Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Danau Tondano merupakan danau terbesar di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Danau bersejarah ini berlokasi di dataran tinggi di Minahasa.
Danau Tondano adalah destinasi wisata Manado.
Padang-padang yang hijau semuanya melebar sampai ke tepi danau itu dan beberapa restoran bermenu ikan bakar dapat ditemukan di tepi danau itu.
Danau Tondano diapit oleh Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, Pegunungan Lembean, dan Gunung Masarang.
Danau ini pun dilingkari oleh jalan provinsi yang menghubungkan kota Tondano, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Tondano Selatan, dan Kecamatan Remboken.
Tondano merupakan danau yang menghasilkan ikan air tawar seperti ikan mujair, payangka wiko atau udang kecil, pior atau kabos, nike, dan lain-lain.
Danau ini sendiri terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis gunung purba.
Danau Tondano juga mempunyai pulau di tengahnya dan berada di dataran tinggi yaitu 600 meter di atas permukaan laut.
Danau ini memiliki luas 4.000 hektar.(1)(2)
Baca: Danau Sentani
Baca: Danau Toba
Daya Tarik
Banyak obyek pariwisata di Danau Tondano selain dari keindahan sekitar danau.
Obyek wisata yang lumayan terkenal di sekitaran Danau ini adalah “Sumaro Endo” di Remboken, Resort Wisata Bukit Pinus (Tondano arah Toliang Oki), Gua Tikus Tasuka, dan berbagai destinasi wisata lain.
Kawasan Danau Tondano dengan pepohonan rindang dan udara dingin yang menyegarkan, di tepi danau terlihat sebuah gunung yang bernama unik dan berasal dari cerita rakyat yang kisahnya juga cukup unik yaitu Gunung Kaweng.
Di kisahkan dulu kala ada sepasang kekasih yang dilarang orang tuanya tapi tetap kekeh mempertahankan hubungan mereka dan akhirnya tumingkas (lari) ke hutan.
Oleh sebab mengabaikan larangan orang tua mereka, meletuslah kembaran Gunung Kaweng dan akhirnya menjadi Danau Tondano.
Di balik permukaan Danau yang indah dan pemandangan karamba dan pemukiman unik warga, terdapat beragam jenis spesies ikan dan lainnya seperti ikan mujair, pior/kabos, payangka wiko(udang kecil), lobster hitam, gurame, serta Payangka yang merupakan ikan endemik Danau Tondano, serta beragam jenis spesies lainnya. (3)
Sejarah
Tondano dan Danaunya mempunyai cerita yangdisebut sebagai Perang Tondano.
Perang tersebut yaitu perangnya suku-suku Minahasa melawan invasi kekuasaan Belanda.
Perang Tondano pertama berkobar pada tahun 1661.
Perang tersebut terjadi saat The Dutch East Indies Company yang pertama berdiri pada 1602 menginginkan monopoli atas perdangangan beras dan suku-suku Tondano menolaknya.
Selama peperangan terjadi suku-suku di Tondano telah kehilangan banyak mitra dagang berasnya hingga pada akhirnya para Walak (sebutan bagi petinggi suku) membuat sebuah perjanjian dengan kolonial Belanda di Ternate untuk mengakhiri peperangan.
Pada perjanjian tersebut tertulis bahwa “Suku Minahasa selalu menjadi sekutu bagi Belanda dan bukan sebagai subyek jajahan.”
Akan tetapi, akhir indah ini tidak berlangsung lama, pada 1808 ketika Daendels dijadikan Gubernur Jenderal oleh Belanda, perjanjian ini dihapus dan tak lama kemudian Perang Tondano Kedua pun pecah dan berakhir pada kekalahan suku Minahasa.
Walaupun demikian, di tahun-tahun ke depan suku Minahasa yang tak punya mental kalah ini senantiasa menjadi momok yang menakutkan bagi penjajah, oleh karena itu kolonial Belanda tidak memperlakukan Suku Minahasa selayaknya suku jajahan serupa seperti di Jawa dan daerah lainnya.
Danau Tondano dan sejarah Perang Tondano adalah simbol sejarah tentang kebesaran dan keberanian dari suku Minahasa melawan kolonialisme Belanda.(4)
Akses
Bagi wisatawan agar sampai ke lokasi wisata danau Tondano ini, dari Bandara Sam Ratulangi para wisatawan melanjutkan perjalanan ke kota Manado.
Setelah sampai di kota Manado, perjalanan dilanjutkan ke daerah Tomohon.
Dari Tomohon ke danau Tondano ini berjarak sekitar 3 km atau sekitar 20 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi ataupun dengan angkutan umum. (5)