Diketahui perawat RSUP Dr Kariadi Semarang meninggal dunia karena positif virus corona.
Namun jenazah perawat tersebut ditolak warga ketika hendak dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran.
Pemakaman perawat tersebut pun akhirnya dipindah ke Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.
Baca: Pengusaha di Tasikmalaya Hibahkan 1 Hektar Tanah Untuk Pemakaman Korban Virus Corona
Baca: Tolak Pemakaman Jenazah Perawat di Ungaran, Ketua RT Mengaku Didesak oleh Warga
Terkait hal tersebut, sejumlah perawat di Kabupaten Rembang melakukan akasi solidaritas.
Aksi solidaritas ini berlangsung di Kantor DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Rembang, Jumat (10/4/2020).
Dikutip dari Tribun Jateng, para peserta aksi menganggap tindakan penolakan jenazah perawat tersebut sangat menyakitkan dan tidak adil.
Mereka menilai, oknum yang menolak proses pemakaman tersebut tidak menghargai jasa perawat yang sudah bertaruh nyawa untuk menangani pasien corona.
Baca: Update Pasien Virus Corona hingga 11 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 102.753 Orang Meninggal
Baca: Penolakan Pemakaman Jenazah Positif Covid-19: Perawat Pakai Pita Hitam, Ganjar Pranowo Minta Maaf
Dalam aksi tersebut, pengurus PPNI Kabupaten Rembang menyuarakan sikap dengan membawa poster.
Mereka tetap mengatur jarak sesuai anjuran terkait physical distancing.
Poster tersebut berisi ajakan untuk mendukung para perawat selama bekerja menangani pasien Covid-19.
Ketua PPNI Kabupaten Rembang, Tabah Tohamik mengatakan, peristiwa penolakan jenazah perawat perempuan tersebut sangat melukai hati rekan seprofesi.
Baca: 2 Pemuda Singapura Lakukan Prank Menyebarkan Virus Corona dengan Meminum Jus Botol di Supermarket
Baca: Dougray Scott
Ia juga mengajak masyarakat mengedepankan akal sehat dalam melawan persebaran virus corona.
“Kami mengucapkan innalillahi wainnailahi roji’un atas wafatnya saudara kami dalam merawat pasien corona.
Namun, saat akan dimakamkan, justru jenazahnya ditolak.
"Maka kami menggalang aksi persaudaraan untuk mendukung saudara kami yang terkena musibah," ucap Tabah.
Meski demikian, ia mengimbau para perawat di Kabupaten Rembang agar tidak melakukan aksi mogok kerja dalam menyikapi peristiwa ini.
Baca: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Heboh Dengar Suara Dentuman, PVMBG Belum Bisa Pastikan Asalnya
Baca: Biar Tak Bosan saat Physical Distancing, Nonton 5 Film Animasi Studio Ghibli Ini Bisa Jadi Pilihan
“Perawat sudah bekerja di luar batas kewajaran saat ini.
"Siang malam berada di dekat pasien.
"Di kala orang lain bisa bekerja di rumah, kami terus berada di dekat pasien.‘’ kata dia.
Dia mengimbau para tenaga medis khususnya erawat tetap semangat dalam melakukan tugasnya.
"Saya imbau perawat tetap semangat dan tetap bekerja seperti biasa demi kemanusiaan," tandasnya.
Baca: Menolak Karantina Mandiri karena Tak Bergejala Covid-19, Wanita ini Tulari Virus Corona pada Ibunya
Baca: Untuk Pertama Kalinya, Hong Kong Menggunakan Paru-paru Buatan untuk Mengobati Pasien Covid-19
Dengan kerja sama antara pemerintah dan aparat, Tabah berharap peristiwa penolakan jenazah Covid-19 tidak akan terjadi lagi di tempat lain.
Dalam aksi ini, Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Rembang juga mendesak Kapolda Jawa Tengah untuk menindak pelaku provokator yang menolak pemakaman jenazah perawat pejuang Covid-19.
Seperti diketahui, jenazah perawat yang positif corona ditolak saat akan dimakamkan di Sewakul, Ungaran.
Salah seorang yang berperan dalam penolakan tersebut ialah Purbo, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.
Baca: Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka Mulai Hari Ini 11 April 2020, Berikut 7 Langkah Mendapatkannya
Baca: FILM - Mohabbatein (2000)
"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu.
Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.
Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi.
Termasuk juga beberapa ketua RT lainnya.
Baca: Tes Kepribadian - Hewan Pertama yang Kamu Lihat Menggambarkan Kondisi Psikologis dan Karaktermu
Baca: Ramalan Zodiak Besok Minggu 12 April 2020, Gemini Tampak Emosional, Virgo Mendapatkan Pujian
“Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul,” ujarnya menirukan warga.
Karena desakan warga itu lah, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.
Purbo menyatakan tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.
Adanya penolakan pemakaman tersebut, karena adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Perawat Rembang Menentang Penolakan Jenazah Rekan Seprofesi di Ungaran: Menyakitkan & Tak Adil,