Berlayar Selama 25 Hari, Pasangan Ini Tidak Tahu Dunia Sedang Hadapi Wabah Covid-19

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan ini tinggal di Manchester, berhenti dari pekerjaan mereka pada 2017 dan membeli perahu untuk berlayar keliling dunia.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasangan asal Manchester, Elena Manighetti dan Ryan Osborne berlayar dengan menggunakan yacht mengarungi samudera Atlantik dan tidak mengetahui apa yang sedang dihadapi dunia saat ini.

Dikutip dari Dailymail, Manighetti dan Osborne berhenti dari pekerjaan mereka pada 2017 silam dan memutuskan untuk membeli sebuah kapal untuk berlayar ke seluruh dunia.

Mereka berdua sama sekali tidak mengetahui adanya Pandemi Covid-19 yang tengah menjadi teror mengerikan di hampir semua negara di dunia, hingga akhirnya berlabuh di Karibia.

Baca: Bisakah Virus Corona Bertahan Hidup di Air Minum? Begini Penjelasan Ahli

Pasangan tersebut meninggalkan Kepulauan Canary pada akhir Februari dan berlayar ke St Vincent yang berjarak 3000 mil.

Mereka memberi tahu keluarganya bahwa saat dalam perjalanan mereka tidak ingin menerima kabar buruk.

Hingga pada saat mulai mendekati Karibia, mereka diberi tahu bahwa banyak pulau telah menutup perbatasan mereka sebagai langkah untuk melindungi warga setempat dari paparan Virus Corona.

Manighetti dan Osborne mengatakan, ketika mereka meninggalkan Kepulauan Canary, mereka telah mengetahui adanya virus di China.

Namun keduanya tidak membayangkan hal itu akan memengaruhi perjalanan mereka di belahan bumi lain.

Ryan Osborne(kanan) dan Elena Manighetti(kiri) sama sekali tidak mengetahui pandemi Covid-19 karena mereka berlayar melintasi samudera Atlantik tanpa akses ke internet selama sebagian besar bulan Maret

Setelah menghabiskan waktu 25 hari di tengah laut tanpa akses berita dari luar karena tidak ada sinyal ponsel, mereka dikejutkan dengan larangan berlabuh di sejumlah pelabuhan karena aturan lockdown.

Manighetti dan Osborne pertama kali mengetahui soal Covid-19 dari seorang teman yang berlayar lebih dulu dari mereka, dan memberitahu perihal lockdown.

"Kami pertama kali mencoba mendarat di salah satu wilayah Prancis di Karibia tetapi ketika kami tiba, semua perbatasan ditutup dan pulau-pulau ditutup.

Bahkan pada saat itu kami menganggap itu adalah tindakan pencegahan karena musim yang tinggi. Kami pikir pulau-pulau itu tidak mau menanggung risiko beberapa wisatawan menulari penduduk setempat," kata Manighetti, dikutip dari BBC.

Pasangan ini berharap dapat melanjutkan perjalanan mereka setelah lockdown mereda. (Instagram/sailingkittiwake)

Manighetti mengatakan, karena dirinya merupakan warga negara Italia, maka pihak berwenang tidak mengizinkannya berlabuh sebagai dampak Covid-19 yang terjadi di kampung halamannya.

Namun, pasangan ini menjelaskan bahwa mereka telah 25 hari berada di tengah laut dan memberikan bukti berupa pelacakan perjalanan melalui GPS, sehingga sama seperti karantina seperti yang dilakukan saat ini.

Baca: Jumlah Kasus Positif Coronavirus di Italia Turun untuk Pertama Kali Sejak Terserang Pandemi Covid-19

Ketika sudah mendapatkan akses informasi, Manighetti baru mengetahui dampak yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 di kota kelahirannya, Lombardy, Italia.

Manighetti mengatakan keluarganya aman dan telah menghabiskan 6 minggu di rumah.

Meski demikian, banyak orang-orang yang dikenalnya selama bertahun-tahun menjadi korban Virus Corona.

Baca: Virus Corona Sumber Covid-19 Ditemukan di Saluran Air Paris, Bahayakah untuk Manusia?

Saat ini, Manighetti dan Osborne berada di Bequia, St Vincent, dan tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka karena aturan lockdown.

Mereka berencana ingin melanjutkan perjalanan menjelajahi Karibia sebelum bulan Juni dan awal musim badai.

Halaman
12


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer