Tak Lakukan Lockdown, Korea Selatan Punya Cara Tersendiri Tekan Laju Penularan Covid-19

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. YONHAP / AFP

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korea Selatan dipandang sebagai satu di antara beberapa negara yang sigap menangani penyebaran virus corona.

Otoritas Korea Selatan melaporkan 600 kasus baru pada 3 Maret 2020.

Namun kemudian angka kasus baru di Korea Selatan mulai menurun, Seperti Diberitakan South China Morning Post.

Otoritas Korsel hanya melaporkan 131 kasus baru, itu pun seminggu kemudian.

ILUSTRASI - Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. YONHAP / AFP (YONHAP / AFP)

Baca: Viral Media Korea Ini Bahas Pocong Jaga Desa di Purworejo untuk Ingatkan Kematian akibat Covid-19

Baca: Jenazah Pasien Covid-19 yang Dimakamkan di TPU Tidak Berbahaya, Achmad Yurianto: Justru Harus Maklum

Pihak berwenang melaporkan hanya 110 korban, pada Jumat.

Pada hari yang sama, jumlah pasien yang sembuh ada 177.

Jumlah pasien sembuh ini pertama kalinya melebihi kasus baru dalam sehari.

Presiden Moon Jae-in, menyatakan harapan bahwa Korea Selatan dapat segera memasuki "fase stabilitas" jika tren itu tetap berlanjut.

Kasus positif di Korea Selatan tidak bisa dibilang sedikit, hingga berita ini ditulis, kasus positif berada di angka 9.887.

Namun negara ini dipandang sebagai negara yang berhasil mengendalikan laju virus, meski menempuh cara yang berbeda dengan China dan negara lain.

ILUSTRASI - Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 mengontrol titik akses ke pemakaman Biandanshan di Wuhan di provinsi Hubei pusat Cina pada 31 Maret 2020. (Hector RETAMAL / AFP)

Baca: Kronologi Pria Terteletak di Jalan Jakarta Kota Bandung, Tak Ada Warga yang Berani Mendekat

Baca: Ilmuwan AS Klaim Virus Corona Bisa Menjadi Penyakit Musiman: Penting untuk Kembangkan Vaksin

Pemerintah Korea Selatan telah melakukan berbagai koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, demi menekan laju penularan Covid-19.

Selain itu, mereka juga membuka transparasi penanganan.

Langkah ini berbeda dengan berbagai negara yang memilih locdown.

Sementara Korea Selatan tidak melakukan lockown, bahkan di Daegu, kota tenggara di pusat wabah negara itu.

Sebaliknya, pihak berwenang telah memfokuskan karantina wajib pada pasien yang terinfeksi dan orang-orang yang telah melakukan kontak dekat.

Upaya itu dilakukan sambil menyarankan masyarakat untuk tetap di dalam rumah, menghindari acara-acara publik, memakai masker, dan mempraktikkan pola hidup yang bersih dan sehat.

Pejabat kesehatan Korea Selatan menyemprotkan desinfektan di depan sebuah rumah sakit di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020. Kasus koronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat dari 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan melonjak. YONHAP / AFP (YONHAP / AFP)

Baca: Jalani Isolasi selama 2 Minggu, Andrea Dian Umumkan Hasil Rapid Test Negatif Covid-19

Baca: Pedoman Pengurangan Penularan Covid-19 Menurut Kemenkes RI, Jaga Jarak, Yuk Terapkan Sendiri!

Selain lockdown, banyak negara telah memberlakukan larangan perjalanan.

Berbeda, Seoul telah memperkenalkan "prosedur imigrasi khusus" untuk negara-negara yang sangat terdampak parah seperti Cina, yang mengharuskan para pelancong untuk menjalani pemeriksaan suhu, menyediakan verifikasi informasi kontak dan isi kuesioner kesehatan.

“Lebih dari satu minggu jumlah kasus yang cenderung menurun menunjukkan bahwa pendekatan di Korea Selatan telah membalikkan epidemi,” kata Ian Mackay, seorang ahli virologi di Universitas Queensland, Australia.

“Pendekatan ini tampaknya kurang dramatis dan lebih dapat digunakan oleh negara lain, dibandingkan dengan yang digunakan di Cina daratan. Jika tren ini berlanjut, mereka akan berhasil menghentikan pertumbuhan epidemi mereka.”

ILUSTRASI - Situs pengujian coronavirus darurat pusat medis di Gyeongsan, Provinsi Gyeongsang Utara, ramai dikunjungi warga ada Sabtu (22/2/2020). Sebagian besar dengan penduduk provinsi Cheongdo provinsi itu, yang dekat kota di mana jumlah orang yang terinfeksi virus baru meningkat tajam dalam beberapa hari. Yonhap/Korea Times (Yonhap/Korea Times)

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer