Update Pasien Virus Corona 1 April 2020: Total 169.599 Sembuh, 42.331 Meninggal dari 859.556 Kasus

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut adalah perkembangan terbaru pasien virus corona hingga 1 April 2020. Foto: ilustrasi batuk

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perkembangan terbaru pasien virus corona hingga 1 April 2020, total mencapai 859.556 kasus.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 42.331 orang.

Kabar terbaru ini sejalan dengan meningkatnya angka jumlah pasien sembuh yang mencapai 169.599 orang.

Laporan data dari John Hopkins University, Rabu (1/4/2020) ini juga menyebut virus corona telah menyebar ke 199 negara di dunia.

Baca: Berstatus PDP Corona, Jenazah Mantan Anggota DPRD Sulsel yang Ditolak Warga Dibawa Kembali ke RS

Penduduk, yang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona COVID-19, mempraktikkan social distancing ketika mereka menunggu untuk diuji di pusat pengujian cepat sementara dekat rumah sakit Bach Mai di Hanoi pada 31 Maret 2020. (VATSYAYANA / AFP)

Vaksin

Diberitakan sebelumnya, sebuah uji coba vaksin corona dilakukan di Amerika Serikat.

Vaksin corona tersebut diuji kepada peserta pertamanya.

Hal ini diumumkan oleh Institute of Allergy and Infectious Diseases, Senin (16/3/2020) seperti dikutip dari CNN.

Penelitian ini bertujuan untuk mendaftarkan total 45 orang dewasa yang sehat dalam jangka waktu enam minggu.

Baca: Indonesia dan 2 Negara Lainnya Diprediksi Tak Alami Resesi Pasca-Pandemi Corona, Bagaimana Bisa?

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Positif Corona (instagram.com/cellicanurrachadiana)

Setiap peserta akan menerima dua injeksi sekitar satu bulan secara terpisah dalam dosis yang bervariasi.

Penelitian, yang merupakan uji coba Tahap I, dimaksudkan untuk menetapkan bahwa vaksin itu aman dan menginduksi respons yang diinginkan dari sistem kekebalan peserta.

Masih membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi virus corona atau Covid-19.

Akan memerlukan studi lanjutan yang melibatkan lebih banyak peserta, yang akan memakan waktu berbulan-bulan lagi, kata para ahli.

"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi dengan (coronavirus novel) adalah prioritas kesehatan masyarakat yang mendesak," kata Direktur NIAID Dr. Anthony Fauci dalam sebuah pernyataan, Senin (16/3/2020).

"Studi Fase 1 ini, diluncurkan dalam kecepatan rekor, merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan itu,” lanjutnya.

Baca: Satu Pertandingan Liga Champions Dituding jadi Bom Biologis Virus Corona, UEFA: Kami Bisa Apa?

Kanselir Jerman Angela Merkel memberikan keterangan pers di depan sejumlah jurnalis yang duduk berjarak di Berlin, Jerman, 16 Maret 2020. Menjaga jarak aman antar warga menjadi salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.(AFP/MARKUS SCHREIBER) (Kompas.com)

Uji coba ini didanai oleh NIAID dan dijalankan oleh Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, AS.

Vaksin, yang menggunakan bahan genetik ini dikembangkan oleh para ilmuwan NIAID bekerja sama dengan perusahaan biotek Moderna.

Pihak agensi memuji kecepatan yang digunakan dalam uji coba Fase I untuk studi sebelumnya tentang virus corona terkait SARS dan MERS.

Para ilmuwan sebelumnya bekerja menggunakan vaksin percobaan MERS yang menargetkan protein pada permukaan virus, yang memberi mereka "kesempatan awal untuk mengembangkan kemungkinan vaksin Covid-19," kata pernyataan itu.

Dalam waktu uji coba, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang paling efektif adalah mencuci tangan secara menyeluruh dan praktik menjaga jarak dengan membatasi adanya kerumunan.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer