Angka Kesembuhan Tertinggi Ketiga di Dunia, Senegal Produksi Tes Kit Virus Corona Seharga Rp 15 Ribu

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rapid tes covid-19 (Kompas.com)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tak mau kalah dengan Korea Selatan dan Vietnam, salah satu negara di benua Afrika, Senegal berhasil memproduksi alat tes Covid-19.

Negara yang berada di Afrika bagian barat itu tengah menjadi perbincangan setelah dikabarkan berhasil memproduksi alat tes pendeteksi Virus Corona seharga 1 dolar Amerika atau Rp 15 .000.

Kabar gembira ini ikut disebarluaskan oleh akun Twitter @AfricaFactsZone, dan menjadi viral.

"Senegal developed one of the world's most affordable Coronavirus testing kits, which costs $1 each, $60 3D printed ventilators." tulis @AfricaFactsZone.

(Senegal mengembangkan salah satu test kit Virus Corona paling murah seharga 1 dolar Amerika, dan ventilator hasil cetak 3D seharga 60 dolar Amerika)

"Senegal has one of the highest Coronavirus recovery rates in the world. 283 of its 671 Coronavirus patients have recovered." sambung @AfricaFactsZone.

(Senegal merupakan salah satu negara dengan tingkat kesembuhan dari Virus Corona tertinggi di dunia. Sebanyak 238 dari 671 pasien Covid-19 berhasil sembuh)

Dikutip dari standardmedia.com, alat tes buatan Senegal ini juga diklaim mampu bekerja dengan cepat dengan waktu yang tidak lebih dari 10 menit.

Para peneliti telah memulai validasi pengujian diagnostik agar alat tes ini dapat digunakan dengan mudah di rumah.

Pembuatan massal alat uji Covid-19 ini akan dimulai di Inggris dan Senegal.

Menurut salah satu peneliti di balik inovasi ini, Dr Amadou Sall, alat tes ini akan didistribusikan di seluruh Afrika.

"Rencananya alat tes ini akan diproduksi sebanyak 2 hingga 4 juta kit, dan tidak hanya untuk kita (Senegal) tapi untuk negara-negara Afrika," kata Dr Amadou.

Baca: Inilah 10 Negara dengan Kasus Virus Corona Terbanyak di Dunia, China Justru Tak Masuk Daftar

Tak hanya itu, negara berbahasa Perancis ini juga memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator dengan mesin cetak 3D.

Ventilator ini juga dibanderol dengan harga yang relatif murah, yakni 60 dolar Amerika atau setara Rp 900 ribu.

Harga tersebut sangat jauh lebih rendah dibanding harga pasaran sekitar 16 ribu dolar Amerika.

Pembuatan ventilator ini karena kurangnya ventilator yang jumlahnya kurang dari 50 buah.

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Inovasi hebat yang dilakukan Senegal tersebut dikaitkan dengan pengalaman mereka menangani Ebola dan Aids beberapa waktu lalu.

Senegal menjadi slaah satu negara yang mampu menangani wabah Virus Corona dengan baik.

Hingga hari ini, Senegal melaporkan lebih adrai 880 kasus positif dengan angka kematian 9 kasus.

WHO menyebutkan, Senegal merupakan negara di Afrika dengan laju kesembuhan tertinggi, dan merupakan peringkat ketiga tertinggi di dunia.

Inggris kucurkan dana Rp 855 triliun

Dikutip adri CNN, Laboratorium Mologic yang berbasis di Inggris bekerjasama dengan para ilmuwan di Senegal untuk membuat tes diagnostik untuk virus Corona yang dapat menghasilkan hasil tes dalam waktu 10 menit.

Alat ini merupakan tes kit diagnostik pertama yang dikembangkan di Inggris untuk diproduksi bersama di Afrika.

Laboratorium Mologic sedang bekerjasama dengan Institut Pasteur di Dakar dan lima organisasi penelitian internasional lainnya untuk otentikasi tes kit akan diproduksi oleh DiaTropix, fasilitas manufaktur juga di negara Afrika Barat.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi lab pekan lalu dan mengumumkan dana 46 juta poundsterling atau setara Rp 855 triliun bagi para ahli Inggris untuk menemukan vaksin dan mengembangkan alat tes untuk memerangi pandemi coronavirus dan mencegah berjangkitnya virus di masa depan.

Boris Johnson (newsthump.com)

Laboratorium Mologic mengatakan, telah menerima £ 1 juta (sekitar Rp 18,5 triliun) dari dana tersebut untuk membuat alat tes cepat yang bekerja tanpa listrik dan tidak memerlukan analisis laboratorium untuk memberikan hasil untuk virus corona.

Alat ini membuka jalan bagi petugas kesehatan untuk mendeteksi kasus dan tempatkan orang di bawah karantina dengan cepat.

Direktur Medis Mologic Joe Fitchett mengatakan alat diagnostik ini nantinya dapat digunakan di rumah dan di daerah dengan sumber daya rendah.

"Deteksi rapid untuk virus ini penting untuk menghentikan penyebarannya - kami senang bahwa pemerintah Inggris telah mengakui hal ini, mendukung Mologic dan mitra kami untuk mencegah wabah lebih luas secara internasional," kata Fitchett dalam pernyataan itu.

Baca: Intelijen Katakan Tidak, Presiden AS Donald Trump Masih Percaya Virus Corona Buatan China

Pemerintah Inggris dalam pernyataan terpisah yang mengumumkan dana tersebut mengatakan, rapid test akan bermanfaat di negara-negara berpenghasilan rendah di mana pengujian akurat untuk virus Corona terhambat.

Pernyataan itu menambahkan bahwa banyak orang di negara-negara ini dibiarkan tak terkendali, situasi yang katanya dapat meningkatkan penyebaran virus lokal dan internasional.

"Rapid test akan menjadi kunci untuk menangani wabah ini, tetapi pada akhirnya vaksin akan memberikan perlindungan jangka panjang yang kita butuhkan," kata Patrick Vallance, kepala ilmuwan ilmiah Pemerintah Inggris.

(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)



Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer