Seperti diketahui, beberapa negara beberapa seperti Cina, Italia, Perancis hingga Filipina melakukan lockdown.
Sebagian negara menerapkan physical distancing, meliburkan sekolah, pusat-pusat pendidikan dan lain sebagainya.
Baca: Positif Covid-19 saat Rapid Test, Satu Keluarga Tolak Dibawa ke RS: Kami Sehat, Mati Takdir Tuhan
Baca: Warga Tutup Akses Jalan ke Rumah Dokter Positif Covid-19 di Sulawesi Barat, Camat Turun Tangan
Beberapa negara juga melakukan tes massal untuk mendeteksi virus corona atau Covid-19.
Kebijakan yang dirancang tentu berdasar kondisi negara tersebut.
Maka, apabila masyarakat melanggar, pemerintah pun menerapkan sanksi tegas.
Sanksi tersebut dapat berupa denda hingga karantina di tempat seram.
Salah satu kebijakan unik dilakukan oleh salah satu kota di Swedia untuk menekan penyebaran Covid-19.
Melansir The Guardian, sebuah kota di Swedia selatan menggunakan sumber tradisional untuk mencoba mencegah penyebaran virus corona.
Baca: Twindy Rarasati Sembuh dari Covid-19, Begini Perjalanannya Setelah Dinyatakan Positif Corona
Baca: Bos Amazon Jeff Bezos Minta Para Pemegang Saham Bertahan di Tengah Krisis Covid-19
Sumber tradisional yang dimaksud adalah kotoran ayam.
Bagaimana cara kerjanya?
Kotoran ayam sebanyak satu ton dibuang dan disebar oleh pihak kota Lund, Swedia di taman pusat kota tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Mengapa? karena di taman tersebut biasanya penduduk berkumpul untuk merayakan perayaan tradisional untuk menandai Malam Walpurgis.
Malam Walpurgis atau Saint Walpurga’s Eve adalah hari perayaan Kristen Saint Walpurga, seorang biarawan aba ke-8 di Francia.
Perayaan tersebut biasanya dilaksanakan pada malam 30 April dan hari 1 Mei.
Baca: Pemerintah Rilis Aplikasi Pelacak Covid-19 PeduliLindungi yang Bisa Deteksi Penyebaran Virus Corona
Baca: Total Kasus Capai 3.344.435, Berikut Update Terbaru Covid-19 di Seluruh Dunia 2 Mei 2020
“Lund bisa menjadi pusat penyebaran virus corona pada malam terakhir bulan April."
"(Jadi) saya pikir ini inisiatif yang baik,” kata Ketua Komite Lingkungan Dewan Lokal, Gustav Lundblad, dikutip dari The Guardian.
Lebih lanjut, kata Lundblad, kebijakan ini cukup menguntungkan karena pada saat yang bersamaan pihaknya bisa menyuburkan rumput taman.
“Dengan cara ini kami mendapat kesempatan untuk menyuburkan rumput meskipun dalam saat yang bersamaan akan menimbulkan bau busuk,” tuturnya.
Hal ini, menurut Lundblad, mungkin tidak akan menyenangkan bagi banyak orang.
Namun, efektif untuk membuat orang-orang tidak berkumpul sehingga penyebaran Covid-19 bisa ditekan.
Baca: Kabar Inggris: Uji Rapid Test Massal Covid-19 Siap Dilakukan di Wilayah Jersey, Britania Raya
Baca: Total Kasus Capai 3.344.435, Berikut Update Terbaru Covid-19 di Seluruh Dunia 2 Mei 2020
“Hal ini tidak akan menyenangkan untuk duduk dan minum bir di taman.”
“Saya bukan ahli pupuk, tetapi seperti yang saya pahami, jelas baunya juga akan tercium hingga ke luar taman,” kata Lundblad.
“Lagipula ini adalah kotoran ayam. Saya tidak dapat menjamin bahwa seluruh kota tidak akan mencium baunya, tapi intinya adalah mengusir orang dari taman kota,” lanjutnya.
Biasanya, acara Malam Walpurgis dirayakan oleh masyarakat kota Lund dengan piknik, pesta, dan api unggun di seluruh negeri.
Acara perayaan ini kemudian secara teratur menarik ribuan siswa.
"Ini adalah taman di mana biasanya 30.000 orang berkumpul, tetapi dengan Covid-19, hal ini sekarang tidak terpikirkan," kata Wali Kota Lund, Philip Sandberg.
"Kami tidak ingin Lund menjadi pusat penyebaran penyakit," tambahnya.
Baca: 53 Tenaga Kesehatan RSUP Dr. Sardjito yang Sempat Diisolasi Dipastikan Negatif Covid-19
Baca: Tak Ada Kepastian Akhir Pandemi Covid-19, Presiden UFC Siapkan Opsi Gelar Kompetisi di Pulau Khusus
Swedia sendiri telah mengambil kebijakan yang sedikit lebih lunak daripada negara lain untuk mencegah Covid-19.
Alih-alih mengunci negara dengan ketat dengan lockdown, Swedia lebih memilih tanggung jawab pribadi daripada melakukan kekerasan.
Swedia lebih memilih untuk meminta orang-orang menjaga jarak sosial.
Sejalan dengan kebijakan ini, pihak berwenang telah meminta orang-orang menghindari berkumpul untuk Malam Walpurgis tahun ini.
Namun, pemerintah tidak melarang untuk melakukan perayaan.
Pihak berwenang takut anak muda, terutama siswa, masih ingin menikmati piknik dan minum di taman.
"Sebagian besar siswa di Lund dan bagian lain Swedia menghargai saran, meskipun bahkan sejumlah kecil orang yang pergi ke taman dapat menjadi risiko besar," kata Sandberg.