Miracle In Cell No. 7 Jadi Beban Berat Kedua Hanung Bramantyo hingga Tangis Kejer Vino G. Bastian

Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Remake film Miracle in Cell No.7 versi Indonesia garapan Hanung Bramantyo.(ist via WartakotaLive)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Film asal Korea Selatan berjudul Miracle in Cell No. 7 akan dibuat ulang dalam versi Indonesia.

Film bergenre melodrama keluarga dengan dibalut sedikit unsur komedi ini diproduksi oleh rumah produksi film Falcon Pictures.

“Kami tertarik untuk me-remake film Miracle in Cell No. 7 karena ini film bagus,” ungkap Frederica, selaku produser film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia.

Baca: Berperan di Miracle In Cell No 7, Mawar De Jongh Mengaku Siap Dibandingkan dengan Park Shin Hye

Baca: Hanung Bramantyo Ungkap Bedanya Miracle In Cell No.7 Versi Indonesia dan Korea Selatan

Sebelumnya, kata Frederica, Miracle in Cell No. 7 sudah dibuat ulang oleh negara-negara lain, seperti Turki, Filipina, dan India.

“Falcon Pictures mendapat kesempatan me-remake film ini tentunya senang ya,” tutur Frederica.

Dalam proses pembuatan film penuh haru ini, produser, sutradara dan para pemain memiliki cerita tersendiri.

Beban berat kedua Hanung Bramantyo

Sutradara film Hanung Bramantyo didapuk untuk mengerjakan film ini.

Menurutnya, bebannya sebelas duabelas seperti saat menggarap film Bumi Manusia.

“Beban kedua setelah film Bumi Manusia.”

“Kalau film Bumi Manusia novelnya sudah besar, dan film Miracle in Cell No. 7 ini juga sudah besar,” kata Hanung.

Sebagai film yang sudah terkenal, Miracle in Cell No. 7 telah ditonton oleh jutaan orang dan memiliki penggemar tersendiri.

Baca: CEO Disney Konfirmasi Tanggal Rilis Film Mulan untuk di Bioskop

Baca: Netflix Merilis Teaser Film The Old Guard, Dibintangi oleh Charlize Theron

“Banyak orang sudah menontonnya, ceritanya seperti apa, cast-nya seperti apa, sekarang kita dituntut untuk berbeda, tapi tidak keluar jalur.”

“Ini berat banget dan sulit, tidak ada pelajarannya di kuliah,” aku sutradara asal Yogya tersebut.

Hanung mengatakan, perlu penyesuaian dengan kondisi di Indonesia untuk film buatan Korea Selatan tersebut.

Salah satunya adalah proses hukum yang terjadi di versi aslinya.

“Kita membuat ini berada di dalam negara sendiri, kota sendiri bahkan nama penjaranya penjara yang fiktif di sini.”

“Jadi aspek dan tata cara sistem hukumnya di sini tidak plek (sama seperti) sistem di Indonesia,” jelas Hanung.

Vino G Bastian nangis kejer

Vino mengaku senang bisa menjadi bagian dari film favoritnya ini.

Halaman
12


Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer