Sehan melakukan sosialisasi agar warganya tetap berada di rumah saja.
Caranya melakukan sosialisasi cukup nyentrik.
Baca: Fakta Kisah Viral Bapak yang Jual Ponsel Rusak Harga Rp 10 Ribu demi Beli Beras Hidupi 5 Anaknya
Video-nya pertama kali diunggah akun Twitter @husainabdullah1, Jumat (17/4/2020).
Pada video tersebut, Sehan Salim mengenakan kemeja dan topi berwarna putih.
Sehan mengenakan topinya terbalik.
Dia berdiri di atas mobil sambil membawa microphone.
"Tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit mati masuk peti mati tinggal kenangan, cuma 3 pilihannya," ungkap Sehan Salim.
Sehan Salim memperingatkan masyarakat untuk bersabar berada di dalam rumah.
"Kalau sabar satu bulan ini kau orang aman dari corona, tapi yang ndak sabar berarti mau tinggal di rumah sakit, dan bila dokter tak mampu tangani, peti mati tinggal kenangan," seru Sehan Salim.
Lebih lanjut, Sehan Salim memberitahu masyarakat bahwa jenazah pasien corona tak bisa didampingi pihak keluarga.
"Pertanyaannya 'Adakah orang mati dengan corona, keluarga nampak?'," ungkapnya.
Sehan Salim pun menjawabnya dengan gestur tangan,"No."
Sehan Salim turun langsung sosialisasi ke daerah-daerah.
"Makanya, saya berupaya untuk turun ke desa-desa. Dalam satu kecamatan, saya melakukan sosialisasi di tiga sampai empat desa. Tujuannya, biar rakyat tahu apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya," kata Sehan saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Jumat (17/4/2020) malam.
Cara Sehan Salim ini karena banyak masyarakat yang tak paham dengan sosialisasi formal.
Oleh karena itu, Sehan Salim membuat sosialisasi semenarik mungkin.
"Sosialiasi dengan gaya saya sendiri. Jadi, masyarakat lebih rilekslah," tambahnya.
Ternyata Sehan Salim juga membawa peti mati selama sosialisasi.
"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam. Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ujar Sehan.
Pria yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) menyebutkan daerahnya belum ada yang menjadi PDP positif covid-19.
Meskipun begitu, Sehan akan tetap turun ke desa-desa untuk melakukan sosialisasi.
Dia meminta masyarakat untuk tetap berada di rumah dan mengikuti imbauan dari pemerintah.
"Diam dulu di rumah, dua sampai tiga minggu selesai virusnya. Khusus rakyat Boltim, ikutilah imbauan pemerintah. Bagi saya, rakyat Boltim itu napas dan jantung Sehan Landjar," kata Sehan.
Beberapa masyarakat Boltim sudah menjadi ODP.
Ada warga yang ODP, tetapi itu anak-anak dari Boltim yang kuliah di luar daerah, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Manado.
Begitu pulang, mereka berstatus ODP.
"Kita karantina, jadi semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan di lapor ke gugus tugas, khususnya kepada Dinas Kesehatan untuk kita pantau," jelas Sehan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Cara Unik Bupati di Sulut Edukasi Corona, Keliling Kampung Bawa Peti Mati".