Sejak kasus pertama kali yang terjadi di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini terus membentang sayapnya kian lebar.
Maka tidak heran, wabah ini kemudian ditetapkan WHO sebagai pandemi global.
Hingga Sabtu (18/4/2020), sudah ada 2,261,034 kasus di seluruh dunia.
Sejumlah 154,726 di antaranya kasus meninggal dan 578,964 pasien berhasil sembuh.
Organisasi kesehatan dunia, WHO menyebutkan, Virus Corona 10 kali lebih berbahaya dibanding Flu Babi.
Meski demikian, virus Corona juga memiliki kelemahan.
Baca: 2 Hari Setelah Sembuh dari Virus Corona dan Pulang ke Rumah, Pria asal Lumajang Meninggal Dunia
Berikut ini adalah 5 kelemahan Virus Corona, Seperti yang dirangkum oleh Kompas.com.
Melansir The Guardian, Pall Thordarso, Profesor Kimia di University of New South Wales, Sydney, menjelaskan alasan sabun dapatbekerja dengan sangat baik pada Sars-CoV-2 maupun pada sebagian besar virus lainnya.
Hal itu dikarenakan, virus adalah partikel nano rakitan di mana penghubung terlemah adalah lipid (lemak) bilayer.
Sabun melarutkan membran lemak dan virus itu hancur berantakan dan mati, atau lebih tepatnya, tidak aktif karena virus tidak benar-benar hidup.
Penjelasan lebih lengkapnya, yakni kebanyakan virus terdiri dari tiga blok pembangun utama: asam ribonukleat (RNA), protein dan lipid.
Sel yang terinfeksi virus membuat banyak blok bangunan ini, yang kemudian secara spontan berkumpul sendiri untuk membentuk virus.
Secara kritis, tidak ada ikatan kovalen yang kuat yang menyatukan unit-unit ini, yang berarti Anda tidak perlu bahan kimia keras untuk memisahkan unit-unit tersebut.
Ketika sel yang terinfeksi mati, semua virus baru ini melarikan diri dan terus menginfeksi sel lain.
Beberapa berakhir juga di saluran udara paru-paru. Saat Anda batuk, atau terutama saat bersin, tetesan kecil dari saluran udara dapat terbang hingga 10 meter.
Sementara virus corona bisa pergi melalui droplet setidaknya dua meter.
Tetesan kecil ini dapat berakhir di permukaan dan sering mengering dengan cepat. Tetapi virus tetap aktif.
Kulit manusia adalah permukaan yang ideal untuk virus. Ini adalah "organik" dan protein dan asam lemak dalam sel-sel mati di permukaan berinteraksi dengan virus.