Padahal sebelumnya 63 warga daerah tersebut sempat dinyatakan terpapar Covid-19.
Keseluruhan warga tersebut kini telah dinyatakan sembuh.
Informasi terebut telah dikonfirmasi oleh Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim.
"Dari data yang kami rinci, 48 RW di Jakarta Utara berubah ke zona hijau. 63 warga yang terpapar Covid-19 di sana telah dinyatakan sembuh," kata Ali Maulana Hakim, Sabtu (9/5) kepada Wartakota.
"Tidak lagi terdapat kasus penyebaran Covid-19 di lingkungan RW tersebut,” lanjut Ali.
Syukur juga diuncapkan oleh Ketua RW 012 Kelurahan Pejagalan, Dadang Sumitra.
Dadang mengatakan dua warga RW 12 yang sempat dinyatakan positif Covid-19 juga telah sembuh beberapa waktu lalu.
Baca: Peneliti Temukan Gejala Baru yang Tidak Ditemukan di Pasien Positif Corona Lainnya
Baca: Pakar Sebut Belum Ada Mutasi Signifikan pada Virus Corona Penyebab Covid-19
Rahasia dibalik kesuksesan pulihnya 48 RW di Jakarta Utara
Sukses membuat wilayahnya pulih menjadi zona hijau penyebaran Covid-19, Dadang mebeberkan rahasianya.
Dadang mengungkap para warga telag melakukan beragam upaya agar lingkungan tempat tinggal mereka terbebas dari virus corona.
Diantaranya adalah melakukan penyemprotan disinfektan setiap dua hari sekali.
Tak hanya itu, Dadang selalu mengingatkan dan memberikan imbauan agar masyarakat patuh dengan protokol kesehatan untuk menghindari penularan dan penyebaran Covid-19.
“Awalnya begitu ada wabah ini, kami pengurus RW dan warga berinisiatif mengikuti imbauan pemerintah," ungkap Dadang.
Para warga juga saling bahu membahu membantu warga lain yang terpapar Covid-19.
Segala keperluan mereka yang melakukan isolasi mandiri akan dibantu warga sekitar dengan menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak sosial.
WHO sebut penyemprotan disinfektan di jalanan sia-sia
Langkah dibalik suksesnya 48 RW di Jakarta Utara terbebas dari Covid-19 satu diantaranya adalah penyemprotan disinfektan.
Tak hanya di Indonesia, cara tersebut juga diketahui dilakukan di India, Meksiko, Venezuela, Thailand, hingga Turki.
Namun, cara tersebut oleh WHO tidak dibenarkan dan dikatakan sia-sia.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale Fisher.
"Mungkin itu adalah citra masyarakat yang kita anggap serius, saya tidak tahu. Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak percaya orang-orang tertular virus dari permukaan tanah (jalanan -red)," kata Fisher, yang juga ahli penyakit menular, sebagaimana diunggah DW News di akun YouTube, Kamis (2/4/2020).
Fisher mengatakan, daripada menyemprot jalanan dengan disinfektan mengandung klorin, lebih baik menggalakkan kegiatan cuci tangan dengan sabun.
"Saya lebih melihat orang-orang mencuci tangan dan menjaga jarak, hal seperti itulah yang merupakan aksi tanggap masyarakat terhadap virus, bukan menyemprotkan klorin di mana-mana," sambung Fisher.
Fisher bahkan menyebut penyemprotan jalanan dengan disinfektan bisa berisiko merugikan kesehatan masyarakat.
Tak hanya itu kegiatan tersebut juga hanya membuang waktu, uang, serta menghamburkan sumber daya.
Fisher juga mengatakan penyemprotan disinfektan tidak memberikan banyak dampak terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
Pendapat serupa juga disampaika oleh Peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China, Zhang Liubo.
Zhang bahkan mewanti-wanti masyarakat supaya tidak sembatangan menyemprot disinfektan.
Terlebih cairan disinfektan bisa berbahaya bagi manusia apabila terlalu banyak mengenai tubuh.
"Permukaan di luar ruangan, seperti jalanan, tempat lapang, rerumputan, jangan sering-sering disemprot dengan disinfektan," tegas Zhang.
"Menyemprot disinfektan dalam area yang luas terus-menerus membuat polusi lingkungan yang seharusnya kita dihindari," lanjutnya.
Baca: Terungkap, Kasus Corona Pertama di Prancis Terjadi November, Menyebar Perlahan hingga Akhir Februari
Baca: Ilmuwan China Temukan Dua Antibodi yang Potensial untuk Pengobatan Covid-19
Baca: Pria Bali Korban Kecelakaan Positif Covid-19, Puluhan Orang yang Menolongnya Dikarantina
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakota.tribunnews.com dengan judul "Semprot Disinfektan Dua Hari Sekali 48 RW di Jakarta Hijau Kembali Masuk Zona Hijau"
dan di Gridheath dengan judul "Semprot Disinfektan Marak di Jalanan, Dinilai Sia-sia Oleh WHO"