Intelijen Katakan Tidak, Presiden AS Donald Trump Masih Percaya Virus Corona Buatan China

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih menyalahkan China atas bencana pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Donald Trump menyebut virus itu adalah buatan China.

Padahal, pihak intelijen Amerika Serikat sendiri sudah menjelaskan bagaimana penyebaran virus itu bisa terjadi.

"Tidak buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik," kata pihak Intelijen AS, diberitakan BBC.com, Jumat (1/5/2020).

China sendiri telah membantah spekulasi virus corona berasal dari lab.

Mereka mengkritik kembali tanggapan AS terhadap Covid-19 itu.

Trump Masih Percaya jika Covid-19 adalah Buatan China

Ilustrasi Tes Virus Corona (pixabay.com)

Baca: Bantah Tuduhan Pelecehan Seksual yang Terjadi 27 Tahun Lalu, Joe Biden: Itu Tidak Pernah Terjadi

Baca: Donald Trump Setuju Permintaan Jokowi Kirim Ventilator ke Tanah Air, Banyak Masyarakat AS Protes

"Sudahkah Anda melihat sesuatu pada titik ini yang memberi Anda tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa Institut Virologi Wuhan adalah asal dari virus ini?" kata seorang reporter kepada Trump di Gedung Putih, Kamis (30/4/2020) waktu setempat.

"Ya, sudah. ​​Ya, sudah," kata presiden.

"Dan saya pikir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus malu pada diri mereka sendiri karena mereka seperti agen hubungan masyarakat untuk China," jawab Trump.

Ketika dimintai klarifikasi atas komentarnya, Trump menjawab, "saya tidak bisa memberi tahu Anda itu. Saya tidak diizinkan untuk memberi tahu Anda itu."

"Apakah mereka (Cina) membuat kesalahan, atau apakah itu dimulai sebagai kesalahan dan kemudian mereka membuat yang lain, atau apakah seseorang melakukan sesuatu dengan sengaja?"

Trump tidak menampik kemungkinan jika dirina tak tahu pasti bagaimana virus itu bisa menyebar ke seluruh China.

Namun, dirinya tetap menyudutkan China atas penyebaran virus ini ke seluruh dunia.

"Aku tidak mengerti bagaimana lalu lintas, bagaimana orang tidak diizinkan masuk ke seluruh Cina, tetapi mereka diizinkan ke seluruh dunia. Itu buruk, itu pertanyaan sulit bagi mereka untuk dijawab."

Apa yang Dikatakan Intelijen?

ILUSTRASI Laboratorium - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19 (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Baca: Korea Utara Masih Bungkam, Donald Trump Bantah Isu Kim Jong Un Sakit Parah: Berita Palsu

Baca: China Jadi Negara Paling Awal Terkena Virus Corona, Donald Trump Sebut Harus Ada Konsekuensinya

Berdasarkan sumber yang tak menyebutkan nama kepada BBC, pihak intelijen juga dilibatkan untuk mengawasi keterkaitan China dan WHO dalam kasus pandemi virus corona.

Dalam sebuah pernyataan, mereka menyatakan setuju dengan konsensus ilmiah yang dipahami sekarang ini, bahwa Covid-19 bukanlah dari laboratorium.

"(Intelijen) akan terus memeriksa dengan teliti informasi dan intelijen yang muncul untuk menentukan apakah wabah itu dimulai melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau apakah itu adalah hasil dari kecelakaan di laboratorium di Wuhan."

Mengenal Institut Virologi Wuhan, yang Disebut sebagai Sumber Virus

Institut Virologi Wuhan, yang didirikan pada 1950-an, menampung laboratorium dengan keamanan tingkat 4 pertama di China.

Laboratorium semacam itu menangani patogen paling berbahaya yang hanya ada sedikit vaksin, dan salah satu area yang dipelajari oleh fasilitas Wuhan adalah coronavirus dari kelelawar.

Dirancang dan dibangun dengan bantuan Prancis dengan biaya $ 44 juta (£ 35 juta), laboratorium dibuka pada tahun 2015.

Banyak stafnya dilatih di fasilitas serupa di kota Lyon, Prancis, berdasar laporan jurnal Nature.

Capaian ini menjadi prestisius bagi China, bisa memiliki laboratorium Biosafety Level 4 dengan tautan ke laboratorium serupa di seluruh dunia.

Trump: China Harus Terima Konsekuensi

Donald Trump dan Xie Jinping (Wikimedia Commons)

Baca: Kim Jong Un Uji Coba Rudal, Trump Ungkap Dapat Surat Manis dari Korut: Hubungan Kami Baik-baik Saja

Baca: Begini Reaksi Donald Trump Tanggapi Dugaan Asal Muasal Virus Corona dari Laboratorium Wuhan China

Donald Trump mengatakan China harus menerima 'konsekuensi' jika menyadarai tanggung jawabnya untuk urusan pandemi Covid-19, seperti diberitakan South China Morning Post.

"Jika itu adalah kesalahan, kesalahan adalah kesalahan," kata Trump.

"Tetapi jika mereka secara sadar bertanggung jawab, ya, maksud saya, maka pasti akan ada konsekuensinya," katanya kepada wartawan pada jumpa pers di Gedung Putih.

Dia tidak merinci tindakan apa yang akan diambil AS.

Trump sendiri memang selalu menimpakan kesalahan soal Covid-19 pada Demokrat, media berita, gubernur negara bagian AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan semua yang tidak menghargai apa yang ia gambarkan sebagai penampilannya yang "luar biasa".

Seringkali Trump memusatkan sebagian besar kemarahannya kepada China, menyinggung kebijakan mata uangnya, ekonominya yang "lemah", statistiknya yang "dipertanyakan" tentang Covid-19, dan responsnya yang "lambat" terhadap virus.

Trump juga menyalahkan China atas kurangnya transparansi dan tanggapan yang lambat terhadap pandemi.

Meski di sisi yang lain pemerintahannya tengah menghadapi kritik yang sama.

"Itu bisa dihentikan di Tiongkok, bisa dihentikan sebelum dimulai, dan tidak, dan seluruh dunia menderita karenanya," katanya.

Hentikan Dana untuk WHO

Trump mengatakan WHO telah gagal menjalankan tugas dasarnya dalam merespon wabah virus corona yang melanda dunia, seperti diberitakan BBC, Rabu (15/4/2020).

Dia menuduh badan kesehatan PBB itu salah mengelola pandemi.

Bahkan orang nomor satu di AS itu juga menyebut WHO memiliki peran dalam menutupi penyebaran virus setelah muncul di China.

Karenanya, menurut Trump, WHO harus bertanggung jawab.

"Saya mengarahkan pemerintahan saya untuk menghentikan pendanaan, sementara sebuah tinjauan dilakukan untuk menilai peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah urus dan menutupi penyebaran virus korona," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

"WHO gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab," tambahnya.

Padahal, Amerika Serikat adalah penyandang dana tunggal terbesar untuk WHO.

Tak tanggung-tanggung, pemerintah AS menganggarkan 400 juta USD (316 juta Euro) untuk WHO di tahun lalu.

"Dengan pecahnya pandemi Covid-19, kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kemurahan hati Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin," kata presiden.

Trump menuduh WHO tak bisa menilai virus ini dengan baik ketika pertama kali muncul di Wuhan.

"Seandainya WHO melakukan tugasnya untuk membawa para ahli medis ke China untuk menilai secara objektif situasi di lapangan dan untuk menyebut kurangnya transparansi China, wabah itu bisa saja tertahan di sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit," katanya kepada wartawan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer