Keputusan ini mendapatkan tanggapan dari sang adik yang juga merupakan Ketua DPP PAN, Mumtaz Rais.
Dikutip dari Kompas.com, Mumtaz Rais menyayangkan sikap sang kakak dan menganggap Hanafi Rais tidak dewasa dalam berpolitik.
"Kami institusi PAN menghormati keputusan beliau yang mundur, karena tentu sudah dipikirkan dengan baik. Akan tetapi, sebagai rekan berpartai sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukan oleh Saudaraku Hanafi Rais," kata Mumtaz dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/5/2020).
Mumtaz mengatakan, sudah sewajarnya semua pihak termasuk Hanafi, arif dan bijaksana dalam menerima hasil Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Seperti diketahui, hasil Kongres V PAN memilih Zulkifli Hasan menjadi Ketua Umum PAN periode 2020-2025.
Baca: Amien Rais Akan Jewer Menteri jika 6 Bulan tanpa Kemajuan, Mahfud MD: Saya Mau Ketemu Biar Dijewer
"Zulkifli Hasan secara sah dan legitimate, bahkan dengan selisih suara yang sangat telak yakni selisih 106 suara. Itu adalah kemenangan yang mutlak!," ujarnya.
Mumtaz juga menyinggung peristiwa Pandean pada Februari 2020.
Ia mengaku, diusir dan dianiaya karena perbedaan pilihan politik di Kongres V PAN.
Menurut dia, terjadi perbedaan pilihan politik dalam Kongres V PAN antara dirinya dan saudara-saudaranya seperti Hanum Rais, Tasniem Rais, dan Hanafi Rais.
"Saya juga ingin menggarisbawahi, bahwa sikap 'baper politik' yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya Mumtaz Rais," ucapnya.
Mumtaz menduga, alasan Hanafi mundur dari PAN guna menyusun strategi untuk menghadapi Pilkada.
Sebab, Hanafi sudah memiliki pengalaman di legislatif maka ingin menjajal peruntungan ranah eksekutif.
"Sebagaimana yang kita ketahui Hanafi sudah menjadi anggota Legislatif, maka ada kemungkinan ingin menjajal peruntungannya di jalur Eksekutif dengan menjadi Kepala Daerah, supaya bisa melayani rakyat secara langsung," tuturnya.
Sementara soal keputusan Hanafi mundur dari anggota DPR dan kepengurusan PAN, Mumtaz menduga itu untuk fokus menjadi seorang akademisi.
"Kemungkinan Hanafi mundur ini disebabkan karena Hanafi ingin lebih berkhidmat dalam menjalani hari-hari sebagai akademisi, bisa lebih mendekatkan diri dengan biduk keluarganya.
Mengambil dan menyelesaikan program doktoral di luar negeri," pungkasnya.
Baca: 4 Kontroversi Dewi Tanjung, Politisi PDI Perjuangan yang Laporkan Amien Rais hingga Novel Baswedan
Diberitakan sebelumnya, Surat pengunduran diri Hanafi Rais tertanggal 5 Mei 2020.
"Bersama surat ini, saya menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan DPP PAN 2020-2025, dari Ketua Fraksi PAN DPR RI, dan dari anggota DPR RI Fraksi PAN 2019-2024," tulis Hanafi dalam surat yang ia tanda tangani tersebut.
Hanafi membeberkan alasan pengunduran dirinya itu berkaitan kejadian yang terjadi pada Kongres PAN beberapa waktu lalu.
Hanafi mengatakan, pasca-Kongres PAN pada Februari lalu, ia berharap partainya dapat menegakkan prinsip keadilan untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan antarkader.
Namun, ia menilai, Kongres V PAN justru sarat akan kekerasan dan mencoreng wajah partai.
Di sisi lain, Hanafi berpendapat, saat ini PAN cenderung bersikap konformitas terhadap kebijakan pemerintah.
Padahal, menurutnya, banyak kader dan simpatisan ingin PAN menjadi antitesis dari pemegang kekuasaan.
"Kecenderungan melakukan konformitas terhadap kekuasaan sekalipun didahului dengan kritik-kritik, bukan sikap yang adil di saat banyak kader dan simpatisan menaruh harapan PAN menjadi antitesis dari pemegang kekuasaan," tutur dia.
Baca: Partai Amanat Nasional (PAN)
Baca: Amien Rais Tahan Diri Kritik Kabinet Indonesia Maju, Sebut Tak Restui Prabowo Jadi Menteri Jokowi
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengaku belum menerima surat pengunduran diri Hanafi tersebut.
"Saya belum mendengarnya dan belum juga menerima surat yang telah beredar di teman-teman media," kata Eddy ketika dikonfirmasi, Selasa (5/5/2020).
Namun, Eddy mengatakan, PAN menghormati sikap dan keputusan setiap kader dalam membaktikan diri kepada partai, masyarakat, dan struktur partai.
"Kami percaya bahwa setiap insan politik dapat berbakti dan berkontribusi secara aktif kepada masyarakat sesuai dengan cara yang dianggap terbaik bagi dirinya masing-masing," ujarnya.
Secara terpisah, Ketua DPW PAN Sulawesi Barat Asri Anas membenarkan surat pengunduran diri putra politisi senior Amien Rais itu.
"Benar, saya sendiri sudah konfirmasi dan komunikasi dengan Hanafi," kata Anas.
Anas mengatakan, Hanafi berharap Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan melakukan rekonsiliasi dengan kader yang terpecah akibat kongres.
Namun, langkah tersebut belum dilakukan Zulkifli.
"Hanafi berharap ada rekonsiliasi kongres, tetapi Pak Zul tak bisa diharapkan membangun rekonsiliasi, apalagi PAN ini harus di luar kekuasaan," ujar Anas.
"Kelihatannya Pak Zul ini sangat ngotot partai ini diarahkan masuk kekuasaan, ini menurut saya, Hanafi agak bergejolak ya," ujar dia.
Lebih lanjut, Anas meyakini bahwa DPP PAN sudah menerima surat pengunduran diri Hanafi.
Baca: Susi Pudjiastuti Geram, Tanggapi Video soal Jenazah ABK Indonesia yang Dibuang dari Kapal China
Baca: Sempat Tegas Minta Kurva Turun Bulan Mei, Jokowi Kini Minta Masyarakat Berdamai dengan Covid-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mumtaz Rais Sindir Sang Kakak, Hanafi Rais, Tak Dewasa Berpolitik " dan "Hanafi Rais Mundur dari Kepengurusan PAN dan Keanggotaan DPR"