Pemerintah Minta Masyarakat untuk Tak Anggap Semua Orang yang Meninggal Terjangkit Covid-19

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jumlah pasien Covid-19 meninggal di Indonesia semakin bertambah.

Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat tidak menganggap semua orang yang meninggal dikarenakan Covid-19.

Hal ini melihat dari banyaknya fenomena orang meninggal masih dikaitkan karena terjangkit virus corona atau Covid-19.

Baca: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia Hingga Minggu 19 April 2020 Pagi: 6.248 Terkonfirmasi

Dalam konferensi pers di Graha BNPB, Sabtu (18/4/2020), Yuri mengimbau masyarakat.

"Supaya tidak semua kasus orang meninggal tidak dikonotasikan akibat Covid-19," ujar Yuri, seperti dikutip dari Kompas.com.

Ia menjelaskan bahwa setiap jenazah yang meninggal bukan berarti disebabkan karena terjangkit Covid-19.

Tidak semua jenazah yang dimakamkan dengan prosedur seperti jenazah akibat Covid-19 belum pasti merupakan pasien akibat Covid-19.

Sebab, terdapat peraturan organisasi profesi kedokteran ada penatalaksanaan jenazah dengan penyakit menular.

Ilustrasi. Foto suasana ruang jenazah RSUD dr Moewardi Solo diambil Selasa (3/4/2018). (TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO) (TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO)

Penyakit menular itu seperti HIV-AIDS, Hepatitis-B, Difteri, Ebola, dan Covid-19.

"Jadi bukan semua jenazah yang dimakamkan secara prosedur penyakit menular sudah pasti positif Covid-19. Sebab, yang memastikan apakah jenazah itu positif Covid-19 adalah hasil konfirmasi positif dari pemeriksaan laboratorium," tegas Yuri.

Sementara itu, Yuri juga menjelaskan bahwa pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia tetapi hasil laboratorium negatif Covid-19, maka pemerintah tidak akan mencatat sebagai jenazah akibat Covid-19.

"Ini harus kita pahami agar tidak lagi terjadi prasangka atau penolakan jenazah orang meninggal," tutur Yuri.

Yuri meminta masyarakat untuk tidak menolak jenazah akibat Covid-19.

Baca: 2 Hari Setelah Sembuh dari Virus Corona dan Pulang ke Rumah, Pria asal Lumajang Meninggal Dunia

Baca: Peneliti Ungkap Kemungkinan Vaksin Covid-19 Siap untuk Produksi Massal pada September Mendatang

Menurutnya, dalam peraturan yang telah dibuat tidak ada alasan untuk menolak jenazah.

"Peraturan yang dibuat Kementerian Kesehatan, organisasi profesi, MUI mengatakan tidak ada alasan untuk menolak jenazah," ujar Yuri.

Yuri memberikan pesan apabila ada jenazah akibat Covid-19 agar diamankan dengan ketentuan yang telah ditetapkan Kemenkes.

"Pastikan tidak ada sedikit pun cairan yang keluar dari jenazah, lalu kita harus membungkus jenazah menggunakan plastik, masukkan ke dalam peti dan tetap berikan antiseptik (saat dimasukkan)," tambah Yuri.

Simulasi Penanganan Pasien Pengidap Virus Covid-19 di RSUD Margono Purwokerto (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

Diberitakan, jumlah kasus virus corona atau Covid-19 bertambah.

Hingga Sabtu (18/4/2020), pemerintah mengumumkan kasus terbaru positif Covid-19.

Jumlah total kasus positif Covid-19 bertambah menjadi 6.248 kasus.

Sementara yang dirawat berjumlah 5.082 orang.

Di samping itu, jumlah pasien yang sembuh juga bertambah menjadi 631 orang dan pasien Covid-19 yang meninggal sebanyak 535 orang.

Gejala Baru Virus Corona

Baru-baru ini, ahli Prancis mengatakan virus corona atau Covid-19 ini juga dapat menyebabkan gejala dermatologis.

Gejala ini menyebabkan kulit kemerahan yang kadang menyakitkan hingga gatal-gatal.

Para ahli Prancis menduga kemunculan hal ini menjadi gejala baru Covid-19.

Baca: Ayo Kenali 10 Gejala Inti pada Tubuh yang Terinfeksi Virus Corona

Baca: Selain Tak Bergejala, Virus Corona Punya Gejala Baru Lainnya, Gatal-gatal hingga Merasa Lelah

Diduga gejala dermatologis ini dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan.

Tak hanya itu, mereka juga menyoroti tentang lesi kulit yang mungkin menjadi tanda Covid-19 lainnya.

Lesi kulit merupakan jaringan kulit yang tumbuh abnormal di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.

Di samping gejala pada kulit, rupanya Covid-19 juga memiliki gejala lainnya antara lain :

Kelelahan Berlebihan

Dikutip dari Kompas.com, seorang pria dari Silver Spring, Maryland merasa sangat lelah hingga hampir tak bisa berjalan.

Padahal ia tidak merasakan demam, namun ia mengaku kedinginan.

Kendati demikian, dokter telah memeriksa gejala yang dialami pria tersebut apakah gelaja Covid-19 atau bukan.

Tak Bisa Mengecap dan Membau

Gejala Covid-19 lainnya yaitu kehilangan indera penciuman dan pengecap.

Dalam hal ini, penderita tiba-tiba tidak bisa merasakan rasa dan bau.

Hal ini awalnya dilaporkan oleh British Rhinological Society dan American of Otolaryngology pada akhir Maret 2020 lalu.

Dalam laporan tersebut bukti anekdotal yang menunjukkan indera penciuman dan pengecap menjadi gejala Covid-19.

Namun, terkait hal ini para tenaga medis masih mempelajari bagaimana virus corona dapat menyebabkan hal tersebut.

Nyeri Otot

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga menyampaikan salah satu gejala virus corona adalah myalgia atau nyeri otot.

Brendan McLaughlin (28), seorang penjaga keamanan di Holy Name Medical Center di Teaneck, New Jersey merasakan pusing sebelum demam, kedinginan, dan nyeri otot.

Ia kemudian pergi ke ruang gawat darurat di rumah sakit tempatnya bekerja dan berpikir mungkin terserang flu.

Tes virus corona menunjukkan hasil positif. McLaughlin mengaku tak pernah merasa begitu sakit dalam hidupnya.

Tak Bergejala

Seperti diketahui, saat ini gejala virus corona ada juga yan tidak memiliki gejala.

Di Indonesia, Orang Tanpa Gejala (OTG) sudah menjadi tanda bagi orang bergejala Covid-19.

Hal ini lebih berbahaya karena kebanyakan orang tidak akan mengetahui apakah orang tersebut terkena virus corona atau tidak.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria)

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul Pemerintah: Jangan Anggap Semua Orang yang Meninggal Saat Pandemi Disebabkan Covid-19



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer