Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pada 18 April 1989, demonstrasi ribuan pelajar dan mahasiswa Tiongkok terhadap Pemerintah China memasuki hari dengan jumlah massa terbesar dalam aksi.
Ribuan anak-anak muda progresif ini melanjutkan aksinya turun ke jalanan kota Beijing memprotes kebijakan pemerintah dan menyerukan demokrasi bagi negara Republik Rakyat Tiongkok yang berpaham komunis.
Pemerintah China dinilai kejam menekan demonstran yang mulai berkembang luas pada bulan Juni.
Tindakan brutal pemerintah China ini kemudian dikenal sebagai Pembantaian di Lapangan Tiananmen. [1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah, 17 April 1815 - Berhentinya Letusan Erupsi Gunung Tambora di Kep Sumbawa
Penyebab
Pada pertengahan 1980-an, pemerintah komunis RRT mengarahkan sektor ekonominya menuju liberalisasi pasar.
Namun, liberalisasi pasar ini masih ketat dikontrol oleh negara yang terus berusaha menarik lebih banyak investasi asing dan meningkatkan perdagangan luar negeri.
Kebijakan ini memicu panggilan hati nurani di antara banyak warga Tiongkok, termasuk banyak pelajar, menuntut diadakanya reformasi sistem politik yang didominasi komunis di negara tersebut.
Pada awal 1989, aksi damai terhadap pemerintah dimulai di sejumlah kota besar di China.
Protes terbesar terjadi pada 18 April di Kota Beijing.
Para pelajar ini berbaris membawa spanduk, melantunkan orasi, dan menyanyikan lagu-lagu seruan menuntut agar adanya suasana politik yang lebih demokratis. [2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Jerrie Mock Jadi Perempuan Pertama yang Mengelilingi Bumi dengan Pesawat
Respons
Pemerintah China merespons aksi pelajar dan mahasiswa ini dengan tindakan yang keras.
Para pejabat pemerintah yang terlihat menunjukkan simpati kepada demonstran diciduk dan dibersihkan.
Sementara itu, sejumlah pemimpin massa ditangkap, wartawan asing diciduk, sejumlah agen kampanye propaganda disusupkan dalam barisan demonstran agar menciptakan keos.
Pada tanggal 3 Juni 1989, protes semakin bertambah besar setiap hari ditambah adanya film dramatis yang dibuat oleh jurnalis asing terkait peristiwa aksi.
Di sinilah pemerintah China kemudian meminta tentaranya untuk menghancurkan gerakan demonstrasi.
Sejumlah demonstran Tiongkok yang tidak diketahui namanya banyak dibunuh (diperkirakan mencapai ribuan).
Peristiwa pembantaian pada bulan Juni ini kemudian dikenal sebagai Pembantaian Lapangan Tiananmen.
Gaung protes menarik perhatian luas di Amerika Serikat.
Banyak orang Amerika berasumsi bahwa China, seperti halnya Uni Soviet dan negara-negara komunis di Eropa Timur, telah bergerak menuju pasar bebas dan demokrasi politik.
Namun, penindasan pemerintah yang brutal terhadap massa mengejutkan publik Amerika.
Pemerintah Amerika Serikat untuk sementara menangguhkan penjualan senjata ke China.
Negara paman sam ini juga memberlakukan sejumlah sanksi ekonomi.
Namun tindakan ini hanyalan simbolisme semu belaka.
Perdagangan dan investasi AS yang meningkat di Tiongkok dapat terganggu apabila Washington terlalu jauh mencampuri urusan internal China.
Adanya kekhawatiran dari pemerintah bahwa reaksi keras dari AS terhadap pembantaian itu dapat mengakibatkan pecahnya hubungan diplomatik dengan China. [3]
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 16 April 2007, Insiden Penembakan di Kampus Virginia Tech, Amerika Serikat
-