Mereka harus diisolasi karena ada keluarga pasien positif covid-19 yang tidak jujur.
Para tenaga kesehatan ini terdiri dari dari dokter, perawat, pramuhusada dan cleaning service di RSUP Dr. Sardjito.
Dilansir dari Kompas.com, kepastian ini menyusul setelah hasil swab 12 orang lainnya negatif.
"Malam ini jam 19.00 hasil 12 petugas lainnya menyusul negatif semua," ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan dalam keterangan tertulis, Kamis (30/04/2020).
Sebelumnya pada Kamis (30/04/2020) siang hasil swab untuk 41 orang telah keluar.
Hasilnya 41 orang tersebut negatif Covid-19.
Baca: Kasus Positif Corona Rapid Test di Pabrik Sampoerna, Risma: Berawal dari PDP yang Tidak Jujur
Baca: AS Klaim Punya Bukti Sumber Virus Corona di Laboratorium Wuhan, Tuding WHO Antek China
Sehingga dengan keluarnya hasil 12 orang tersisa, maka sebanyak 53 orang yang terdiri dari dokter, perawat, pramu husada dan cleaning service di RSUP Dr Sardjito dipastikan negatif Covid-19.
"Tidak ada nakes yang terinfeksi Covid-19," ucapnya.
Menurutnya, hasil ini menunjukan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan sesuai standar.
Para tenaga medis juga menjalani protokol penanganan dengan benar.
"Alhamdulillah, APD yang dipakai teman teman kami sesuai standar dan mengikuti protokol dengan benar dalam penanganan pasien," dia menegaskan.
Baca: Viral Surat Takmir Masjid Banyumas Akan Robohkan Masjid yang Tak Dipakai Selama Corona, Bupati Kaget
Mengenai pasien yang tidak jujur ini, Banu menceritakan bahwa awalnya ada pasien dengan penyakit kanker yang dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
"Sebelum masuk, pasien ini kita rapid test dulu. Hasil rapid test pertama nonreaktif," bebernya.
Karena hasilnya non reaktif, pasien ini dilakukan perawatan sebagai pasien non-orang dalam pemantauan (ODP) ataupun non-pasien dalam pengawasan (PDP).
Saat berada di rumah sakit, pasien ini ditunggu oleh suaminya. Namun, beberapa hari, mendadak suaminya tidak terlihat menunggu di rumah sakit.
"Perawat kemudian bertanya kepada anaknya yang menunggu. Bapakmu di mana? Biasanya bapakmu yang menunggu," tuturnya.
Dijawab bahwa bapaknya dirawat di RSUD Sleman. Dari hasil rapid test dan swab, bapaknya dinyatakan positif Covid-19.
Mendapat informasi tersebut, RSUP Dr Sardjito lantas melakukan rapid test kedua terhadap pasien tersebut. Hasil rapid test ternyata reaktif.
Kasus positif covid-19 hasil rapid test di pabrik Sampoerna berawal dari PDP yang tidak jujur.
Saat ini sudah dua karyawan PT HM Sampoerna Tbk yang meninggal terinfeksi virus corona.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini turut buka suara terkait hal ini.
Risma mengatakan bahwa kasus Covid-19 di pabrik Sampoerna berawal dari PDP yang tidak jujur.
Dilansir dari Kompas.com, dua pasien PDP tersebut yang kini berstatus positif Covid-19 dan telah meninggal, kata Risma, semestinya harus menjalani karantina.
Namun, dua pasien itu memutuskan tetap bekerja.
Baca: Fakta Kasus Positif Covid-19 Sampoerna: 100 Orang Reaktif Rapid Test, Sumber Penularan Tak Diketahui
Baca: 2 Karyawan Positif Virus Corona, Pabrik Sampoerna Disterilisasi, Rokok Dikarantina sebelum Diedarkan
"Sebetulnya dia (pasien) saat itu (status) sudah PDP. Tapi, dia kerja, jadinya nulari (menularkan). Tapi, mudah-mudahan enggaklah," kata Risma pada Kamis (30/4/2020) dikutip dari Kompas.com.
"Jadi, yang di awal itu, waktu itu kan puskesmas nangani sendiri, jadi pengawasannya kurang. Sehingga, dia tetap kerja, sebetulnya dia (pasien Civid-19 meninggal) sudah PDP saat itu," ujar dia.
Risma menyampaikan bahwa saat ini Pemkot Surabaya tengah melakukan tracing atas temuan kasus positif Covid-19 di pabrik rokok tersebut.
Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan rapid test dan tes swab terhadap ratusan karyawan pabrik Sampoerna secara bertahap.
Hal itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Sebanyak 323 karyawan yang telah menjalani rapid test juga sudah diisolasi dan ditempatkan di salah satu hotel di Surabaya.
"Makanya mereka (karyawan Sampoerna) dimasukkan hotel (menjalani karantina) dan semua biaya ditanggung Sampoerna," kata Risma.
Sebelumnya diberitakan, salah satu kompleks Pabrik PT HM Sampoerna Tbk di kawasan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, ditutup setelah ditemukan dua orang karyawan pabrik rokok itu meninggal terinfeksi virus corona baru atau Covid-19.
Setidaknya terdapat 500 karyawan yang diliburkan karena berpotensi tertular virus corona.
Baca: 100 Pegawai Pabrik Sampoerna Surabaya Positif Rapid Test Corona, 500 Karyawan Lainnya Diliburkan
Ketua Tim Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, telah berkoordinasi dengan pimpinan PT HM Sampoerna terkait masalah tersebut.
Joni menyebutkan, Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim telah menindaklanjuti temuan itu dan sudah menetapkan sembilan orang karyawan di kompleks pabrik itu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
Tenaga medis juga menindaklanjuti dengan mengambil sampel swab terhadap 163 orang karyawan lainnya.
Mereka diperiksa menggunakan metode tes polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium, sambil menunggu hasil swab yang diperkirakan keluar dalam satu atau dua hari ke depan.
Selain itu, 323 karyawan di pabrik rokok itu telah menjalani rapid test.
Hasilnya, 100 orang di antaranya reaktif.
Sampai saat ini, Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 belum mengetahui dari mana riwayat transmisi atau penularan dua karyawan pabrik rokok Sampoerna yang meninggal karena tertular virus corona itu.
Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim tengah melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mendalami temuan tersebut sebagai upaya memutus rantai penularan virus corona.
Dengan adanya kasus tersebut, Surabaya masih menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Setelah klaster pasar dan asrama haji, pabrik rokok Sampoerna di kawasan Rungkut, Surabaya, ini berpotensi menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Berikut ini hasil penelusuran sementara yang dilakukan Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim terhadap karyawan PT HM Sampoerna Tbk, Surabaya:
- 2 orang meninggal positif Covid-19 - 9 orang berstatus PDP dan dirawat di rumah sakit
- 163 orang sudah menjalani tes swab PCR (menunggu hasil PCR)
- 100 orang dari 323 karyawan dinyatakan reaktif Covid-19 setelah menjalani tes cepat Covid-19 atau rapid test
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Risma: Kasus Covid-19 di Pabrik Sampoerna Berawal dari Pasien Tak Jujur, Berstatus PDP tapi Bekerja
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "53 Tenaga Medis RSUP Dr Sardjito Korban Keluarga Pasien Tak Jujur Dipastikan Negatif Corona" dan "Risma: Kasus Covid-19 di Pabrik Sampoerna Berawal dari Pasien Tak Jujur, Berstatus PDP tapi Bekerja"