Dilansir oleh worldmeter.info, hingga Minggu (12/4/2020) sore, kasus positif virus corona sudah mencapai 1.786.769 kasus.
Dari kasus tersebut dilaporkan bahwa kasus kematian mencapai 109.275 kasus dan 405.726 orang dinyatakan sembuh.
Tercatat sudah 212 negara melaporkan kasus positif virus corona.
Laporan terbaru Covid-19 ini bahwa sudah masuk ke dalam pedalaman Amazon di Brasil.
Baca: Geger Bansos Corona yang Cantumkan Syarat Agama, Kepala Dinas Kena Tegur Gubernur Bangka Belitung
Baca: Seorang Pria di Semarang Pukul Perawat yang Ingatkan Pakai Masker, Korban Trauma dan Lapor Polisi
Dilansir oleh tribunnews.com yang mengutip Japan Times, laporan tersebut menyatakan bahwa seorang bocah dari suku pedalaman Amazon di Brazil yang meninggal dunia setelah dites positif Covid-19.
Bocah tersebut berusia 15 tahun merupakan warga suku Yanomami.
Berita kematiannya pun telah diumumkan oleh pemerintah Brasil pada Jumat (10/4/2020) lalu.
Menurut pemerintah Brasil, remaja tersebut sempat dirawat di unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit Umum Roraima di Boa Vista, ibu kota negara bagian Roraima, sejak 3 April 2020 silam.
Setelah mendapatkan perawatan, remaja laki-laki itu meninggal dunia karena komplikasi pernapasan yang parah pada Kamis (9/4/2020) malam waktu setempat.
Karena kasus ini, sontak menimbulkan kekhawatiran pemerintah akan kerentanan kesehatan pada warga suku Yanomami lainnya.
"Hari ini kami memiliki kasus yang dikonfirmasi di Yanomami, dan itu sangat mengkhawatirkan kami," kata Menteri Kesehatan Brazil, dikutip dari cnn.com.
"Ini jadi perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat adat."
Peristiwa ini ternyata bukan merupakan hal yang luar biasa.
Hal tersebut lantaran Kementerian Kesehatan Brazil sangat tahu bahwa masyarakat adat yang tinggal terpencil di hutan hujan Amazon sangat rentan terhadap penyakit dari luar wilayahnya.
Lalu bagaimana bisa remaja tersebut terinfeksi Covid-19?
Suku yang tinggal di pedalaman hutan Amazon merupakan suku yang sangat tertutup dari dunia luar.
Menurut kelompok hak asasi Yanomami remaja korban pertama virus corona itu sempat bertemu sejumlah orang sebelum jatuh sakit.
Bahkan itu terjadi tepat sebelum dia menunjukkan gejala corona.
Sementara itu, Asosiasi Hutukara menilai karena perawatan medis tidak memadai menjadi alasan lain remaja malang itu meninggal dunia.
Sebab, menurut mereka remaja itu dirawat di rumah sakit selama dua minggu tanpa diagnosa yang jelas.
Padahal dia masuk ke rumah sakit setelah mengalami gangguan pernapasan, yang mirip gejala virus corona.
Karena ada kasus pertama di suku Yanomami, maka pemerintah Brasil harus melakukan tracking sesuai standar WHO.
Di mana mereka harus melacak warga lain yang sempat berinteraksi dengan pasien. Lalu melakukan tes corona dan mengisolasi mereka.
Selain itu, kasus kematian ini juga mendesak pemerintah menindak penambang emas ilegal di daerah pedalaman Amazon.
Lantaran orang-orang inilah yang diyakini sebagai sumber penyebaran virus corona di pedalaman Amazon.
Bahkan dengan yakinnya, Lembaga Sosial-Lingkungan (ISA) juga mengatakan, virus yang menyebar di suku Yanomami berasal dari para penambang yang secara ilegal memasuki wilayah adat.
"Hari ini, tidak diragukan lagi faktor utama penyebaran Covid-19 di wilayah adat Yanomami karena ada lebih dari 20.000 penambang ilegal yang masuk dan keluar wilayah tanpa kontrol," kata ISA pada situsnya.
Baca: 8 Mitos dan Hoaks Virus Corona: Nyamuk Bukan Perantara Covid-19, Alkohol Bisa Bunuh Coronavirus?
Sementara pemimpin suku Yanomami mengaku bahwa pandemi virus corona bisa menjadi ancaman bagi sukunya.
"Penyakit ini sangat berbahaya bagi kita," kata Dario Yawarioma, seorang pemimpin Yanomami.
Diketahui Suku Yanomami hidup di hutan hujan dan pegunungan di Brasil utara dan selatan Venezuela.
Suku ini merupakan kelompok masyarakat yang sangat teisolasi di Amerika Selatan dan diperkirakan ada 38.000 populasi di sana.
Sebagian besar terisolasi dari dunia luar hingga pertengahan abad ke-20.
Populasi mereka sempat hancur oleh penyakit campak dan malaria pada 1970-an.
Sementara itu, remaja malang tersebut diketahui sedang belajar menjadi guru di cagar alam Boqueirao, kata Asosiasi Hutukara.
Tercatat, dia adalah orang pribumi ketiga di Brasil yang meninggal setelah tertularvirus corona, menurut surat kabar Globo.
Dua lainnya berasal dari suku Borari dan Muru.
Baca: Jose Mourinho Dikecam Wali Kota London karena Tottenham Menggelar Latihan di Tengah Pandemi Corona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Bocah Remaja Pedalaman Amazon Meninggal karena Covid-19, Diduga Penularan dari Penambang Asing"