Meski Virus Corona telah menghilang dari saluran hidung pasien, jejak patogen infeksius Virus Corona masih menetap di mata pasien selama 20 hari.
Menurut jurnal laporan Perhimpunan Akademi Dokter Mata Amerika Serikat (American Academy of Ophthalmology/AAO), RNA SARS-CoV-2 atau Virus Corona juga ditemukan pada penyeka mata beberapa hari setelah menghilang dari penyeka hidung.
Selain itu, peneliti juga menuliskan, selain penularan melalui pernapasan, jalan penularan Virus Corona juga dapat terjadi melalui mata.
Namun, sebelumnya studi dari Perhimpunan Akademi Dokter Mata di Amerika Serikat tersebut menilai sangat kecil kemungkinan virus corona menular lewat air mata.
Hal ini disebabkan mereka tidak menemukan virus di air mata pasien saat menjalani perawatan selama 14 hari.
Baca: Puluhan Tenaga Medis RSUP Kariadi Terpapar Virus Corona, Riwayat Penularannya Bermacam-macam
Padahal sampel dari belakang hidung dan tenggorokan pasien menyimpan Virus Corona.
Menurut jurnal Annals of Internal Medicine, studi yang dilakukan berdasarkan penelitian terhadap seorang wanita berusia 65 tahun di Italia.
Wanita yang menjadi pasien positif Covid-19 pertama di Italia tersebut sebelumnya memang sempat melakukan perjalanan ke Wuhan, dan kembali ke Italia pada 23 Januari.
Satu hari setelah menunjukkan gejala Covid-19, yakni pada 29 Januari, wanita ini dirawat di rumah sakit.
Pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-tanda konjungtivitis pada matanya.
Konjungtivitis adalah infeksi pada membran transparan di mata yang membungkis bagian putih bola mata.
Tanda ini muncul setelah pasien dirawat di rumah sakit Januari lalu.
Pada hari ketiga di rumah sakit, ditemukan tingkat partikel virus dan terus diperiksa selama ia menjalani perawatan.
Partikel virus di bagian mata pasien Covid-19 terus menunjukkan hasil positif hingga hari ke-21.
Baca: Viral di Sosial Media, Malaysia Sebut 70 Persen Kasus Impor Covid-19 Berasal dari Indonesia
“Kami menemukan bahwa cairan mata dari pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dapat mengandung virus infeksi, dan karenanya dapat menjadi sumber infeksi yang potensial,” tulis para peneliti, dikutip dari New York Post.
Hal ini menunjukkan penularan Virus Corona kemungkinan bisa saja melalui cairan mata.
Dengan adanya temuan ini, maka hasil penelitian ini memperkuat saran sebelumnya tentang larangan menyentuh bagian muka dengan tangan.
Hasil penelitian terbaru, Virus Corona atau Covid-19 ternyata bisa menular setidaknya dalam jarak 13 kali atau 4 meter.
Angka tersebut jauh dari jarak sosial yang selama ini direkomendasikan yakni 6 kaki bahkan 3 kaki (atau 1-2 meter).
Baca: 56 Persen Pasien Positif Virus Corona di Vietnam Sembuh, Belum Tercatat Korban Meninggal, Kok Bisa?
Baca: Bantah Isu Dana Haji Untuk Tanggulangi Covid-19, Kemenag: Bukan Dana Dari Jemaah, Tetapi APBN
Hasil laporan penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.
Penelitian itu menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 lebih jauh dari saran resmi sebelumnya.
Selain itu juga bisa menyebar di sepatu orang.
"Karakteristik distribusi aerosol ... menunjukkan bahwa jarak transmisi [COVID-19] mungkin 4 meter," demikian laporan itu, menerjemahkan jarak 13 kaki ke dalam meter.
"Selain itu, setengah dari sampel dari sol sepatu staf medis ICU diuji positif," tulis para peneliti dari sampel yang diambil di Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan.
"Karena itu, sol sepatu staf medis mungkin berfungsi sebagai pembawa."
Laporan tersebut, berdasarkan penelitian oleh tim di Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Beijing.
Hasil itu tampaknya menegaskan kembali kekhawatiran bahwa pedoman jarak sosial sejauh 6 kaki mungkin tidak cukup.
Ini juga menunjukkan orang - terutama staf medis di garis depan - secara tidak sengaja dapat menyebarkan dari sumbernya.
Karena itu merekomendasikan langkah-langkah penyemprotan disinfektan yang ketat.
Sebelumnya Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan jarak 6 kaki untuk jarak sosial.
Baca: Pedoman Pengurangan Penularan Covid-19 Menurut Kemenkes RI, Jaga Jarak, Yuk Terapkan Sendiri!
Baca: Potong Rambut Jarak Jauh: Cara Kreatif Penata Rambut di China Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Sementara WHO hanya 3 kaki sudah cukup, kurang dari seperempat jarak yang menurut studi saat ini bisa menyebar.
Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang imbauan pemerintah apakah telah cukup jika menetapkan jarak social distancing sejauh 2 meter.
Dipimpin oleh sebuah tim di Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Beijing, para peneliti juga menemukan bahwa virus juga dapat bertahan di lantai.
Bahkan bisa bertahan di permukaan yang sering disentuh seperti mouse komputer, trashcans, dan kenop pintu.
Setelah separuh sampel dari sol staf medis ICY mengandung virus corona, para peneliti mulai memperingatkan hal tersebut.
"Sol sepatu staf medis mungkin berpotensi sebagai pembawa (Virus, red.)," ujar para peneliti seperti yang diberitakan di situs The New York Times.
Sebelumnya, spesialis penyakit menular Steven Gordon, MD dari Cleveland Clinic menjelaskan, social distancing adalah upaya menghindari hadir di pertemuan besar atau kerumunan orang.
Jika Anda harus berada di sekitar orang, jaga jarak dengan orang lain sekitar 6 kaki (2 meter).
Menurut WHO, ada baiknya untuk mempertahankan jarak setidaknya 1-3 meter ketika berada di tempat umum terlebih jika ada seseorang yang batuk atau bersin.
Dengan melakukan hal tersebut, diyakini dapat mencegah diri dari terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
Pasalnya, virus tersebut telah terbukti mudah menular saat gejala masih ringan yakni di masa inkubasi.
Baca: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia Hingga Selasa 28 April 2020 Pagi: 9.096 Terkonfirmasi
Baca: Kabar Baik Hasil PSBB: Kurva Kasus Baru Covid-19 di DKI Jakarta Mulai Melandai