Pernah Jadi Musuh Besar, Kini Max Biaggi Justru Rindukan Rivalitasnya dengan Valentino Rossi

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Max Biaggi (kiri) dan Valentino Rossi (tengah) di podium Donington Park musim 2003

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sepanjang kariernya, Valentino Rossi memiliki banyak rival di kelas premier MotoGP.

Dari semua itu, pembalap satu negaranya, Max Biaggi, dianggap sebagai rival terbesar dan musuh bebuyutan Valentino Rossi.

Sekarang Max Biaggi sudah pensiun dan dia tidak bertemu lagi di aspal sirkuit dengan Valentino Rossi.

Namun, beberapa waktu lalu, dilansir dari Autosport.com, Max Biaggi mengaku saat ini justru rindu masa tersebut.

Pembalap berjuluk Kaisar Roma itu pernah terlibat rivalitas panas dengan Valentino Rossi pada era 2000-an awal.

Mereka sebenarnya sudah bersaing sejak di kelas yang lebih rendah, tetapi menjadi semakin memanas di kelas paling tinggi.

Ada banyak insiden di sirkuit maupun di luar sirkuit antara Max Biaggi dengan The Doctor.

Salah satu yang paling terkenal adalah insiden Suzuka 2001 ketika Max Biaggi mendorong Rossi hampir keluar lintasan.

Baca: Sempat Absen, Valentino Rossi Bakal Ikut MotoGP Virtual Race Bagian 2 pada 12 April 2020

Baca: Legenda Ducati Ini Minta Aturan di MotoGP Diubah Agar Valentino Rossi Bisa Membalap sampai Tua

Max Biaggi dikenal sebagai musuh bebuyutan Valentino Rossi dan sering terlibat insiden dengannya (Instagram.com/maxbiaggiofficial)

Rossi kemudian membalas dengan mengacungkan jari tengahnya.

Bahkan mereka pernah terlibat perkelahian di podium Catalunya pada tahun yang sama.

Namun, tensi panas di antara mereka kini sudah menurun.

Dalam suatu kesempatan, Biaggi justru menyebut rivalitasnya dengan Rossi adalah sebuah "berkah."

"Aku rindu saat-saat itu, aku rindu tahun-tahun itu," kata Biaggi, dikutip dari Autosport.

"Itu adalah hal yang baik dan buruk. Saat itu adalah balapan yang membuat stress dan berlangsung berbulan -bulan dan bertahun-tahun," dia mengungkapkan.

Dia merasa rivalitasnya dengan Rossi sebagai berkah karena bisa memberi sebuah pertunjukan besar bagi para penikmat MotoGP.

"Namun, selama bertahun-tahun, aku sangat paham bahwa lima, enam, tujuh tahun yang aku lakukan di sini [kelas premier] sangat melelahkan dan itu adalah sebuah berkah karena bersama Rossi, kita menyajikan rivalitas yang nyata dan hebat di dalam dan luar lintasan kepada para penonton dan orang-orang," katanya

"Aku menghormatinya dan aku pikir dia merasakan hal yang sama, setelah bertahun-tahun, aku rindu masa itu, aku rindu tahun-tahun itu dan berharap dapat kembali," dia menambahkan.

Max Biaggi membalap di Sirkuit Donington Park pada MotoGP 2005 (Commons.wikimedia.org)

Baca: Di MotoGP Hanya Ada 3 Pembalap yang Bisa Juara 5 Kali Beruntun, Valentino Rossi Salah Satunya

Baca: Inilah Pembalap Tersukses di Tiap Pabrikan MotoGP, Nomor Satu Bukan Valentino Rossi

Biaggi memutuskan meninggalkan MotoGP pada 2006 dan pindah ke World Superbike.

Sayangnya, meski sering menjadi lawan berat para juara, pembalap Italia ini belum pernah sekalipun menjuarai kelas premier.

Dia akhirnya menjadi juara dunia di Superbike pada 2010 dan 2011 bersama Aprilia.

Sementara itu, MotoGP 2020 masih belum jelas kapan dimulai karena wabah corona belum bisa ditangani.

Ronde Qatar terpaksa dibatalkan untuk kelas MotoGP, kemudian ronde lainnya juga terpaksa ditunda.

Beberapa waktu lalu, MotoGP Catalunya juga masuk daftar ronde yang ditunda.

Bos MotoGP alias CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, mengungkapkan kemungkinan skenario terburuk, yakni musim 2020 dibatalkan total.

Dilansir dari Crash.net, Ezpelata juga mengatakan kejuaraan dunia MotoGP bergantung pada vaksin virus corona.

Sayangnya, meski dalam keadaan darurat, para ilmuwan menyebut vaksin corona baru ada tahun depan.

Baca: Jika Wabah Covid-19 Belum Bisa Ditangani, Bos Dorna Sports Sebut MotoGP 2020 Bisa Dibatalkan Total

Baca: Bos LCR Honda Lucio Cecchinello Sebut Penundaan MotoGP Bisa Isi Kembali Tenaga Valentino Rossi

CEO Dorna Sport Carmelo Ezpeleta (Gridoto.com/elpais.com)

Mengutip dari The Guardian, saat ini ada sekitar 35 perusahaan dan institusi akademik yang berlomba menciptakan vaksin corona.

Setidaknya, empat dari daftar tersebut sudah mengetesnya pada hewan.

Sementara itu, agar vaksin bisa disetujui, harus melewati tiga fase percobaan klinis terlebih dulu.

"Saya pikir, sampai kita punya vaksin untuk menghentikan penyebaran virus corona, akan sangat sulit atau mustahil menyelenggarakan grand prix atau acara besar lainnya," kata Ezpelata dikutip dari Crash.net.

Ezpeleta mengatakan bahwa jika pun kondisi sedikit normal kembali, pelarangan travel akan tetap ada di semua negara.

"Jadi tidak memungkinkan banyak orang melihat pertandingan sepak bola atau menonton balap MotoGP," dia menambahkan.

Pria Italia itu juga tidak begitu yakin Dorna bisa menyelenggarakan MotoGP 2020.

Baca: Legenda Ducati Ini Minta Aturan di MotoGP Diubah Agar Valentino Rossi Bisa Membalap sampai Tua

Baca: MotoGP Ditunda karena Wabah Covid-19, Dorna Beri Bantuan Dana pada 6 Tim Satelit untuk Bayar Kru

Namun, Ezpeleta menegaskan bahwa jika ada sejumlah kecil ronde yang memungkinkan, maka ronde tersebut tetap akan digelar.

Dalam peraturan, agar sebuah musim MotoGP dianggap sah, maka harus ada minimal 13 ronde.

"Apabila kita hanya punya sedikit ronde, saya tidak khawatir. Kita tetap dapat memilih menyelenggarakan kejuaraan dunia," katanya.

"Terus terang, jika kita punya kesempatan mengulang kejuaraan dunia ini, kita akan melakukannya. Tidak penting berapa jumlah ronde," dia mengungkapkan.

Menurut Ezpeleta, MotoGP masih punya waktu lebih dari lima bulan sampai September.

Para pembalap MotoGP melakukan berbagai kegiatan lain untuk mengisi jeda MotoGP, misal rider Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo menggunakan waktu luangnya untuk memasak (MotoGP)

Jika musim dimulai pada September mendatang, masih bisa diselenggarakan lebih dari empat atau lima ronde.

Kalender juga dapat diubah, misal menggelar beberapa ronde di Eropa kemudian lanjut ke Asia jika pembatasan travel sudah melonggar.

"Semua tergantung pada perkembangan situasi di seluruh dunia. Ketika sudah melihat lampu hijau, kita segera bereaksi. Kita akan menggelar ronde yang dapat kita selenggarakan musim ini," kata dia.

Ezpeleta menyebut bahwa aspek keamanan dan kesehatan setiap orang terlibat sangat penting.

Jika seseorang terinfeksi ketika menonton MotoGP, maka kejuaraan tersebut bisa dicela selamanya.

Baca: Motor MotoGP 4-Tak: Mengenal Sejarah Honda RC213V, Yamaha YZR-M1, dan Ducati Desmosedici GP

Namun, seandainya musim 2020 benar-benar dibatalkan, Ezpeleta mengatakan kejuaraan ini akan tetap bertahan.

Dorna akan tetap menyiapkan MotoGP 2021 sebaik-baiknya.

(TribunnewsWiki/Febri)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer