Surat Terbuka Akademisi China, Minta Amerika Serikat dan China Bersatu Hadapi Pandemi Covid-19

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Donald Trump dan Xi Jinping

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sekelompok sarjana China telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan kepada Amerika Serikat dan China untuk mengkahiri permainan saling menyalahkan dan mulai bekerja sama untuk melawan pandemi cirus corona atau covid-19.

Para akademisi yang termasuk mantan diplomat dan akademisi dari berbagai bidang seperti ilmu politik, hubungan internasional dan sosiologi, mengatakan bahwa sementara asal-usul virus corona tetap tidak diketahui, saling melemparkan tuduhan tidak akan menghasilkan apa-apa selain sakit.

Mereka mengatakan, negara-negara harus berhenti mengeluh, saling menunjuk dan menyalahkan satu sama lain" dan mulai untuk bekerja sama menemukan solusi bagi krisis kesehatan masyarakat global.

“Pertengkaran politik tidak memberikan kontribusi apa pun bagi perkembangan hubungan Tiongkok-AS yang sehat. Juga tidak akan membantu orang-orang di dunia untuk secara rasional dan akurat memahami dan mengatasi pandemi ini,” kata para ahli dalam surat yang diterbitkan pada hari Kamis dalam berita online majalah The Diplomat .

Baca: Studi Sebut Angka Kematian Akibat Covid-19 di AS Bisa Capai 2.300 per Hari pada April

Baca: Google Akan Publikasikan Lokasi Pengguna di Seluruh Dunia untuk Pantau Social Distancing Covid-19

"Sebagai dua negara besar di Bumi, kerja sama antara Cina dan AS dapat, dan seharusnya, digunakan untuk membawa hasil yang lebih positif bagi semua umat manusia," katanya.

Para akademisi tersebut juga mendesak kedua belah pihak untuk mengesampingkan pertengkaran mereka tentang asal muasal covid-19 tersebut.

"Pada tahap pandemi ini, sumber dan asal yang tepat dari Covid-19 tetap belum ditentukan, tetapi pertanyaan-pertanyaan ini tidak penting dan menunjuk dengan jari merendahkan dan melukai semua orang," kata mereka.

Para pejabat AS dan China telah berdebat selama berminggu-minggu mengenai asal-usul virus corona, yang pertama kali terdeteksi di kota China tengah itu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali menyebut virus corona tersebut sebagai ‘chinese virus’.

ILUSTRASRI - Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berpidato di acara kampanye akbar Pilpres 2020 di Greenville, Carolina Utara, Rabu malam (17/7/2019). (AFP / NICHOLAS KAMM)

Sementara politisi AS lainnya mengatakan virus tersebut dibuat di laboratorium China.

Di sisi China, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian pernah menyebut virus corona mungkin dibawa ke China oleh tentara AS.

Baca: Ai Fen, Dokter Wanita asal China yang Mengungkap Virus Corona Pertama Kali, Dikabarkan Menghilang

Baca: Diduga Karena Khawatir Dampak Ekonomi Akibat Virus Corona, Menkeu di Jerman Bunuh Diri

Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi Amerika bulan lalu bahwa berspekulasi tentang asal-usul virus itu "berbahaya", tetapi ‘pengarahan jari’ di kedua belah pihak telah membuat hubungan kedua negara menurun.

Dilansir oleh South China Morning Post, surat terbuka itu adalah gagasan Wang Wen, dekan eksekutif Institut Studi Keuangan Chongyang di Universitas Renmin di Beijing.

Ia mengatakan tujuannya bukan hanya untuk menunjukkan kemauan elit intelektual China untuk mempromosikan solidaritas dan mengurangi ketegangan, tetapi untuk membuat jelas bahwa prioritas saat ini adalah menyelamatkan nyawa.

“Kami tidak mengkritik siapa pun dalam surat itu, atau menyebutkan nama. Kami tidak ingin menyulut perselisihan dan konfrontasi saat ini, ”katanya.

"Sebagian besar intelektual China damai, rasional, dan konstruktif, dan syukurlah kami dengan cepat mencapai konsensus tentang isi surat itu."

Pekerja rumah duka mengambil jenazah seorang penduduk, yang dilaporkan meninggal karena novel coronavirus (2019-nCoV) di rumah, di luar gedung tempat tinggal di Wuhan, di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, 01 Februari 2020. (EPA-EFE/YUAN ZHENG CHINA OUT)

Para cendekiawan mengatakan, setelah berbulan-bulan berjuang melawan virus corona dan melihat situasi di rumah semakin membaik, China sekarang ingin berbagi pengalaman dan pengetahuannya dengan negara-negara lain ketika mereka berupaya menahan penyebarannya.

"Orang-orang Tiongkok telah melakukan upaya dan pengorbanan yang tak terbayangkan untuk mencapai hasil yang dicapai dengan susah payah," kata Wang.

Baca: Jumlah Korban Meninggal Akibat Covid-19 Terus Melonjak, Spanyol Ubah Gelanggang Es Jadi Kamar Mayat

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah - 23 Maret 1919, Benito Mussolini Dirikan Partai Fasis Italia

"Kami berterima kasih atas dukungan komunitas internasional, termasuk sumbangan dari teman-teman Amerika, selama tahap paling kritis dari pertarungan ... dan kami bersedia untuk berbagi pengalaman kami dengan negara lain dan memberikan semua bantuan yang tersedia untuk mereka."

Di antara para akademisi yang menandatangani surat terbuka tersebut, ada Wu Sike yang adalah seorang rekan senior di Institut Studi Keuangan Chongyang dan mantan utusan khusus untuk Timur Tengah, dan Wang Yiwei, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin, yang menggambarkan pandemi Covid-19 sebagai "masalah global yang mengesampingkan masalah geopolitik ”.

Halaman
12


Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer