Terjadi Penolakan Pemakaman Perawat di Ungaran, Tenaga Medis di Rembang Lakukan Aksi Solidaritas

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah perawat di Kabupaten Rembang melakukan aksi solidaritas untuk menentang sikap warga yang menolak pemakaman jenazah perawat positif Covid-19 di Kabupaten Semarang belum lama ini.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kejadian memilukan terulang kembali, di mana pemakaman tenaga medis yang meninggal karena virus corona ditolak warga.

Diketahui perawat RSUP Dr Kariadi Semarang meninggal dunia karena positif virus corona.

Namun jenazah perawat tersebut ditolak warga ketika hendak dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran.

Pemakaman perawat tersebut pun akhirnya dipindah ke Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.

Baca: Pengusaha di Tasikmalaya Hibahkan 1 Hektar Tanah Untuk Pemakaman Korban Virus Corona

Baca: Tolak Pemakaman Jenazah Perawat di Ungaran, Ketua RT Mengaku Didesak oleh Warga

Terkait hal tersebut, sejumlah perawat di Kabupaten Rembang melakukan akasi solidaritas.

Aksi solidaritas ini berlangsung di Kantor DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Rembang, Jumat (10/4/2020).

Dikutip dari Tribun Jateng, para peserta aksi menganggap tindakan penolakan jenazah perawat tersebut sangat menyakitkan dan tidak adil.

Mereka menilai, oknum yang menolak proses pemakaman tersebut tidak menghargai jasa perawat yang sudah bertaruh nyawa untuk menangani pasien corona.

Baca: Update Pasien Virus Corona hingga 11 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 102.753 Orang Meninggal

Baca: Penolakan Pemakaman Jenazah Positif Covid-19: Perawat Pakai Pita Hitam, Ganjar Pranowo Minta Maaf

Sejumlah perawat di Kabupaten Rembang melakukan aksi solidaritas untuk menentang sikap warga yang menolak pemakaman jenazah perawat positif Covid-19 di Kabupaten Semarang belum lama ini. (ISTIMEWA)

Dalam aksi tersebut, pengurus PPNI Kabupaten Rembang menyuarakan sikap dengan membawa poster.

Mereka tetap mengatur jarak sesuai anjuran terkait physical distancing.

Poster tersebut berisi ajakan untuk mendukung para perawat selama bekerja menangani pasien Covid-19.

Ketua PPNI Kabupaten Rembang, Tabah Tohamik mengatakan, peristiwa penolakan jenazah perawat perempuan tersebut sangat melukai hati rekan seprofesi.

Baca: 2 Pemuda Singapura Lakukan Prank Menyebarkan Virus Corona dengan Meminum Jus Botol di Supermarket

Baca: Dougray Scott

ILUSTRASI. Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Ia juga mengajak masyarakat mengedepankan akal sehat dalam melawan persebaran virus corona.

“Kami mengucapkan innalillahi wainnailahi roji’un atas wafatnya saudara kami dalam merawat pasien corona.

Namun, saat akan dimakamkan, justru jenazahnya ditolak.

"Maka kami menggalang aksi persaudaraan untuk mendukung saudara kami yang terkena musibah," ucap Tabah.

Meski demikian, ia mengimbau para perawat di Kabupaten Rembang agar tidak melakukan aksi mogok kerja dalam menyikapi peristiwa ini.

Baca: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Heboh Dengar Suara Dentuman, PVMBG Belum Bisa Pastikan Asalnya

Baca: Biar Tak Bosan saat Physical Distancing, Nonton 5 Film Animasi Studio Ghibli Ini Bisa Jadi Pilihan

ilustrasi - Petugas kesehatan melakukan rapid test Covid-19 massal di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Rapid test massal tersebut dilakukan terhadap orang-orang yang berisiko tinggi terpapar dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyebaran virus corona atau Covid-19. (AFP/Rezas) (AFP/Rezas)

“Perawat sudah bekerja di luar batas kewajaran saat ini.

"Siang malam berada di dekat pasien.

"Di kala orang lain bisa bekerja di rumah, kami terus berada di dekat pasien.‘’ kata dia.

Dia mengimbau para tenaga medis khususnya erawat tetap semangat dalam melakukan tugasnya.

"Saya imbau perawat tetap semangat dan tetap bekerja seperti biasa demi kemanusiaan," tandasnya.

Baca: Menolak Karantina Mandiri karena Tak Bergejala Covid-19, Wanita ini Tulari Virus Corona pada Ibunya

Baca: Untuk Pertama Kalinya, Hong Kong Menggunakan Paru-paru Buatan untuk Mengobati Pasien Covid-19

ILUSTRASI -Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. YONHAP / AFP (YONHAP / AFP)

Dengan kerja sama antara pemerintah dan aparat, Tabah berharap peristiwa penolakan jenazah Covid-19 tidak akan terjadi lagi di tempat lain.

Dalam aksi ini, Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Rembang juga mendesak Kapolda Jawa Tengah untuk menindak pelaku provokator yang menolak pemakaman jenazah perawat pejuang Covid-19.

Seperti diketahui, jenazah perawat yang positif corona ditolak saat akan dimakamkan di Sewakul, Ungaran.

Salah seorang yang berperan dalam penolakan tersebut ialah Purbo, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.

Baca: Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka Mulai Hari Ini 11 April 2020, Berikut 7 Langkah Mendapatkannya

Baca: FILM - Mohabbatein (2000)

Penolak pemakaman perawat terpapar Covid-19 menyampaikan permintaan maaf. (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA) (KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu.

Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi.

Termasuk juga beberapa ketua RT lainnya.

Baca: Tes Kepribadian - Hewan Pertama yang Kamu Lihat Menggambarkan Kondisi Psikologis dan Karaktermu

Baca: Ramalan Zodiak Besok Minggu 12 April 2020, Gemini Tampak Emosional, Virgo Mendapatkan Pujian

“Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul,” ujarnya menirukan warga.

Karena desakan warga itu lah, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.

Purbo menyatakan tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.

Adanya penolakan pemakaman tersebut, karena adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.

(TribunnewsWiki.com/SO/Tribunjateng.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Perawat Rembang Menentang Penolakan Jenazah Rekan Seprofesi di Ungaran: Menyakitkan & Tak Adil,



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer