Pengembangan vaksin tersebut bahkan sudah mencapai pengujian terhadap penderita manusia.
Dengan vaksin ini, diharapkan banyak nyawa yang bisa selamat setelah terpapar Covid-19.
Pengujian tersebut kini dilakukan kepada para relawan yang menawarkan dirinya untuk disuntik vaksin uji coba tersebut.
Hal tersebut dilakukan oleh negara dengan kasus pertama Covid-19 yakni China.
Dilansir oleh South China Morning Post, Kamis (19/3/2020), vaksin tersebut dikembangkan oleh CanSino Biologics, yang merupakan perusahaan farmasi yang bekerja sama dengan militer China.
Baca: UPDATE Kasus Virus Corona Terbaru di Indonesia Selasa 7 April 2020: 2.738 Terkonfirmasi
Baca: Fakta Mengejutkan, 70 Persen Kasus Positif Virus Corona di Indonesia Muncul dari Orang Tanpa Gejala
Berbagai uji coba telah dilakukan untuk penyempurnaan vaksin ini.
Dan tentunya uji coba tersebut untuk melihat dampak yang terjadi setelah suntik vaksin ini.
Meski demikian, ternyata beberapa relawan justru antusias untuk berpartisipasi, sebanyak 108 relawan menawarkan diri untuk diuji dengan vaksin tersebut di Wuhan, setelah menerima izin dari Pemerintah Pusat.
Salah satu peserta dalam uji coba tersebut adalah Xiao Mi, dia masuk dalam daftar diosis rendah untuk menerima vaksin.
Xiao menjelaskan, dia dihubungi peneliti, awalnya dia takut namun kemudian dia mau mendaftar.
Dia takut setelah diberi tahu akan ada kemungkinan efek samping yang diterimanya usai diberikan vaksin tersebut.
Namun, dia diberi tahu lagi bahwa efek samping itu hanya kemungkinan paling buruk, selebihnya mungkin akan aman.
"Dua orang dari kelompok kami langsung mengalami kenaikan suhu mencapai 38 derajat celcius," katanya.
"Kemudian, ada yang langsung mengalami diare," imbuhnya.
Meski demikian, yang lebih penting baginya adalah dia bisa memberikan kontribusi penting bagi masyarakat.
Xiao menjelaskan, dia ingin berperan dalam masyarakat dan merasa itu bukanlah hal yang menakutkan.
"Saya merasa bisa menanggung beban ini," katanya.
Baca: Minimalisasi Dampak Pandemi, Pemerintah Akan Berikan BLT Rp 600 Ribu selama 3 Bulan, Ini Syaratnya
Baca: Sesak Napas Jadi Gejala Covid-19, Namun Juga Bisa Pertanda Penyakit Lain, Segera Lakukan Hal Ini
Sebelumnya orang pertama yang disuntikan vaksin virus corona adalah Mayor Jenderal Chen Wei, ilmuwan militer China yang memimpin percobaan ini.
Sukarelawan lain bernama Li Min, dan istrinya Wang Feng, seorang pasien yang baru sembuh dari virus corona.
Menurut keterangan, para relawan yang berusia 18-60 tahun dalam uji coba ini dibagi menjadi tiga kelompok besar.
Dengan setiap kelompok yang masing-masing beranggotakan 36 orang mereka mendapatkan dosis rendah, sedang, tinggi.
Setiap kelompok berisi 36 orang, mereka mulai mendapatkan dosis sesuai dengan kelas masing-masing.
Selama 14 hari mereka akan menerima injeksi dan terus diawasi, saat ini baik China maupun AS keduanya sama-sama sedang mengembangkan vaksin virus corona.
Beijing telah memerintahkan militer untuk turun tangan dalam pembuatan vaksin tersebut, pengembangan masih terus berjalan dan akan terus disempurnakan hingga akhir Maret ini.
Namun belum diketahui pasti kapan vaksin ini akan dirampungkan dan siap diedarkan.
Seorang peneliti bernama Wang Junzhi, berujar akan segera menyelesaikannya hingga akhir maret ini.
Namun, pakar virologi dari Queensland di Australia, Rob Hall menyebut butuh waktu lama sebelum vaksin itu diproduksi massal.
Dia menyebutnya setidaknya butuh waktu 6-9 bulan untuk uji klinis dan siap diedarkan dalam waktu satu tahun.
Baca: 2 Dokter Prancis Dikritik Setelah Menyarankan Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Masyarakat Afrika
Baca: ‘Perlombaan Global’ Ciptakan Vaksin Corona: China Kembangkan 9 Vaksin, AS Siap Uji Coba
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Mengejutkan Saat Relawan Disuntikkan Vaksin Covid-19! Suhu Tubuhnya Langsung Naik, Ada yang Diare"