Dilansir oleh Worldmeters, hingga Kamis (9/4/2020), total kasus Covid-19 di dunia sudah mencapai 1.519.084 kasus.
Selama sudah hampir 4-5 bulan sejak penyakit ini muncul di Wuhan, China, jumlah kasusnya terus berkembang dan belum terjadi penurunan.
Meskipun data menunjukkan sudah lebih dari 1,5 juta manusia di dunia terinfeksi virus corona, namun ilmuwan justu klaim angka tersebut sangat kecil dan rendah.
Seperti dikutip dari Daily Star sebuah studi baru mengungkapkan jumlah itu baru 6% yang terdeteksi di dunia.
Selebihnya masih banyak kasus belum terkonfirmasi dan terdeteksi.
Baca: Kabar Gembira! Pemerintah Indonesia Sudah Kantongi Obat Produksi Dalam Negeri untuk Virus Corona
Baca: Siap Lawan Covid-19, Pemerintah Datangkan 20 Alat PCR dari Swiss, Bisa Tes Corona 10 Ribu Per Hari
Dengan Jumlah nyaris 1,5 juta orang terinfeksi baru menunjukkan 6% lantas berapa jumlah sebenarnya pasien yang terinfeksi virus corona?
Jika benar diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 2,5 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona, namun tidak terdeteksi.
Para peneliti dari Universitas Gottingen di Jerman mengatakan, sebagian besar orang yang terinfeksi mereka berada diluar radar.
Christian Bommer, dan Professor Sebastian Vollmer menggunakan perkiraan mortalitas dan waktu virus hingga kematian dari penelitian terbaru yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases.
Ini adalah upaya memverifikasi keakuratan catatan kasus resmi.
Temukan ini mengatakan bahwa hanya 6% negara-negara di dunia melaporkan temuan mereka penduduknya terinfeksi virus corona.
Pengujian yang kurang memadai dan jumlah petugas medis yang keteteran membuat kasus ini diperkirakan jumlahnya lebih besar daripada yang sudah terkonfirmasi.
Sementara itu negara seperti Italia dan Spanyol yang mencatatkan jumlah kematian besar, mengkui sebagian orang yang meninggal belum terindentifikasi dengan Covid-19.
Sebelum hasil tes keluar mereka meninggal terlebih dahulu.
Studi ini memperkirakan bahwa Jerman telah mendeteksi sekitar 15,6 % dari infeksi sedangkan Italia baru 3,5 % dan Spanyol 1,7 %.
Menurut Vollmer temuan ini bisa dijadikan pertimbangan dari pemerintah untuk berhati-hati ketika mereka menafsirkan jumlah angka dari kasus untuk tujuan perencanaan.
"Perbedaan jumlah tiap negara, didasarkan pada kualitas pengujian, berarti sebagian besar jumlah yang ditapilkan tidak informatif," jelas Bommer.
Atas temuan itu Jerman saat ini menguji sekitar 500.000 pasien setiap Minggunya denga tujuan meningkatkan jumlah tersebut.
Sedangkan Inggris melakukan pengujian 10.000 penduduknya setiap harinya untuk meningkatkan jumlah deteksi orang terinfeksi Covid-19.