Mengenal Carrimycin, Obat yang Dikembangkan China, Digadang-gadang Bisa Sembuhkan Corona

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin virus corona

TRIBUNNEWSWIKI.COM – China dikabarkan mengembangkan obat untuk memerangi pandemi virus corona.

Pada Februari 2020 Rumah Sakit Yuan Beijing memulai penelitian untuk kemanjuran dan keamanan obat Carrimycin.

Obat ini akan diteliti lebih lanjut dalam pengobatan infeksi virus corona jenis baru.

Dikutip dari Kompas.com, obat ini secara khusus dikembangkan untuk saluran pernapasan atas.

Carrimycin diketahui telah terdaftar di Administrasi Produk Medis Nasional China.

Antibiotik baru itu dikembangkan oleh Institute Medicinal Biotehnology (Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China) dan Shenyang Tonglian Group Co Lts.

Obat Carrimycin ini dinamai ‘Bite’.

"China memiliki hak kekayaan intelektual eksklusif dan teknologi utama dari obat ini," tulis laman Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China.

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Lalu apakah yang disebut dengan Carrimycin ini?

Pengobatan Carrimysin ini bermula pada 2003.

Tepatnya ketika Institute Medicinal Biotehnology dan Shenyang Tonglian Group Co Lts memprakarsai kolaborasi untuk mengembangkan perawatan ini.

Dalam rentan waktu tersebut, mereka mematenkannya di 12 negara.

Termasuk Amerika, Kanada, Uni Eropa, dan lain-lain.

Pencegahan virus Corona (doktersehat.com)

Carrimycin memiliki aktivitas antibakteri yang kuat serta penghambat mikroplasma dan klamidia tanpa menunjukan resistensi.

Obat ini juga aktif melawan beberapa bakteri gram negatif (seperti clostridium difficile dan bacillus influenzae) dan jamur candida albicans.

Dengan dana dari pemerintah, penelitian itu menjadi salah satu riset kolaborasi besar di China dengan melibatkan 520 pasien Covid-19.

Penelitian terhadap pasien Covid-919

Meneliti pasien Covid-19 usia 18-75 tahun Beberapa kriteria pasien dalam penelitian itu adalah berusia usia 18-75 tahun dengan stratifikasi klinis:

  • Jenis ringan: gejala klinis ringan atau tanpa gejala dan tak ada tanda-tanda pneumonia pada hasil scan
  • Jenis biasa: demam, gejala pernapasan, ada tanda-tanda pneumonia pada hasil scan
  • Jenis parah: gangguan pernapasan, RR lebih dari 30 kali per menit, saturasi oksigen jari kurang dari 93 persen dalam keadaan diam
  • Jenis kritis: terjadi kegagalan pernapasan, pasien mengalami syok, memerlukan perawatan darurat karena kegagalan organ.
ilustrasi (kolase tribunkjabar/pixabay.com)

Para peneliti mencoba untuk menetapkan kriteria penyembuhan klinis dan model prediktif awal berkembangnya Covid-19.

Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian itu adalah mengetahui waktu demam hingga normal, waktu resolusi peradangan paru, dan konvensi negatif RNA virus corona pada akhir pengobatan.

Halaman
12


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer