Pemerintah memutuskan bahwa 1 Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jumat (24/4/2020) atau esok hari.
Menurut Menteri Agama Fachrulrazi, kesepakatan penentuan awal bulan puasa Ramadan 1441 H ini mengacu pada perhitungan hisab dan pemantauan hilal.
"Kami dengan suara bulat menetapkan bahwa awal Ramadhan 1441 Hijriah jatuh pada esok hari, bertepatan dengan hari Jumat, 24 April 2020 Masehi," ujar Menag Fachrul Razi.
Razi. Secara khusus, Fachrul menjelaskan bahwa pemantauan hilal dilakukan di 82 titik di sejumlah wilayah Tanah Air.
Baca: Kriteria Orang yang Harus Mandi Wajib Jelang Bulan Puasa Ramadan 1441 H, serta Tata Cara dan Doanya
Dengan keputusan ini, maka mulai Kamis malam ini umat Muslim di Indonesia akan melakukan shalat tarawih.
Sedangkan, ibadah puasa pertama akan dilakukan besok.
Telekonferensi pelaksanaan sidang isbat tahun ini memang berbeda dibanding sebelumnya karena dilakukan di tengah wabah Covid-19.
Pemerintah kemudian memutuskan untuk melakukan sidang isbat melalui telekonferensi.
"Seiring kebijakan physical distancing dan sesuai protokol kesehatan, kita menghindari ada kerumunan," kata Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin pada 14 April 2020.
"Sidang isbat akan memanfaatkan teknologi teleconference sehingga peserta dan media tidak perlu hadir di Kementerian Agama," tuturnya.
Hadir dalam sidang isbat ini, Menteri Agama Fachrul Razi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Zaidi, Ketua Komisi VIII Yandri Susanto, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, dan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.
Sidang juga diikuti perwakilan ormas melalui aplikasi daring.
Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona, MUI Imbau Aktivitas Buka Bersama Diganti Sedekah Saja
Di tengah kondisi pandemi corona, perayaan Ramadan tak akan semeriah biasanya.
Hal tersebut lantaran beberapa negara di dunia masih diberlakuakan lockdown atau pembatasan aktivitas secara massal untuk menghindari penularan Covid-19.
Termasuk Indonesia yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terutama di wilayah zona merah corona.
Padahal Ramadan selalu identik dengan acara berkumpul bersama keluarga maupun kawan.
Baca: Jangan Konsumsi 5 Jenis Makanan dan Minuman Ini Saat Sahur! Bisa Buat Tubuh Lemas saat Puasa
Baca: Ramadan dan Corona, Ini Aneka Menu Tahan Lama untuk Pilihan Sahur Buka Puasa Anak Kos
Pengalaman baru bagi umat muslim
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya terdapat imbauan dari tokoh-tokoh agama untuk melakukan ibadah Ramadan di rumah.
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga secara resmi telah menerbitkan larangan mudik atau pulang kampung untuk seluruh masyarakat.
Seorang peneliti di Institute of The Malay World and Civilization (ATMA) mengatakan pada Al Jazeera Ramadan kali ini sangat unik.
Diceritakan Musa, Ramadan dalam kondisi apapun dan pada berbagai peristiwa di masa lalu masih bisa dirayakan cukup meriah.
"Ada Perang Dunia II dan bencana alam, tetapi bedasarkan literatur dan teks sejarah maupun arsip, saya mengetahui Ramadan masih bisa dirayakan oleh umat muslim," jelas Musa.
"Umat muslim masih berkumpul selama Ramadan, bahkan meski ada perang dan bencana, mereka masih bisa beribadah bersama," lanjutnya.
Musa pun memaklumi kondisi berbeda yang harus dialami oleh umat muslim,
Terutama saat ini manusia sedang berperang dengan 'benda yang kasat mata' berupa virus.
"Namun kali ini musuh umat muslim berberda kali ini. Virus yang kasat mata ini bisa membahayakan umat manusia," ucap Musa.
Kebersamaan Ramadan di berbagai negara di dunia saat pandemi
Biasanya umat muslim akan mengadakan sahur atau buka puasa bersama.
Namun karena adanya imbauan physical dan social distancing, kegiatan yang menjadi rutinitas tersebut menjadi sulit dilakukan.
Hal serupa juga terjadi di Mesir, kegiatan buka puasa bersama dan kegiatan amal lainnya terpaksa dibatalkan.
Bahkan bazar makanan, minuman, maupun pakaian di Malaysia, Brunei dan Singapura juga dilarang keras.
Yordania juga telah mengimbau warganya untuk melaksanakan salat tarawih di rumah.
Tak hanya itu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyerukan masyarakat untuk tidak menggelar doa bersama.
Raja Arab Saudi, Raja Salman pun telah memerintahkan adanya pemendekan salat tarawih tanpa jamaah di dua masjid suci di Mekah dan Madinah.
Sedangkan di Pakistan, pemerintah tidak melarang salat tarawih berjamaah di masjid namun setiap jamaah harus menjaga jarak sejauh dua meter.
Sementara itu di Yerusalem, otoritas Masjid Al-Aqsa akan menutup rumah ibadah.
Namun adzan akan tetap dikumandangkan sebagai pengingat waktu lima salat wajib.
Di sisi lain, masjid di Britania Raya akan mengadakan acara kajian secara daring melalui aplikasi Zoom, Facebook, dan YouTube.
Zakat merupakan dua dari rukun Islam yang dilaksanakan saat Ramadan tiba.
Di wilayah Uni Emirat Arab, badan amal akan mengirimkan makanan buka puasa kepada orang miskin secara langsung, tidak seperti sebelumnya yang dibagikan di masjid.
Untuk alasan keamanan, para ahli agama dan kesehatan menyarankan masyarakat untuk berzakat secara daring atau online.
Zakat tersebut juga bisa diperuntukkan pada LSM yang membuka donasi terkait penanganan dan pencegahan Covid-19.
Puasa bagi orang yang menderita Covid-19
Bagi orang sakit pada umumnya mereka akan berkonsultasi pada dokter apakah bisa melakukan puasa atau tidak.
Dijelaskan dalam Al-Quran, orang sakit dibebaskan dari puasa dan dapat menebusnya di lain hari dalam waktu satu tahun setelah Ramadan.
Aturan tersebut juga berlaku bagi mereka yang telah lanjut usia dan perempuan hamil.
Beberapa ahli seperti yang diberitakan Al Jazeera mengatakan penderita Covid-19 disarankan tidak melaksanakan puasa Ramadan dan menggantinya nanti ketika sudah sembuh.
Namun jika seseorang dengan gejala Covid-19 yang lebih ringan atau hanya flu biasa, orang tersebut masih bisa berpuasa.
Hari Raya Idul Fitri dirayakan umat muslim seusai melaksanakan puasa Ramadan sebagai hari kemenangan Islam.
Situasi pandemi corona saat ini membuat umat muslim harus merayakan Idul Fitri lebih sederhana.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengimbau umat muslim yang tinggal di zona merah Cocid-19 untuk tidak mudik lebaran.
Sedangkan di Arab Saudi, otoritas setempat telah mengumumkan jika pandemi masih berlanjut hingga 1 Syawal maka solat Ied juga bisa dilaksanakan di rumah.
Kondisi tersebut mungkin akan menjadi hambar, namun bisa menjadi cerita unik untuk generasi mendatang agar lebih mawas dengan kondisi kesehatan di masa depan.
Apabila dilihat dari sisi positif, banyak pembelajaran yang bisa dipetik oleh umat Islam.
Terutama soal kesederhanaan.
Biasanya Ramadan identik dengan pemborosan makanan, baik saat Ramadan maupun Idul Fitri.
Beberapa orang juga akan melakukan pemborosan yang tak perlu seperti mendekorasi rumah untuk menyambut tamu, hingga membeli pakaian baru.
Tahun ini, kita bisa mengalihkan pemborosan tersebut untuk membantu sesama manusia dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Baca: Ramadan Saat Pandemi Corona, Sejumlah Daerah Meniadakan Tradisi Sambut Bulan Puasa
Baca: Tak Sembarangan Pasien Sembuh Corona Bisa Donorkan Plasma Darah, Ini Kriterianya
Baca: 5 Kegiatan yang Bisa Kamu Lakukan Selama Berpuasa Ramadan Ditengah Pandemi Virus Corona