Pandemi ini telah menularkan penyakit hingga 3.932.984 kasus di seluruh dunia per Jumat (8/5/2020).
Covid-19 telah mengakibatkan jumlah kematian sebanyak 271.029 orang.
Dilansir oleh Tribunnewswiki dari Worldometers, kasus virus corona menimpa negara Amerika Serikat dengan total kasus 1.292.879 pada Jumat (8/5/2020) sore.
Amerika serikat menuliskan sebanyak 76.942 orang harus kehilangan nyawa karena pandemi ini.
Banyak langkah-langkah pencegahan sudah diambil untuk membatasi kematian lebih lanjut dan ini telah memacu teori konspirasi.
Baca: Jerinx SID Siap Disuntik Virus Corona & Anggap Covid-19 Konspirasi, Buka Diskusi Bareng dr Tirta
Baca: Ramalannya terkait Wabah Virus Terbukti, Bill Gates Hadapi Tudingan Teori Konspirasi
Tagar #FilmYourHospital belum lama ini menjadi trending topic di Twitter.
Tagar ini menjadikan rumah sakit dan tenaga medis sebagai target.
Tagar ini buat bertujuan untuk menunjukkan bahwa rumah sakit sebenarnya kosong dan keparahan wabah virus corona telah dibesar-besarkan oleh media.
Hal tersebut menggiring orang-orang untuk merekam ruang tunggu dan tempat parkir rumah sakit guna membuktikan jika sebenarnya kosong.
Tidak perlu diklarifikasi, jelas konpirasi tersebut salah.
Jika beberapa rumah sakit terlihat kurang sibuk, kemungkinan sebab Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan lembaga medis lainnya telah menyarankan rumah sakit untuk menunda prosedur medis yang tidak mendesak.
Peneliti Kanada sudah menyelidiki bagaimana hashtag menyebar di media sosial.
Baca: Mengapa Para Ahli Teori Konspirasi Menuding Bill Gates sebagai Dalang dari Pandemi Virus Corona?
Hashtag ini juga mampu mengumpulkan lebih dari 100.000 tweet publik #FilmYourHospital dari 28 Maret, tepat setelah pusat pandemi pindah dari Eropa ke Amerika Serikat, dengan negara Amerika Utara menjadi pusat episentrum kasus terbanyak.
"Analisis kami menunjukkan bahwa sementara kampanye #FilmYourHospital di Twitter penuh dengan klaim COVID-19 yang menyesatkan dan palsu, sebagian besar akun aktif dan berpengaruh di baliknya tampaknya tidak terotomatisasi," tulis para peneliti dalam sebuah posting di The Conversation.
"Namun, kami menemukan tanda-tanda koordinasi ad hoc di antara tokoh-tokoh internet konservatif dan kelompok sayap kanan yang berusaha mengambil teori konspirasi tak berdasar dan mengubahnya menjadi senjata melawan musuh-musuh politik mereka."
Sedangkan sebagian besar konten berasal dari akun kecil,.
Tim menemukan jika hal ini disebarkan oleh beberapa politisi konservatif dan aktivis politik sayap kanan dengan puluhan ribu pengikut.
Sedangkan tanggapan administrasi Trump terhadap pandemi sedang dibahas secara online, beberapa akun pro-Trump mempromosikan konspirasi ini sebelum mendapat gelombang minat kedua dari akun-akun global.
Tim sudah membangun situs web yang disebut COVID-19 Misinformation Portal.
Ini memanfaatkan sumber daya yang sudah diperiksa dan terbukti sebagai klaim yang salah dan menyesatkan tentang virus dan pandemi.
Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul,"Teori Konspirasi Seputar Corona, RS Kosong, Media Jadi Kambing Hitam, Ada Kepentingan Politik?"