Edukasi Corona Sambil Bawa Peti Mati, Bupati Boltim: Pilih Tinggal di Rumah atau Tinggal Kenangan?

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar Bupati Boltim saat lakukan sosialisasi cegah virus corona pada warganya

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus corona masih menjadii perhatian khusus di seluruh dunia.

Penerapan physical distancing diterapkan guna memotong mata rantai penyebaran virus ini.

Pemerintah Indonesia juga telah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah memutus penularan Covid-19 di Tanah Air.

Tak dipungkiri banyak masyarakat Indonesia yang masih memandang sebelah mata pemerintah ini.

Banyak cara yang dilakukan setiap pemerintah daerah menghimbau warganya untuk melakukan physical distancing.

Satu di antaranya adalah tindakan unik yang dilakukan oleh Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar.

Baca: Menteri BUMN Ungkap Ada Mafia yang Kuasai Impor Alat-alat Kesehatan di Tengah Pandemi Virus Corona

Baca: Kim Jong Un Uji Coba Rudal, Trump Ungkap Dapat Surat Manis dari Korut: Hubungan Kami Baik-baik Saja

Sehan Salim Landjar melakukan sosialisasi pencegahan virus corona (Covid-19) menyita perhatian.

Aksi sosialisasinya terbilang berbeda dan unik.

Dengan naik diatas mobil bak terbuka berkeliling desa di tiap kecamatan, Sehan melakukan edukasi pada warganya.

Hal yang mencuri perhatian adalah dia juga membawa serta peti mati sebagai isyarat jika virus corona sangat berbahaya.

Video Sehan saat mengedukasi warganya tersebut diposting oleh akun @husainabdullah1.

Dalam unggahannya itu, Husain menuliskan keterangan "Inilah Jubir Corona terbaik (emoji)".

Video berdurasi 2 menit 30 detik itu sudah di-retweet 10,5 ribu kali, disukai 17,9 ribu kali, dan 417,7 kali tayang per Minggu (19/4).

Berikut sepenggal narasi dalam video tersebut:

Sehan berpendapat jika pada situasi saat ini dengan pandemi Covid-19, masyarakat cukup resah, kadang mereka tidak terlalu paham sosialisasi yang formal.

"Makanya, saya berupaya untuk turun ke desa-desa. Dalam satu kecamatan, saya melakukan sosialisasi di tiga sampai empat desa. Tujuannya, biar rakyat tahu apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya," ujar Sehan sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/4/2020) malam.

Buat Rakyat Lebih Rileks

Menurut Sehan, sosialisasi tidak boleh membuat masyarakat tegang.

"Sosialiasi dengan gaya saya sendiri. Jadi, masyarakat lebih rilekslah," ujarnya.

Tak pelak, Bupati Boltim itu juga membawa peti mati dalam sosialisasinya.

"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam. Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ucap Sehan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulut ini menerangkan, dengan sosialiasi yang ia lakukan, masyarakat akan makin waspada dan disiplin.

"Sosialisasi dengan gaya saya ini mendapat respek. Masyarakat Boltim merespons dengan baik. Orang luar saja respons, tentunya masyarakat saya juga respons,"jelas Bupati Boltim itu.

Sehan juga menambahkan sosialisasi yang dilakukan terbukti sangat berdampak mencegah Covid-19.

"Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kasus di Boltim," katanya.

Sehan mengungkapkan, ada warga berstatus ODP, namun itu anak-anak dari Boltim yang kuliah di luar daerah, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Manado.

Saat mereka pulang kampung, mereka berstatus ODP.

"Kita karantina, jadi semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan di lapor ke gugus tugas, khususnya kepada Dinas Kesehatan untuk kita pantau," terang Sehan.

Baca: IDI Sebut Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Dua Kali Lipat Lebih Banyak dari Data Pemerintah

Baca: Krisis Virus Corona, Ed Sheeran Donasikan Lebih dari Rp 19 Milyar untuk Kampung Halamannya

Pembatasan Akses Keluar Masuk

Sehan menjelaskan jika pihaknya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat tidak boleh keluar Boltim.

Hal sebaliknya, orang lain yang masuk Boltim juga diawasi ketat.

Kebijakan tersebut dilakukan 23 Maret 2020, sejak pemerintah meminta waspada, dan Boltim langsung menindaklanjuti instruksi itu.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim sudah memikirkan bahwa konsekuensinya jelas berdampak pada pendapatan masyarakatatas adanya penerapan kebijakan ini.

"Makanya saya mengambil kebijakan untuk memberikan stimulan, selama tiga bulan sampai Juni, kurang lebih 900 ton beras disiapkan."

"Makanya di sini usaha juga tetap jalan, tokoh-tokoh buka sampai jam 12 malam," katanya.

Begitu juga dengan pasar rakyat tetap beroperasi. Akan tetapi, di pasar rakyat sudah ada protap.

"Rakyat Boltim sudah tahu, saat membeli harus menjaga jarak dua meter. Terima uang transaksi harus pakai alas tangan, dan sebagainya. Selain itu, mobil lewat perbatasan disemprotkan dulu dengan disinfektan," jelas Sehan.

Harus Disiplin

Sehan juga memberikan tambahan, dia akan terus turun ke desa-desa melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19.

"Prinsipnya, ini hanya perlu kedispilinan. Bukan virusnya yang salah, kita yang tidak disiplin," imbaunya.

Pemerintah sudah mengambil kebijakan berupaya memotong penularan Covid-19 dan sebagai warga Indonesia berharap semua disiplin.

"Diam dulu di rumah, dua sampai tiga minggu selesai virusnya. Khusus rakyat Boltim, ikutilah imbauan pemerintah. Bagi saya, rakyat Boltim itu napas dan jantung Sehan Landjar," pangkas Sehan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka. Kompas.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Viral! Aksi Bupati Boltim Keliling Kampung Bawa Peti Mati untuk Sosialisasi Corona" dan "Viral Video Cara Unik Bupati di Sulut Edukasi Corona, Keliling Kampung Bawa Peti Mati"

Baca: Ramalan Zodiak Besok Senin 20 April 2020, Gemini Perhatikan Pekerjaan, Taurus Kontrol Emosimu



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer