Ganjar mengaku prihatin atas penolakan pemakaman jenazah pasien covid-19.
Seperti diketahui perawat RSUP Dr Kariadi Semarang dikabarkan meninggal dunia setelah positif virus corona.
Namun ketika hendak dimakamkan, warga menolak.
Baca: Pengusaha di Tasikmalaya Hibahkan 1 Hektar Tanah Untuk Pemakaman Korban Virus Corona
Baca: Tolak Pemakaman Jenazah Perawat di Ungaran, Ketua RT Mengaku Didesak oleh Warga
Dengan mata berkaca-kaca, Ganjar juga menyampaikan permohonan maaf tersebut melalui akun Instagramnya, Jumat (10/4/2020).
“Ini kejadian kesekian kali, dan saya mohon maaf,” ucap Ganjar sembari menyatukan kedua tangannya.
Dikutip dari laman Pemprov Jateng, Ganjar berharap kejadian ini merupakan kali terakhir.
“Saya berharap kejadian di Ungaran ini adalah yang terakhir kali.
Jangan lagi ada penolakan jenazah,” kata Ganjar, di Rumah Dinas (Puri Gedeh) Semarang.
Baca: Update Pasien Virus Corona hingga 11 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 102.753 Orang Meninggal
Baca: Penolakan Pemakaman Jenazah Positif Covid-19: Perawat Pakai Pita Hitam, Ganjar Pranowo Minta Maaf
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu megatakan pihaknya mendapat laporan perisiwa yang menorehkan luka hati.
Dimana sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien Covid-19.
Ganjar pun kembali mengajak masyarakat untuk berempati dan mengedepankan rasa kemanusiaan.
“Saya ingin kembali mengajak bapak ibu untuk ngrogoh roso kemanusiaan yang kita miliki,” kata dia.
Baca: FILM - Overdrive (2017)
Baca: 2 Pemuda Singapura Lakukan Prank Menyebarkan Virus Corona dengan Meminum Jus Botol di Supermarket
Ganjar menjelaskan bahwa proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 dilakukan sesuai prosedur kesehatan yang berlaku.
“Sekali lagi saya sampaikan, bapak, ibu, pengurusan pasien jenazah Covid-19 sudah dilakukan dengan standar yang aman, baik dari segi agama maupun medis.
Mulai penyucian secara syar’i, kemudian dibungkus kantung plastik yang tidak tembus air, hingga dimasukkan peti,” kata Gubernur Jawa Tengah itu.
Ia kembali menegaskan bahwa virus corona tak akan menyebar pada inang yang telah mati.
“Dan seperti yang sudah ditegaskan para ahli kesehatan, ketika jenazah itu dikubur secara otomatis virusnya akan mati karena inangnya juga mati,” terangnya.
Menurut Ganjar, para tenaga medis termasuk perawat adalah seorang pahlawan kemanusiaan.
Para tenaga medis tersebut sudah seharusnya dihormati atas jasanya yang telah merawat pasien.
Baca: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Heboh Dengar Suara Dentuman, PVMBG Belum Bisa Pastikan Asalnya
Baca: Biar Tak Bosan saat Physical Distancing, Nonton 5 Film Animasi Studio Ghibli Ini Bisa Jadi Pilihan
“Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil risiko besar dengan merawat pasien Covid-19, padahal ia tahu itu mengancam keselamatannya.
Para perawat, dokter, dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien.
Mengapa kita tega menolak jenazah mereka yang telah berkorban untuk menyelamatkan kita,” tegas mantan anggota DPR RI ini.
Semestinya, imbuh Ganjar, warga memberi hormat dan penghargaan kepada seluruh tenaga medis di manapun berada.
Serta mendoakan agar para perawat, dokter, dan tenaga medis lainnya, selalu diberikan kekuatan dan kesehatan.
Dia mengingatkan kepada pihak-pihak yang mengurus pemakaman jenazah Covid-19, agar berkomunikasi dengan pemerintah desa, tokoh maupun masyarakat setempat.
Sebab kalau warga sudah paham, dia yakin semua akan menerima, sekaligus mencegah berkembangnya isu hoaks yang seringkali memecah belah masyarakat.
Baca: Dibuka Hari Ini, Begini Tahapan dan Cara Pendaftaran Kartu Pra Kerja dari Buat Akun hingga Ikut Tes
Baca: Ramalan Zodiak Besok Minggu 12 April 2020, Gemini Tampak Emosional, Virgo Mendapatkan Pujian
“Bapak, ibu mohon sekali lagi, jangan ada penolakan pemakaman jenazah karena sekarang ini rasa kamanungsan kita benar-benar diuji.
Semoga kita selalu diberikan kekuatan oleh Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan pemakaman jenazah perawat RSUP Dr Kariadi Semarang yang positif covid-19 ditolak warga, Kamis (9/4/2020).
Baca: RSUP Dr Kariadi
Baca: RSUP dr Soeradji Tirtonegoro
Warga mendesak supaya pemakaman jenazah tersebut dipindah.
Hingga Pemakaman perawat tersebut pun akhirnya dipindah ke Bergota, komplek makam keluarga Dr. Kariadi Kota Semarang.