Beredar foto digital Harimau Jawa yang sedang berjalan di sekitar genangan air.
Terlihat gambar Harimau Jawa bisa tertangkap jepretan kamera telepon genggam (handphone).
Dokumentasi tidak sengaja tersebut terjadi pada September 2018 silam.
Akan tetapi, orang yang memotret gambar tersebut tak berminat namanya dipublikasikan.
Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com, bidikan gambar yang diduga harimau Jawa yang telah dinyatakan punah baru menyebar pada April 2020 lewat akun media sosial seorang peneliti Harimau Jawa dari Peduli Karnivor Jawa (PKJ), Didik Raharyono.
Baca: Sepi Pengunjung Karena Pandemi Corona, Kebun Binatang Bandung Akan Potong Rusa untuk Makan Harimau
Baca: Seekor Harimau di Kebun Binatang di New York Positif Terkena Virus Corona
"Foto ini (Harimau) dapat kiriman dari warga pada 3 Desember 2018 lalu. Informasinya foto diambil di pinggiran hutan jati sekitaran September 2018," ungkap Didik pada Senin (6/5/2020) malam.
Didik menerangkan, pada mulanya penduduk memberikan informasi terkait adanya ada warga yang menyaksikan harimau loreng di kampung halamannya yang berlokasi di pinggiran hutan.
Selanjutnya, warga juga mengirimkan gambar hasil jepretan handphone lewat jejaring Whatsapp.
"Saya verifikasi ke lokasi pada 29 Desember 2018," ujar alumni Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Akan tetapi, untuk kepentingan riset, dia tidak menjelaskan lokasi secara rinci dan penemuan tersebut lokasinya bukan di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Dia juga mengimbuhkan, pada malam harinya sempat menemui warga yang memotret Harimau Jawa untuk mengklarifikasi, mendapatkan kronologis dan paparan kondisi hutan sebelum berangkat ke lokasi.
Didik memeparkan ketika berada di lokasi langsung mengamati dan mencemati dan mencocokkan keterangan pemotret.
Mulai mencocokkan hutan yang ada dalam foto, kondisi tanah, genangan air sampai vegetasi dari daun.
"Seratus persen sesuai antara foto dengan lokasi yang saya verifikasi," terang Didik yang mulai penelitian Harimau Jawa sejak 1997.
Dia pun berikutnya sampai sekarang masih terus memantau keberadaan Harimau Jawa itu.
Dia juga bekerjasama dengan masyarakat pinggiran hutan.
Ketika musim kemarau 2019 pernah dipasang dua unit kamera trap selama sebulan di sekitar kawasan hutan jati tersebut.
Akan tetapi, hutannya terbakar serasahnya.
"Alhamdulillah kamera selamat, walau hanya tinggal lima meter dari api terakhir," ujar Didik.
"Sementara hasilnya masih kosong, belum ada yang terekam," imbuh salah seorang penulis buku "Berkawan Harimau Bersama Alam".
Rencananya, dia meneruskan pada musim kemarau tahun 2020 ini akan kembali ke lokasi untuk menyelidiki keberadaan Harimau Jawa itu.
Ditambah lagi, dirinya mengakui telah sejak tahun 2000 menerima informasi dari masyarakat terkait keberadaan Harimau Jawa di daerah yang dimaksud.
"Tiga bulan ke depan pada musim kemarau saya akan kembali untuk pemantauan," klaim Didik yang meyakini bila Harimau Jawa belum punah.
"Informasi keberadaan Harimau Jawa dengan ada fotonya ini sudah dilaporkan ke instansi pemerintah," kata dia.
Didik berharap dengan adanya hasil gambar mirip Harimau Jawa ini semua pihak dapat ikut andil menyelidiki dan meneliti keberadaannya. Juga selanjutnya untuk menyelamatkan dan melestarikannya.
"Harimau Jawa masih ada dan belum punah. Konservasi Harimau Jawa sudah waktunya," harap Didik.