Remy Sylado

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Remy Sylado.


Daftar Isi


  • Kehidupan Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Remy Sylado memiliki nama lengkap Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong atau Yapi Panda Abdiel Tambayong. (1)

Dikenal dengan nama Remy Sylado, ia lahr di Malino, Makassar, Sulawesi Selatan pada 12 Juli 1945.

Ayah Remy Sylado bernama Johannes Hendrik Tambayong.

Ibunya bernama Juliana Caterina Panda.

Remy Sylado lulus dari sekolah dasar di Makassar.

Ia pun kembali melanjutkan sekolahnya di Semarang hingga lulus SMA pada 1959.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Remy Sylado memiliki bakat dalam menulis kaligrafi Arab.

Remy Sylado juga memiliki bakat dalam dunia seni peran.

Ia pernah menjadi tokoh drama ketika berumur empat tahun sebagai seekor domba di kandang natal.

Di Semarang ia sempat bermain drama berjudul "Midsummer Night's Dream" karya Shakespeare.

Setelah lulus SMA, Remy Sylado belajar di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI), Solo dan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Solo.

Selanjutnya, ia melanjutkan di Akademi Bahasa Asing di Jakarta.

Istri Remy Sylado bernama Maria Louise Tambayong.

Baca: Danau Riam Kanan

  • Perjalanan Karier


Remy Sylado mengawali kariernya sebagai seorang penulis. (2)

Pada 1963, ia menjadi seorang wartawan dari surat kabar Sinar Harapan.

Di samping itu, Remy Sylado juga menulis kritik, puisi, cerpen dan novel.

Selang dua tahun, Remy Sylado menjadi redaktur Harian Tempo Semarang.

Ia menjadi redaktur Tempo Semarang hingga tahun 1966.

Setelah itu, Remy Sylado menjadi redaktur Majalah Aktuil di Bandung pada tahun 1970.

Remy Sylado juga aktif mengajar di Akademi Sinematografi Bandung sejak 1971.

Dirinya juga aktif dalam kegiataan keagamaan.

Bahkan ia mengisi ceramah teologi. (3)

Remy Sylado dikenal sebagai pelopor puisi 'Mbeling'.

Puisi mbeling adalah bagian gerakan mbeling yang dicetuskan Remy Sylado yang merupakan suatu gerakan yang dimaksudkan untuk mendobrak sikap rezim Orde Baru yang dianggap feodal dan munafik.

Setelah puisi mbeling, Remy Sylado tidak berhenti berkarya.

Kumpulan puisi lainnya berjudul Kerygma & Martyria juga berhasil mencuri perhatian publik.

Berkat buku puisinya itu, Remy meraih penghargaan dari MURI sebagai penulis buku puisi tertebal, 1056 halaman dan berisi 1000 puisi.

Terdapat karya-karya Remy Sylado lainnya seperti novel 'Gali Lobang Gila Lobang' (1977), 'Kita Hidup Hanya Sekali' (1977), 'Orexas (1978)', dan lain-lain.

Di bidang musik, Remy Sylado juga telah menciptkan 13 album kaset untuk drama musikalnya.

Baca: Diajeng Lestari

  • Karya


Puisi

Kerygma (1999)

Puisi Mbeling Remy Sylado (2004)

Kerygma dan Martyria (2004)

Novel

Gali Lobang Gila Lobang (1977)

Kita Hidup Hanya Sekali (1977)

Orexas (1978)

Ca Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa (1999)

Kembang Jepun (2002)

Kerudung Merah Kirmizi (2002)

Pariys van Java (2003)

Menunggu Matahari Melbourne (2004)

Sam Po Kong (2004)

Mimi Lan Mintuna (2007)

Namaku Mata Hari (2010)

Hotel Prodeo (2010)

Drama

Siau Ling (2001)

Jalan Tamblong: Kumpulan Drama Musik (2010)

Drama Sejarah 1832 (2012)

Nonfiksi

Dasar-dasar Dramaturgi

Mengenal Teater Anak

Menuju Apresiasi Musik

Sosiologi Musik

Ensiklopedia Musik

Baca: Ustaz Khalid Basalamah

  • Film


1986 Tinggal Sesaat Lagi

1987 Akibat Kanker Payudara

Dua dari Tiga Laki-laki

1990 Taksi

1990 Blok M

1991 Pesta

1992 Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit)

2009 Capres

2015 Bulan di Atas Kuburan

2016 Senjakala di Manado

  • Penghargaan


Khatulistiwa Award 2002 - Kerudung Merah Kirmizi

Pusat Bahasa 2006

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria)



Nama Remy Sylado


Nama lain Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong


Yapi Panda Abdiel Tambayong


Dova Zila


Alif Danya Munsyi


Juliana C


Lahir Makassar, 12 Juli 1945


Ayah Johannes Hendrik Tambayong


Ibu Juliana Caterina Panda


Istri Maria Louise Tambayong


Sumber :


1. ensiklopedia.kemdikbud.go.id
2. gasbanter.com
3. id.wikipedia.org


Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Melia Istighfaroh

Berita Populer