Jika Wabah Covid-19 Belum Bisa Ditangani, Bos Dorna Sports Sebut MotoGP 2020 Bisa Dibatalkan Total

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, sebut ada kemungkinan MotoGP 2020 dibatalkan total

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kalender MotoGP 2020 masih berantakan karena diganggu wabah covid-19 yang semakin meluas.

Hingga saat ini memang hanya MotoGP Qatar yang dibatalkan, tetapi ada banyak ronde yang terpaksa ditunda.

Jadwal MotoGP 2020 terus mengalami kemunduran jadwal dan belum jelas kapan akan dimulai.

Bahkan, jika tetap digelar dengan jumlah ronde penuh, bisa mengganggu musim berikutnya.

Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP mengaku akan senang jika bisa menggelar balapan meski hanya 10 ronde.

Hal ini diungkapkan oleh CEO Dornas Carmelo Ezpelata.

Baca: MotoGP Ditunda karena Wabah Covid-19, Dorna Beri Bantuan Dana pada 6 Tim Satelit untuk Bayar Kru

Baca: Bos LCR Honda Lucio Cecchinello Sebut Penundaan MotoGP Bisa Isi Kembali Tenaga Valentino Rossi

Dia menjelaskan bahwa sesuai aturan, MotoGP 2020 harus menggelar minimal 13 seri dalam satu musim agar musim tersebut dinyatakan sah.

Namun, syarat minimal 13 seri dalam satu musim hanya berlaku pada situasi normal.

Dengan adanya pandemi corona seperti saat ini, Carmelo Ezpeleta mengatakan MotoGP musim 2020 bisa menjadi pengecualian.

"Di dalam kontrak, kami harus menggelar minimal 13 balapan pada kondisi normal, namun saat ini kasusnya tidak seperti itu," kata Carmelo Ezpeleta dilansir dari Autosport.

"Jika musim ini kejuaraan hanya berlangsung 10 seri, saya akan tetap merasa senang," kata dia menambahkan.

"Kami mencoba menggelar balapan sebanyak mungkin. Jika bisa lebih dari 10, itu akan lebih baik. Tidak hanya bagi penggemar MotoGP, tetapi bagi semua orang yang artinya keadaan sudah membaik," ujar Carmelo Ezpeleta.

Kendati demikian, Dorna Sports dan Federasi Motor Internasional (FIM) juga sudah siap dengan skenario terburuk, yaitu MotoGP 2020 dibatalkan.

Sebab, enam seri sudah mengalami penundaan dan MotoGP Qatar dibatalkan untuk kelas MotoGP.

"Mimpi terburuk kami adalah, kami berpikir tentang pembatalan total. Ini harus direnungkan, tetapi masih ada waktu," ujar Carmelo Ezpeleta.

"Tentu saja (pembatalan) itu bisa saja terjadi. Itu bukan untuk MotoGP, tetapi untuk umat manusia yang artinya situasi memburuk," katanya.

MotoGP Prancis yang sedianya digelar pada 17 Mei di Sirkuit Le Mans baru-baru ini juga diumumkan ditunda.

Bos LCR Honda Lucio Cecchinello Sebut Penundaan MotoGP Bisa Isi Kembali Tenaga Valentino Rossi

Umumnya, penundaan MotoGP 2020 dianggap menguntungkan Marc Marquez karena memberi waktu untuk penyembuhan cedera bahunya.

Namun, jeda MotoGP juga memiliki dampak positif bagi pembalap Monster Energy Valentino Rossi.

Dilansir dari Crash.net, bos LCR Honda Lucio Cecchinello merasa penundaan MotoGP akan memberi waktu Valentino Rossi mengisi kembali tenaganya.

Valentino Rossi, Franco Morbidelli, dan Francesco Bagnaia berlatih bersama di MotoRanch VR46 karena MotoGP Qatar dibatalkan (Instagram.com/vr46ridersacademyofficial)

Baca: Meski Untungkan Marc Marquez, Alberto Puig Sebut Penundaan MotoGP Tak Untungkan Honda

Baca: Sedih Kalender MotoGP 2020 Berantakan karena Wabah Corona, Valentino Rossi Pilih Opsi Ini

Saat ini pembalap Italia tersebut sudah berumur 41 tahun dan menjadi yang paling senior di kelas premier.

Tidak hanya Rossi, tetapi pembalap LCR Honda Cal Crutchlow juga bisa mengisi kembali tenaganya.

Sama seperti Rossi, Cal juga belum menentukan nasibnya apakah tetap lanjut setelah musim 2020 atau pensiun.

"Saya pikir jeda ini dapat mengisi kembali sedikit tenaga, khususnya bagi para pembalap yang berpikir akan berhenti membalap," kata Cecchinello dikutip dari Crash.net.

"Saya kira momen ini dapat membuat mereka berpikir lagi, karena mereka mungkin sadar bahwa tanpa motor (MotoGP) mereka akan bosan berada di rumah tanpa ada yang dikerjakan," dia menambahkan.

Mungkin Valentino Rossi juga akan merasa bosan karena beberapa waktu yang lalu dia juga mengatakan bakal rindu ritual yang selalu dilakukannya sebelum membalap.

Bos LCR Honda Lucio Cecchinello (Instagram.com/luciocecchinellolcr)

Jika lanjut membalap, juara kelas premier tujuh kali tersebut harus segera mencari tim baru karena posisinya sudah digeser Fabio Quartarao.

Tim pabrikan Yamaha memilih mempertahankan Maverick Vinales dan merekrut Quartarato daripada menunggu Rossi yang belum mau memberi keputuskan karier setelah musim 2020.

Baca: Bisa Menang di Balap Virtual MotoGP, Alex Marquez Mengaku Dibantu Pembalap E-Sport Indonesia

Baca: Tak Mau Ganggu Musim 2021, Bos Dorna Carmelo Ezpeleta Putuskan Kurangi Jumlah Seri MotoGP 2020

Namun, Cecchinello juga berharap MotoGP 2020 juga segera bisa dimulai.

"Jika kita dapat memulai pada akhir Juni atau awal Juli, akan jadi sangat baik," ucapnya.

Hanya saja, mungkin tidak semua seri MotoGP 2020 dapat digelar.

"Penting bagi kita untuk menggelar setidaknya setengah [dari seluruh seri] dari kejuaraan itu. Jika kita dapat kembali ke sirkuit pada Juli, saya pikir kita masih punya waktu menggelar 12-14 seri," dia menjelaskan.

Sementara itu, banyak yang mengatakan penundaan MotoGP 2020 menguntungkan Honda dan Marc Marquez.

Honda memang terlihat kurang bersinar pada tes pramusim MotoGP Qatar 2020.

Selain itu, Marc Marquez juga terlihat belum sembuh total dari cedera bahunya.

Pembatalan dan penundaan berbagai seri MotoGP dianggap bisa memberikan waktu bagi pabrikan Jepang tersebut untuk mempersiapkan balapan.

Baca: Bos Ducati Gigi Dall’Igna Sebut Penundaan MotoGP karena Wabah Corona Untungkan Marc Marquez

Baca: MotoGP Qatar Dibatalkan, Andrea Dovizioso Sebut Marc Marquez Diuntungkan karena Bisa Pulihkan Cedera

Namun, masih dilansir dari Crash.net, Manajer Repsol Honda Alberto Puig mengaku penundaan MotoGP tidak menguntungkan Honda.

Managing Director Repsol Honda Alberto Puig (MotoGP)

Meski mengalami kesusahan pada tes pramusim, Honda tidak mengubah mesin dan desain fairing agar dapat memperbaiki performa.

"Honda tidak memiliki keinginan memodifikasi apapun karena, pertama, sebuah mesin tidak dibuat dalam lima menit. Semua yang berpikir 'mereka menunda kejuaraan sehingga Honda dapat membuat mesin lain' tidak banyak mengerti," kata Puig, dikutip dari Crash.net.

"Satu-satunya hal yang dapat dikatakan dengan pasti adalah, jika seseorang bertindak curang di kejuaraan ini, pasti bukan Honda karena IRTA sudah mendapatkan apa yang dibutuhkan dari kita," Puig menjelaskan.

Puig juga mengatakan bahwa pada hari terakhir di Qatar, mereka sudah mendapat banyak peningkatan.

Mengenai Marc Marquez, Puig setuju bahwa penundaan MotoGP akan membantu pembalap Spanyol itu dalam menyembuhkan cederanya.

Bahkan Puig mengatakan bahwa jika seri perdana Qatar tidak dibatalkan, Marc Marquez akan tetap melaju di depan meski sedang cedera.

"Kenyataannya adalah dia (Marc Marquez) bahkan mungkin belum sembuh 60% (ketika tes) dan benar bahwa penundaan ini mungkin telah membantu hal tersebut," kata manajer Repsol Honda tersebut.

(Motorplus-online.com/Erwan Hartawan/TribunnewsWiki/Febri)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer