Sasando (Sasandu)

Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alat Musik Sasando


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sasando adalah alat musik petik tradisional yang berasal dari Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur.

Sasando diucapkan dengan sebutan “sasandu”, hal ini mengacu bahasa daerah Rote Ndau, “sandu” yang berarti ‘getaran’.

Suara sasandu memiliki kemiripan dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa.

Sasandu terdiri dari tabung bambu dengan rentangan beberapa dawai yang ditempatkan pada ruang resonansi yang terbuat dari daun lontar. (1)

Baca: Ayam Betutu

Baca: Kain Ulos

  • Sejarah Sasando


Sejarah keberadaan Sasandu di masyarakat Rote memiliki berbagai versi, di antaranya:

  • Cerita pemuda yang bernama Sangguana (1950-an) terdampar di Pulau Ndana saat melaut, ia dibawa oleh penduduk menghadap raja di istana. Selama tinggal di istana, bakat seni Sangguana segera diketahui banyak orang sehingga membuat sang putri raja terpikat. Ia minta Sangguana menciptakan alat musik yang belum pernah ada. Suatu malam Sangguana bermimpi sedang memainkan suatu alat musik yang indah bentuk maupun suaranya. Diilhami oleh mimpi tersebut, Sangguana menciptakan alat musik yang diberi nama Sandu (artinya bergetar). Ketika sedang memainkannya Sang Putri bertanya lagu apa yang dimainkan dan Sangguana menjawab “Sari Sandu”. Alat musik itupun Ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang artinya sekali dipetik Tujuh Dawai Bergetar. (Cerita tentang Sangguana ini dimunculkan oleh Yusuf Nggebu Alm, dimuat di harian Kompas Online tahun 2002).
  • Sasando ditemukan oleh dua orang pengembala bernama Lumbilang dan Balialang. Ketika meladang besama domba-domba, mereka membawa sehelai daun lontar, saat kehausan disiang hari mereka melipat daun lontar tersebut untuk menimba air. Untuk melipat, bagian tengah daun berwarna kuning muda harus dibuang dan ketika hendak melepas, tali tersebut dikencangkannya. Tanpa disangka, ketika ditarik keras menimbulkan bunyi nada yang berbeda-beda. Tetapi, karena sering terputus, keduanya lantas mencungkili lidi-lidi tersebut. Akhirnya dia menemukan jika sebenarnya dikaitkan rapat akan membunyikan nada tinggi dan sebaliknya semakin merenggang, dawai akan menghasilkan nada yang rendah (Diceritakan oleh Jeremias Pah Sasando Rote, 17 Januari 2008).
  • Sasando diciptakan oleh dua orang sahabat, yaitu Lunggi dan Balok Ama Sina yang adalah seorang pengembala domba sekaligus penyadap tuak. Ketika mereka sedang membuat haik dari daun lontar, di antara jari-jari dari lembaran daun lontar terdapat semacam benang/fifik yang apabila dikencangkan akan menimbulkan bunyi. Pengalaman inilah yang kemudian menjadi inspirasi kedua sahabat itu untuk membuat suatu alat musik petik yang dapat meniru suara atau bunyi-bunyian yang ada pada gong. Dengan cara mencukil tulang-tulang daun lontar yang kemudian disenda dengan batangan kayu. Karena suara yang dihasilkan kurang bagus, maka kemudian diganti dengan batangan bambu yang dicungkil kulitnya serta disenda dengan batangan kayu. (Djoni L.K. Theedens; Sasando dan orang Rote, Timex 8 September 2009).
  • Samuel Ndun alias Sembe Feok (1897-1990) seorang Manhelo (ahli silsilah dan syair) di Rote bagian barat mengatakan bahwa penemu sasandu adalah seseorang yang bernama Pupuk Soroba. Inspirasi pembuatan sasandu diperoleh Pupuk Soroba saat menyaksikan seekor laba-laba yang besar sedang asik memainkan jaring (sarangnya) sehingga terdengar alunan bunyi yang indah. Berdasarkan pengalamannya itu ia ingin menciptakan suatu alat yang dapat mengeluarkan bunyi yang indah. Untuk merealisasi idenya itu, mula-mula Pupuk Soroba mencukil lidi-lidi daun lontar yang mentah lalu disenda, kemudian dipetik. Pikiran Soroba makin berkembang, terakhir bambu dipasang pada haik yang terbuat dari daun lontar, serta senar atau dawai mula-mula dibuat dari serat akar pohon beringin, sesudah itu dibuat dari husus musang yang kering, dan ternyata menghasilkan resonansi bunyi yang lebih besar. (Paul A. Haning: Sasando, Alat Musik Tradisional Masyarakat Rote Ndao, Penerbit CV. Kairos). (3)

Baca: Congklak

 

  • Ciri khas Sasando


Bagian utama sasandu berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu.

Kemudian, bagian tengah sasandu melingkar dari atas ke bawah dan diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas ke bawah bertumpu.

Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar.

Lalu, tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas.

Wadah tersebut berfungsi sebagai tempat resonansi sasando.

Perkembangan Sasando berjalan seiring perubahan waktu.

Modifikasi dan peningkatan kualitas bunyi mulai dilakukan agar mendapat bunyi yang lebih keras dan bisa disesuai dalam wadah pertunjukkan musik apapun.

Oleh karena itu, sasandu akustik beralih perlahan lahan ke sasando elektrik.

Bentuk Sasandu pun dimodifikasi dan dibuat lebih modern dan elegan.

Pada tahun 2018, seorang pemain sasandu profesional Natalino Mella Sasando bahkan menciptakan jenis sasandu yang diberi nama Sasando Bariton.

Sasandu bariton mempunyai bunyi yang berbeda dengan sasandu pada umumnya.

Sasandu ini menggunakan jenis senar yang berbeda dalam ketebalannya dan mempunyai bunyi yang lebih bulat dan lebih terasa bassnya.

Sasandu baritone juga dilengkapi dengan 32 senar berwarna dan bridge yang bisa dipindahkan serta bisa dimainkan dengan teknik 10 jari yang membuat sasandu ini akan lebih kaya untuk dipelajari. (2)

Baca: Glenn Fredly

Baca: Marcello Tahitoe (Ello)

  • Jenis Sasando


Alat musik sasandu memiliki jenis yang beragam.

Menurut perkembangannya, sasandu dibagi menjadi dua tipe, yaitu sasandu tradisional dan sasandu elektrik.

Sasando tradisional merupakan bentuk sasando aslinya dan dimainkan tanpa alat elektronik, seperti amplifier atau akustik.

Sedangkan, sasando elektrik merupakan jenis sasando yang bisa dimainkan dengan alat elektronik.

Biasanya Sasando elektrik dimainkan dalam panggung besar atau pertunjukan modern.

Berdasarkan suaranya, sasando juga dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya seperti sasando engkel, sasando dobel, sasando gong dan sasando biola.

Sasando engkel merupakan jenis sasando yang memiliki 28 dawai.

Sementara, sasando dobel biasanya memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga memiliki lebih banyak jenis suara.

Untuk sasando gong, merupakan jenis Sasando yang memiliki suara hampir menyerupai suara gong.

Sedangkan sasando biola merupakan sasando yang memiliki suara hampir sama dengan suara biola.

Tentunya penggunaan setiap jenis sasando disesuaikan dengan keahlian setiap pemain dan kebutuhan pertunjukan. (1)

(Tribunnewswiki.com/Ron)



Nama Sasando (Sasandu)


Jenis Alat musik


Asal Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur


Sumber :


1. www.negerikuindonesia.com/2015/10/sasando-alat-musik-tradisional-dari.html
2. warisanbudaya.kemdikbud.go.id
3. kebudayaan.kemdikbud.go.id


Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer