Pengayuh becak bernama Ngadino Cipto Wiyono menjadi viral karena insiden yang dia alami di Museum Keris Solo, Sabtu (18/4/2020) lalu.
Mngetahui hal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Kapolresta Solo, Kombes Andy Rifai untuk mengusut kasus ini.
Menurut penuturan keluarga korban, menantu Ngadino Toni Handriyanto menceritakan kejadian dugaan penganiayaan terjadi seusai mertuanya menurunkan penumpang di selatan Museum Keris pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB.
Dikutip dari Tribun Solo, pada saat itu, Ngadino bermaksud menumpang buang air di sebuah toilet yang terletak di Museum Keris Solo.
"Kemudian melompat pagar, maksudnya cuma mau kencing, setelah mau balik diteriaki maling," tutur Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
Menurut Toni, Ngadino sebenarnya sudah biasa mangkal di daerah Museum Keris.
Bahkan, Ngadino sudah mangkal di sana sejak 1982, dan memang sudah biasa numpang buang air di Museum Keris.
Baca: Demi Saksikan Pelantikan Jokowi, Kakek Ini Nekat Kayuh Becak dari Surabaya, Pakai Biaya Pribadi
"Harusnya satpam sudah hafal, tapi ini satpam memang arogan," ujar Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
Setelah naik pagar, Ngadino diteriaki maling dan dikeroyok satpam Museum Keris.
"Tanpa pemberitahuan dipukuli, bapak sudah coba memberi kejelasan, tapi sama sekali tidak didengar tetap disalahkan terus," imbuhnya membeberkan.
Tiga oknum satpam kemudian diduga melakukan pemukulan dengan tangan kosong dan tongkat kayu mengarah ke wajah Ngadino.
"Memukulnya pakai benda dan tangan kosong, juga tendangan, saya pikir satpam mungkin interogasi dulu ngapain kamu kesini, tapi tidak, malah main hakim sendiri," ujar Toni.
Insiden ini sempat terekam, dan videonya beredar di media sosial.
Seusai mendapatkan perlakuan itu, Ngadino tidak diperbolehkan pulang dan dibawa ke Kantor Kelurahan Sriwedari.
"Petugas kelurahan cuma ada dua orang, oknum satpam itu bilang, ini habis lompat pagar, setelah itu ditinggal tanpa kejelasan," kata Toni.
Petugas Kelurahan Sriwedari kemudian menelpon Polsek Laweyan supaya segera datang ke kantor kelurahan.
Baca: Fenomena Cacing Tanah Muncul ke Permukaan di Solo Dikaitkan Pertanda Gempa, Berikut Penjelasan BMKG
"Petugas polsek datang terus tanya kronologi kejadiannya bagaimana, terus dijelaskan sama bapak saya," jelas Toni.
"Setelah dijelaskan, muka bapak dibersihkan dan diberi Betadine, terus suruh pulang, tanpa pelaku ditanyai," imbuhnya membeberkan.
Ngadino kemudian pulang ke rumah di daerah Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.