BMKG Prediksi Puncak Cuaca Panas di Jakarta, Surabaya dan Semarang, Suhu Terus Naik Sejak April

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi cuaca panas di Indonesia

TRIBUNNEWSWIKI.COM - BMKG memprediksi puncak suhu terpanas di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta terjadi pada September-Oktober 2020.

Akhir-akhir ini sejumlah wilayah di Indonesia merasakan panas yang berbeda.

Panas tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan yang memasuki pertengahan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai hal ini.

Kasubid Peringatan Dini Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra menyebut kondisi panas ini tidak dirasakan oleh seluruh wilayah Indonesia.

"Kalau melihat dari distribusinya sebetulnya tidak semua daerah di indonesia sedang dilanda kondisi udara yang relatif panas. Sumatera masih banyak hujan. hanya memang Jawa, Bali, Nusa Tenggara sedang dalam kondisi kering," ungkapnya kepada Tribunnews.com melalui WhatsApp, Jumat (8/5/2020).

Baca: BMKG Jelaskan Alasan Mengapa Cuaca Panas Terjadi Pada Pertengahan Ramadan ini

Baca: Cuaca Panas Disebut Tak Efektif untuk Cegah Penularan Virus Corona, Begini Penjelasan Ahli

Agie mengungkapkan suasana terik umumnya disebabkan oleh suhu udara yang tinggi dan disertai oleh kelembapan udara yang rendah.

"Terutama terjadi pada kondisi langit cerah dan kurangnya awan, sehingga pancaran sinar matahari langsung lebih banyak diteruskan ke permukaan bumi," ujarnya.

Berkurangnya tutupan awan terutama di wilayah Indonesia bagian selatan pada bulan-bulan ini disebabkan wilayah ini tengah berada pada masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.

"Sebagaimana diprediksikan BMKG sebelumnya, seiring dengan pergerakan semu matahari dari posisi di atas khatulistiwa menuju Belahan Bumi Utara," jelas Agie.

Ilustrasi cuaca panas (Tribunwow.com/unsplash.com)

Transisi musim ditandai mulai berhembusnya angin timuran dari Benua Australia (monsun Australia) terutama di wilayah bagian selatan Indonesia.

Angin monsun Australia ini bersifat kering kurang membawa uap air, sehingga menghambat pertumbuhan awan.

"Kombinasi antara kurangnya tutupan awan serta suhu udara yang tinggi dan cenderung berkurang kelembapannya inilah yang menyebabkan suasana terik yang dirasakan masyarakat," jelasnya.

Baca: BMKG - Prakiraan Cuaca Kamis 7 Mei 2020: Cerah di Ternate dan Surabaya, Bengkulu Waspada Hujan Petir

Agie juga memberi penjelasan, secara klimatologis bulan April hingga Juni memang tercatat sebagai bulan-bulan dimana suhu maksimum mengalami puncaknya di Jakarta, selain Oktober dan November.

"Pola tersebut mirip dengan pola suhu maksimum di Surabaya, sementara di Semarang dan Jogjakarta, pola suhu maksimum akan terus naik secara gradual pada bulan April dan mencapai puncaknya pada bulan September-Oktober," ungkapnya.

BMKG memberi catatan meskipun tingginya suhu maksimum hari-hari ini tidak dapat dikatakan dipicu secara langsung oleh perubahan iklim.

Penyebab Cuaca Panas (Pixabay)

"Namun dalam analisis perubahan iklim oleh Peneliti BMKG dengan menggunakan data yang panjang sejak tahun 1866," ujarnya.

Diketahui tren suhu maksimum di Jakarta telah meningkat signifikan sebesar 2,12 derajat celcius per 100 tahun, (Siswanto et al, 2016, International Journal of Climatology).

Demikian pula yang tercatat pada lebih dari 80 stasiun BMKG untuk pengamatan suhu udara di Indonesia dalam periode 30 tahun terakhir (Supari et al, 2017, International Journal of Climatology).

Baca: Benarkah Cuaca Panas dan Sinar Matahari di Indonesia Bisa Cegah Virus Corona? Ini Penjelasan WHO

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Al Farid)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penjelasan BMKG Soal Cuaca Panas yang Terjadi di Pertengahan Ramadan



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer