Selain meniadakan, ada juga penyesuaian tradisi yang sebelumnya rutin dilaksanakan selama Ramadan.
Hal ini terpaksa dilakukan agar mencegah perluasan wabah corona.
Dilansir dari Kompas.com, berikut beberapa tradisi dan ibadah Ramadan yang terpaksa ditiadakan atau disesuaikan.
Umat muslim di Sumedang, Jawa Barat, memiliki banyak tradisi menyambut Ramadan.
Namun, tradisi-tradisi tersebut terpaksa ditiadakan demi keselamatan.
Salah satu tradisi yang terkenal adalah munggahan gembrong liwet.
Dalam tradisi gembrong liwet, warga Desa Citali berkumpul di lapangan kemudian memasak nasi liwet dan menyantapnya bersama.
"Gembrong liwet merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadan atau seminggu sebelum memasuki bulan suci," kata Kepala Desa Citali Pamulihan Nana Nuryana dikuti dari Kompas.com
Namun, kerumunan dapat memperluas penyebaran virus corona sehingga tradisi itu terpaksa ditiadakan tahun ini.
"Iya, demi keselamatan dan keamanan bersama," katanya.
Sementara itu di Tasikmalaya, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman melarang berbagai acara munggahan warga.
Munggahan adalah tradisi berkumpul bersama sebelum memasuki hari pertama puasa.
"Tahun ini, tidak perlu ada munggahan, berkumpul dan sebagainya. Munggahan atau tradisi berkumpul jelang Ramadan dilarang tahun ini karena kita sedang di masa pandemi corona," kata dia.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak ngabuburit atau kumpul warga saat menunggu buka puasa.
Demi keselamatan, masyarakat diminta tetap beribadah di rumah masing-masing.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, meminta masyarakat melaksanakan tarawih di rumah selama masa pandemi corona agar sesuai dengan anjuran Kementerian Agama.
"Sesuai dengan arahan dari Kemenag, kami mengajak warga untuk melaksanakan kegiatan peribadahan selama Ramadhan di rumah, termasuk shalat tarawih," ujar Dony
Apalagi, pada Rabu (22/4/2020), Sumedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari.
Melalui para ulama, Pemkab Sumedang mengajak seluruh warga untuk menjadikan rumah sebagai pusat kegiatan keagamaan selama Ramadan.
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, mengeluarkan Maklumat Nomor 443.1/1/2020 mengenai Ketentuan Pelaksanaan Ibadah.
Ibadah di bulan suci Ramadan akab dilaksanakan sesuai ketentuan fiqih dengan memperhatikan sejumlah hal.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan meminta warga menjalankan salat tarawih di rumah.
Acara pengumpulan massa seperti sahur on the road atau buka bersama tidak diperlukan.
Ada tradisi pasar bedug selama Ramadan di Jambi dan sejumlah pedagang biasanya meramaikan tradisi ini.
Namun, pemerintah daerah melakukan penyesuaian dan pasar bedug pun diubah menjadi pasar bedug online.
Disperindag akan mendata pedagang makanan atau kuliner dan nomor telepon dan jejaring mereka akan digunakan dalam sistem pasar bedug online.
Hal ini dilakukan agar mencegah penularan covid-19.
Ada beberapa beberapa persiapan yang bisa dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan, meski di tengah pandemi Covid-19.
Baca: 13 Tips Tetap Sehat Berpuasa saat Pandemi Virus Corona: Kontrol Porsi Makan hingga Tidur yang Cukup
Berikut TribunnewsWiki rangkum kegiatan yang bisa dilakukan jelang puasa Ramadan di tengah pandemi Covid-19 :
Persiapan yang dapat dilakukan menjelang puasa Ramadan yaitu membersihkan alat shalat.
Anda bisa mencuci mukena, sajadah dan sarung agar tetap bersih ketika beribadah di bulan Ramadan.
Selain membersihkan alat shalat, Anda juga bisa membersihkan tempat ibadah di rumah.
Seperti diketahui, pada bulan Ramadan tahun ini pemerintah mengimbau untuk beribadah di rumah sebagai pencegahan penyebaran Covid-19.
Baca: 6 Tips Cara agar Berat Badan Tidak Naik saat Bulan Puasa, Kurangi Makan Manis hingga Rutin Olahraga
Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat dibatasi untuk keluar rumah.
Sehingga pada bulan Ramadan ini masyarakat tidak diperbolehkan untuk melakukan buka puasa bersama di luar rumah.
Untuk itu, sebaiknya mulai mempersiapkan bahan makanan untuk beberapa minggu ke depan.
Hal ini tentunya juga bisa menghemat pengeluaran di bulan Ramadan.
Baca: Berikut Link Download Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2020 untuk Wilayah Solo
Selain menyiapkan bahan makanan pokok, hal lain yang perlu diperhatikan ialah mengecek isi tabung gas.
Hal ini untuk menghindari jika sewaktu-waktu tabung gas habis saat hendak memasak untuk sahur.
Daripada kebingungan mencari warung saat sahur, lebih baik pastikan tabung gas terisi penuh.
Sehingga tidak panik, saat tabung gas habis di waktu sahur.
Baca: Puasa Memiliki Banyak Manfaat bagi Kesehatan, namun Orang-orang Ini Tak Disarankan Berpuasa
Untuk Anda yang bekerja di rumah dan mungkin terlalu sibuk menyiapkan menu sahur dan berbuka sendiri, bisa memesan makanan dan diantarkan ke rumah.
Tetapi, jangan lupa menjaga kebersihan dengan memindahkan makanan, dan gunakan peralatan makanan sendiri.
Sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan, sebaiknya membersihkan diri dengan cara mandi besar atau mandi wajib.
Mandi wajib merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan yang sedang berhadast besar.
Baca: Puasa Memiliki Banyak Manfaat bagi Kesehatan, namun Orang-orang Ini Tak Disarankan Berpuasa
Mandi besar atau mandi wajib ini biasanya dilakukan bagi wanita yang sedang haid, pasangan suami istri yang berhubungan, dan perempuan dalam keadaan nifas.
- Niat
- Bersihkan telapak tangan 3 kali.
- Mencuci kemaluan
- Berwudhu
- Basuh rambut, sela pangkal kepala
- Siram dan bersihkan anggota tubuh.
Sebagaian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramadhan di Tengah Pandemi Corona, Sederet Penyesuaian Tradisi dan Ibadah di Sejumlah Daerah"