Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gangguan pembekuan darah adalah terjadinya gangguan dalam proses koagulasi alias pembekuan darah.
Normalnya, darah akan mulai membeku setelah terjadinya cedera untuk mencegah kamu mengalami kehilangan darah dalam jumlah besar.
Beberapa kondisi tertentu dapat memengaruhi kemampuan darah untuk membeku dan menggumpal dengan baik, sehingga bisa mengakibatkan perdarahan berat atau berlangsung lama.
Faktor yang memengaruhi terjadi pemberkuan darah yaitu jika seseorang berada dalam posisi tubuh yang sama selama berjam-jam.
Atau saat seseorang duduk dalam waktu yang sangat lama, hal itu juga bisa menyebabkan perlambatan aliran darah yang meningkatkan risiko gangguan pembekuan darah.
Pada orang dengan gangguan pembekuan darah, proses pembekuan darah bisa muncul karena tidak terbentuknya atau sedikitnya jumlah faktor sel-sel pembeku darah. (1)
Baca: Anemia
Baca: Hipersomnia
Baca: Limfoma
Penyebab dan Gejala
Gangguan pembekuan darah terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup platelet atau protein pembeku.
Bahkan jika keduanya tidak bekerja dengan baik, seseorang bisa menderita ganguan pembekuan darah.
Kebanyakan kasus gangguan koagulasi adalah kondisi genetik yang diwariskan dari orangtua ke anak.
Tetapi, kondisi medis tertentu seperti penyakit hati, juga bisa menyebabkan gangguan pembekuan darah.
Gangguan pembekuan darah juga bisa disebabkan oleh:
- Defisiensi vitamin K
- Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya anti-koagulan (yang memang bekerja menghambat proses pembekuan darah).
Gejala yang timbul dari gangguan pembekuan darah akan bervariasi tergantung dari kondisi penyebabnya.
Namun, gejala umumnya termasuk:
- Mudah memar tanpa alasan jelas
- Perdarahan menstruasi berat
- Sering mimisan
- Berdarah terus-terusan dari luka kecil
- Perdarahan yang merembes ke persendian (2)
Pengobatan
Gangguan pembekuan darah seringkali tidak dapat disembuhkan.
Namun ada pilihan-pilihan terapi yang tersedia untuk mengatasi gejala akibat kegagalan pembekuan darah, diantaranya:
Jika terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak, transfusi darah dapat menggantikan volume darah yang hilang.
Pada gangguan pembekuan darah akibat tidak adanya faktor V dan VIII, transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP) bisa dilakukan.
Sedangkan pada kasus hemofilia, faktor pembekuan dapat disuntikkan untuk mencegah perdarahan berlebih.
Sementara untuk kasus defisiensi faktor von Willebrand, suntikan obat desmopressin dapat dilakukan guna mengendalikan perdarahan.
Jika terjadi perdarahan, kadar zat besi dalam tubuh penderita dapat ikut menurun, sehingga terjadi anemia defisiensi besi.
Penambahan asupan zat besi dapat dilakukan untuk mengembalikan kadar zat besi ke angka yang normal. (3)