Nyadran

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Nyadran di Yogyakarta.


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nyadran adalah tradisi atau kebiasaan secara turun temurun yang banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa pemeluk agama Islam ketika memasuki bulan suci Ramadan.

Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta dari kata sraddha yang berarti keyakinan.

Namun, dalam beberapa sumber disebutkan kata Nyadran dalam bahasa Jawa berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban, lantaran kegiatan tradisi Nyadran dilakukan sebelum bulan Ramadan alias di bulan Sya’ban.

Tradisi Nyadran mengungjungi makan jamak dilakukan oleh masyarakat Jawa secara umum di berbagai daerah.

Masyarakat biasa melakukan tradisi Nyadran baik secara massal, berkelompok ataupun sendiri-sendiri.

Baca: Padusan

  • Arti


Dalam KBBI (2010), sadran-menyadran diartikan mengunjungi makam pada bulan Ruwah untuk memberikan doa kepada leluhur (ayah, ibu, dan lainnya) dengan membawa bunga atau sesajian. (1)

Dalam bahasa Sanskerta, sraddha artinya keyakinan.

Ketiga, nyadran dalam Bahasa Jawa berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban lantaran dilakukan sebelum Ramadhan.

Keempat, nyadran diambil dari Bahasa Arab, shadrun yang berarti dada.

Baca: Nyorog

Tradisi Nyadran, bersamaan dengan Kirab di Semarang, Jawa Tengah. (Tribunnews.com)

  • Kemanfaatan


Dalam kalender Jawa, bulan Ramadan disebut juga sebagai bulan Ruwah, sehingga acara Nyadran disebut juga sebagai acara untuk Ruwah.

Nyadran biasanya diadakan sebulan sebelum bulan puasa atau pada tanggal 10 Rajab, atau 15, 20, dan 23 Ruwah.

Tujuan acara Nyadran adalah untuk menghormati para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan. (2)

Nyadran menjadi acara yang penting bagi masyarakat Jawa dan hampir tidak pernah terlewat.

Acara Nyadran terdiri dari serangkaian kegiatan seperti pembersihan makam, tabur bunga, dan acara selamatan atau bancakan.

Di beberapa daerah, masyarakat membersihkan makam sambil membawa sadranan yang terdiri dari nasi, sayur, dan lauk pauk yang diletakkan dalam sebuah keranjang.

Sadranan tersebut akan ditinggalkan di lokasi makam beserta sejumlah uang untuk pengelolaan makam. Setelah itu, sadranan akan dibagikan kepada anak-anak dan fakir miskin yang telah menunggu di luar lokasi makam.

Melalui hal tersebut diharapkan manusia dapat semakin menyadari bahwa setiap manusia memiiki status yang sama di hadapan Tuhan.

Tradisi Nyadran berbeda-beda secara praktek di berbagai daerah.

Namun, manfaat dari tradisi Nyadran ini lebih kepada mengingatkan diri atau instropeksi sehingga menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Acara Nyadran massal. (goodnewsfromindonesia.id)

  • Pelaksanaan


Menjelang Ramadan, masyarakat harus ndada (introspeksi diri), menyucikan diri dari aspek lahir dan batin.

Di berbagai daerah, nyadran memiliki idiom dan praktik beda.

Di Semarang, Demak, Kendal, para warga datang ke kuburan mendoakan leluhur/kedua orang tua. Ada yang membawa makanan dan ada yang tidak.

Di Grobogan, Pati, dan sekitarnya, selain berkunjung ke kuburan, nyadran disebut megengan dipraktikkan lewat tasyakuran bersama di mushala/masjid sebelum Ramadhan.

Di Blora, nyadran dipraktikkan dengan besik kubur (membersihkan kuburan) dari kotoran.

Di Temanggung, Magelang, Salatiga, Solo, Yogyakarta, nyadran dilakukan di tiap dusun atau kampung dengan berziarah ke kuburan.

Mereka melakukan tahlil, doa bersama, meminta ampunan dan keseimbangan dengan alam. Dalam konteks sosial, nyadran menjadi rangkaian budaya mulai dari pembersihan makam leluhur dan tabur bunga dan mendoakan mereka.

Di sejumlah tempat, nyadran berkembang menjadi 'paket wisata' budaya dan religi karena hanya ada di Nusantara ini.

Di Jawa Timur, sebagian orang melakukan nyadran seperti di Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Surabaya, Gresik dan lainnya. (3)

Meski berbeda, di Jawa Barat juga sama, namun secara umum berbeda karena tidak ada tradisi makan bersama di kuburan.

Mereka hanya datang ke kuburan, tabur bunga, mendoakan, lalu pulang.

Meski telah banyak mengalami perubahan tata cara (seiringi pengarug modernisasi), setiap daerah dan masyarakat memiliki perbedaan dalam melakukan tradisi Nyadran dan hal itulah merupakan bentuk ragam tradisi yang hidup di masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang.

(Tribunnewswiki.com/Ris)



Nama tradisi Nyadran


Pengertian/esensi Mendoakan leluhur dan intropeksi diri


Waktu Menjelang bulan Ramadan


Tempat Makam


Aktivitas Membersihkan, mendoakan dan mengadakan acara berbagi makanan/hasil bumi (mengharap berkah)


Sumber :


1. kbbi.web.id
2. www.goodnewsfromindonesia.id/2019/05/17/nyadran-tradisi-unik
3. www.nu.or.id/post/read/91578/nyadran-dan-penguatan-nasionalisme


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer