Sepi Pengunjung Karena Pandemi Corona, Kebun Binatang Bandung Akan Potong Rusa untuk Makan Harimau

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seekor harimau sumatera berendam di kolam di kandangnya di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo), Sabtu, 27 Februari 2016. Sejak penutupan, Medan Zoo kini menggalang koin donasi untuk kebutuhan makanan satwa.(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dampak pandemi corona mulai terasa di berbagai sektor, salah satunya adalah kebun binatang.

Beberapa kebun binatang mendapat dampak yang cukup signifikan lantaran sepinya pengunjung karena pandemi Covid-19.

Hal itu menyebabkan, pemasukan untuk biaya operasional kebun binatang berkurang.

Bahkan, menyebabkan beberapa kebun binatang tidak mampu lagi menyuplai ketersediaan pangan untuk para satwanya.

Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) melakukan survey terhadap 60 anggota internalnya dengan hasil mayoritas kebun binatang hanya mampu menyediakan cadangan pangan bagi satwa-satwanya selama satu bulan.

Kemudian, hanya sekitar 5,26 persen anggota PKBSI yang bisa menyediakan pangan selama satu hingga tiga bulan.

Sisanya, tidak bisa bertahan lebih dari tiga bulan.

Kesulitan mencari pemasukan karena sepinya pengunjung di tengah pandemi seperti ini membuat banyak kebun binatang harus merelakan satwanya mati.

Baca: Insiden Penembakan di East London, Inggris, Seorang Bocah 11 Tahun dan Pria 40 Tahun Terluka

Baca: Erwin Prasetya Meninggal, Ini Kenangan eks Bassist Dewa 19 di Mata Ahmad Dhani dan Ari Lasso

Baca: Ramadan di Tengah Corona, Proyek Pengadaan Sarung Jadi Pertanyaan, Bupati Tasikmalaya: Saya Tak Tahu

Salah satunya adalah Bandung Zoological Garden atau Kebun Binatang Bandung yang kini sudah tidak lagi dikunjungi oleh warga.

Dampaknya sangat terasa bagi mereka karena tidak adanya pemasukan yang menjadikan hewan-hewan di sana harus dikurangi jatah makannya.

Humas Kebun Binatang Bandung Sulhan Syafi'i mengatakan jika kebun binatang itu hanya bisa bertahan kurang lebih 4 bulan tanpa adanya pengunjung dan pemasukan.

Kemudian, jika tidak ada bantuan yang masuk, terlebih bantuan dari pemerintah, pihaknya terpaksa harus memotong rusa untuk diberikan kepada macan tutul.

"Kalau pemerintah tak membantu dalam masa empat bulan itu, kita terpaksa mengambil skenario terburuk dengan memotong rusa untuk pakan macan tutul, harimau Sumatera," kata Sulhan, seperti dikutip Kompas TV.

Menurutnya, langkah itu terpaksa harus diambil jika situasi sulit ini berlangsung lama.

"Itu (satwa dililindungi) ikon Indonesia yang harus diselamatkan. Jadi kita terpaksa mengorbankan sebagian untuk sebagian yang lebih penting, itu skenario terburuk yang akan kita ambil," kata dia.

Selain Kebun Binatang Bandung, Medan Zoo juga merasakan dampak dari sepinya pengunjung di tengah pandemi corona saat ini.

Diketahui Medan Zoo sudah ditutup sejak 23 Maret lalu untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Hasilnya, kebun binatang di Simalingkar, Deli Serdang itu kini sama sekali tidak memiliki pemasukan.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Medan Putrama mengatakan, kebutuhan untuk pakan 200 koleksi satwa dan operasional tak sedikit jumlahnya.

Meski ia telah menegaskan belum ada satwa yang kelaparan, namun untuk memenuhi kebutuhan pakan, pengelola harus berutang.
Pengelola juga terpaksa merumahkan karyawan-karyawannya demi memangkas pengeluaran.

"Kondisi satwa baik, ada dua dokter hewan dan pegawai aktif masih ditugaskan, selebihnya dirumahkan," kata dia.

Untuk memenuhi kebutuhan operasional, ia mengaku telah mengumpulkan donasi dan menerima bantuan CSR.

Baca: Seekor Harimau di Kebun Binatang di New York Positif Terkena Virus Corona

Baca: Jabar Tak Ada Tambahan Kasus Positif Covid-19 pada Jumat Lalu, Ridwan Kamil: yang Dibangun Superteam

Baca: Update Corona di Indonesia 1 Mei 2020 : Pasien Positif Covid-19 Tembus 10.551 Kasus

Taman Satwa Cikembulan

Yang lebih memprihatinkan, Taman Satwa Cikembulan, Kecamatan Garut mengatakan jika mereka kesulitan dalam mensuplai makanan untuk para 435 ekor satwa mereka.

Sebab, sejak awal Maret 2020, pihak manajemen menutup kunjungan wisatawan dan tak ada lagi pemasukan.

Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin memaparkan mereka dihadapkan pada biaya pakan yang tinggi.

"Biaya pakan macan tutul saja sebulan bisa sampai Rp 20 juta. Karena makanannya berupa daging, dalam kondisi seperti ini tabungan yang ada harus dikeluarkan," kata Rudy.

Ia memprediksi tabungan itu hanya bisa mencukupi hingga Juni 2020.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Dewantoro, Ari Maulana Karang)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mati Surinya Sejumlah Kebun Binatang di Tengah Pandemi, Ada yang Hendak Korbankan Rusa untuk Pakan Harimau"



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer