Luhut Klaim Hasil Modelling Buktikan Virus Corona Tak Kuat Hidup di Cuaca Indonesia

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Luhut Sebut Hasil Modelling Tunjukkan Virus Corona Tak Kuat Hidup di Cuaca Indonesia.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, virus corona tak kuat bertahan dengan cuaca Indonesia yang cenderung panas.

Hal tersebut disampaikan Luhut setelah melakukan rapat bersama Presiden Joko Widodo lewat sambungan konferensi video, Kamis (2/4/2020).

"Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga itu untuk Covid-19 ini enggak kuat," kata Luhut.

Namun, bukan berarti masyarakat Indonesia tak mengikuti aturan jaga jarak karena diuntungkan faktor geografis dalam menghadapi wabah Covid-19.

Menko Maritim dan Investasi, Luhut B Pandjaitan Paparkan Rakor Investasi kepada rekan media, Jakarta, Jumat (15/11/2019).(KOMPAS.com/ADE MIRANTI KARUNIA SARI) (KOMPAS.com/ADE MIRANTI KARUNIA SARI)

Menurutnya, kedisiplinan untuk menjalankan aturan jaga jarak, menghindari kerumunan, dan tetap beraktivitas di rumah tetap wajib dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

Jika masyarakat tak disiplin menjalankan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka wabah Covid-19 di Indonesia tak akan selesai.

"Kalau tadi jaga jarak tidak dilakukan itu juga jadi tidak berarti.

Sekarang ini tinggal tergantung kita, kita mau bagaimana semua.

Dengan menjaga jarak itu, itu akan sangat membantu," tutur Luhut.

Baca: Kabar Baik, 22 Pasien Positif Covid-19 di RSUP Persahabatan Sehat, Bekasi Catat Orang Pertama Sembuh

Baca: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Djasamen Saragih

"Karena dari hasil studi dengan modelling yang dibuat baik oleh teman-teman di UI, di UGM, di ITB, di BSSN, itu semua menyimpulkan bahwa jaga jarak sangat penting kalau kita mau selesaikan ini," kata dia.

13 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia

Hari ini, Kamis (2/4/2020), tepat sebulan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret lalu.

Hingga saat ini, jumlah masyarakat yang terpapar virus corona kian bertambah.

Tak hanya masyarakat umum, tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan penyakit ini pun tak luput dari ancaman paparan virus ini.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat, setidaknya sudah 13 dokter yang meninggal dunia selama penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Menurut Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, ada dua hal yang mengakibatkan seorang dokter atau tenaga medis dapat terinfeksi virus corona.

Pertama, tenaga medis tersebut tertular pasien yang tidak mengetahui bahwa pasien yang ditangani positif Covid-19.

"Sehingga, dokter tersebut (menjadi) kurang waspada," kata Daeng lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Jokowi saat meninjau kesiapan rumah sakit darurat penanganan Covid-19 di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Rabu, 1 April 2020. (covid19.go.id)

Kedua, karena minimnya jumlah alat pelindung diri yang memenuhi standar dan memadai untuk digunakan tenaga medis selama menangani pasien.

Halaman
12


Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer