Merasa Tak Layak, Warga Kembalikan Paket Sembako Bansos PSBB DKI: Masih Mampu dan Punya Persediaan

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Warga antre untuk membeli sembako yang terdiri dari gula, beras, tepung dan minyak sayur dalam operasi pasar bahan pangan di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (20/3/2020). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka gerakan stabilitas pangan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM -  DKI Jakarta merupakan wilayah pertama di Indonesia yang menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB).

Akibat kebijakan tersebut, sebagian besar warga terpaksa menghentikan aktivitas di luar rumah termasuk sekolah dan bekerja.

Sehingga para warga mengalami kesulitan ekonomi untuk terus bertahan hidup di tengah pandemi corona.

Oleh karena itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, pemerintah pusat dan swasta bekerja sama memberikan bantuan sosial (bansos).

Bansos tersebut berupa paket sembako yang akan diberikan pada keluarga yang membutuhkan.

Baca: Sopir Pembawa Rombongan Mahasiswa Timor Leste Positif Covid-19 di Provinsi NTT Akhirnya Ditemukan

Baca: Deretan Kontroversi Kartu Prakerja: Besarnya Anggaran hingga Ruangguru yang Jadi Mitra Pelatihan

Merasa tak layak terima paket sembako, warga kembalikan bansos

Paket bantuan sosial berupa beras, masker, minyak goreng, sarden kaleng dan biskuit yang diberikan Pemprov DKI Jakarta kepada warga selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan Covid-19. (Dokumentasi Pemprov DKI Jakarta via Kompas.com)

Diberitakan oleh Kompas.com, sejumlah warga RW 07 Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara mengembalikan bantuan sosial yang mereka terima dari pemerintah.

Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Kelapa Gading, M Harmawan pada Minggu, (19/4/2020).

Harmawan mengatakan setidaknya ada 20 paket sembako yang dikembalikan oleh warga.

Warga telah mengembalikan paket sembako tersebut sejak Senin dan Selasa pekan lalu.

"Dikembalikannya hari Senin atau Selasa lalu," kata Harmawan dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Warga bagikan bansos yang diterima pada keluarga yang lebih membutuhkan

Diungkapkan Harmawan, warga tak hanya mengembalikan paket sembako bansos yang mereka dapatkan.

Beberapa di antaranya bahkan ada yang memilih membagi-bagikan kembali secara langsung paket sembako yang seharusnya diterima kepada warga yang lebih membutuhkan.

Harmawan menjelaskan warga yang melakukan pengembalian bansos tersebut karena mereka merasa mampu secara finansial dalam menghadapi PSBB.

"Jadi bukan menolak, mengembalikan. Mereka berterima kasih dan apresiasi terhadap program Pak Gubernur. Tapi karena mereka masih mampu dan punya persediaan makanan, mereka menitipkan untuk mengalihkan bantuan kepada warga yang lebih membutuhkan," jelas Harmawan.

Saat dikonfirmasi mengapa warga mampu tersebut mendapat bantuan, Harmawan menyampaikan bahwa soal pendataan berada di tingkat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sehingga pihaknya kurang mengetahui soal pendataan penerima bansos PSBB DKI Jakarta.

Bansos dikembalikan ke PD Pasar Jaya

Paket sembako yang dikembalikan warga kemudian diserahkan kepada PD Pasar Jaya sebagai distributor bansos.

"Barang belum sempat diturunkan dari truk, dibuat berita acara pengembaliannya dari RW ke PD Pasar Jaya," tutur Harmawan.

Program pembagian bansos tersebut direncanakan akan berlangsung selama dua pekan.

Yaitu dari 9 April lalu hingga 24 April 2020 mendatang, atau selama masa PSBB di Jakarta diberlakukan.

Dalam pelaksanaan bansos berupa paket sembako tersebut, Pemprov DKI Jakarta menargetkan 1,2 juta kepala keluarga (KK) yang akan menerima bantuan.

Anggaran yang digunakan untuk program bansos bersumber dari realokasi APBD Provinsi DKI Jakarta.

Bagi warga yang ingin menanyakan terkait program bansos dapat menghubungi call center Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta di nomor 4265115.

Tentang PSBB DKI Jakarta

PSBB disebut berbeda dengan lockdown, terutama jika dilihat dari fleksibilitas kegiatan masyarakat.

PSBB dinilai dapat mengurangi angka potensi infeksi virus corona pada lokasi yang diberlakukan pembatasan.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, saat ini DKI Jakarta menjadi episentrum Covid-19 di Indonesia.

Hingga Minggu, (19/4/2020) jumlah kasus pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di DKI Jakarta berjumlah 3.033 orang.

Dari angka tersebut, 206 orang dinyatakan sembuh.

Namun 292 lainnya diinformasikan telah meninggal dunia.

Selain DKI Jakata, beberapa kota atau darah lain juga berstatus zona merah dengan jumlah pasien positif Covid-19 yang cukup banyak.

Termasuk wilayah yang berada di sekitar DKI Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Kota Makassar, Bandung dan Tegal juga kini telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melaksanakan program PSBB.

Baca: Kasus Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Tergolong Tinggi, Ternyata Ini Alasannya

Baca: IDI Komentari Keterbukaan dan Penanganan Covid-19 Tanah Air: Tes Lambat, Kematian PDP Tak Diumumkan

Baca: Genjot Produksi Lokal, Kementerian BUMN: Ada yang Paksa Indonesia agar Selalu Impor Alat Kesehatan

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, KOMPAS/Jimmy Ramadhan Azhari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Tak Layak Menerima, Warga Kelapa Gading Kembalikan Bansos Pemerintah"



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer