 atau 8 kandidat vaksin potensial yang diproyeksikan untuk mengatasi virus corona.

Anggapan itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus.

"Kami memiliki kandidat yang baik sekarang. Yang teratas sekitar tujuh, delapan. Tetapi kami memiliki lebih dari seratus kandidat," kata Tedros dilansir Associated Press, Selasa (12/5/2020).

"Kami fokus pada beberapa kandidat yang kami miliki yang dapat membawa hasil yang mungkin lebih baik dan mempercepat kandidat tersebut dengan potensi yang lebih baik," katanya.

Sejak Januari lalu, WHO telah bekerja dengan ribuan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat dan melacak pengembangan vaksin.

WHO mengatakan perlu waktu 18 bulan agar vaksin tersedia (YouTube WGBH News)

Mulai dari pengembangan model hewan hingga desain uji klinis dan segala sesuatu di antaranya.

Tedros mengatakan, ada juga konsorsium dengan lebih dari 400 ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan dan diagnosa vaksin.

Baca: Peneliti Ungkap Kemungkinan Vaksin Covid-19 Siap untuk Produksi Massal pada September Mendatang

Kandidat vaksin

Menurut data pada draft lanskap kandidat vaksin Covid-19 hingga 20 April 2020, ada sejumlah vaksin yang diketahui berada dalam tahapan pengembangan.

Berdasarkan data tersebut, ada 5 kandidat vaksin yang berada pada tahap evaluasi klinis.

Adapun vaksin-vaksin tersebut adalah vaksin-vaksin yang dkembangkan oleh pihak-pihak berikut ini:

  • CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology
  • Inovio Pharmaceuticals
  • Beijing Institute of Biological Products/Wuhan Institute of Biological Products
  • Sinovac
  • Moderna/NIAID

Selain kelima vaksin tersebut, ada 71 kandidat vaksin yang dilaporkan tengah menjalan evalusi praklinis.

(TribunnewsWiki/Pras/Kompas/Dandy Bayu Bramasta/Miranti Kencana Wirawan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Kebut 8 Vaksin Virus Corona yang Diklaim Dapat Tersedia pada Akhir Musim Gugur" dan  "WHO: Kemungkinan Covid-19 Tidak Akan Pernah Hilang"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer