Covid-19 Menyebar Semudah Flu, Otoritas Kesehatan AS Sebut karena Banyaknya Kasus Tanpa Gejala

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 mengontrol titik akses ke pemakaman Biandanshan di Wuhan di provinsi Hubei pusat Cina pada 31 Maret 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut sekitar 25 persen orang yang terinfeksi virus corona baru, mungkin tidak menunjukkan gejala.

Jumlah yang banyak itu mempersulit upaya memprediksi dan penyusunan strategi untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Diberitakan TribunnewsWiki.com dari The New York Times, tingginya kasus tanpa gejala membuat CDC mempertimbangkan untuk memperluas pedoman mengenai siapa orang yang harus mengenakan masker.

"Ini membantu menjelaskan seberapa cepat virus ini terus menyebar di seluruh negeri," kata direktur Dr Robert Redfield, kepada National Public Radio dalam sebuah wawancara pada Selasa (31/3/2020) waktu setempat.

ILUSTRASI - Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari. (Bloomberg via SCMP) (Bloomberg via SCMP)

Baca: Aktor Star Wars Andrew Jack Meninggal Dunia 2 Hari Setelah Dinyatakan Positif Covid-19

Baca: Ikuti Langkah Barcelona, Real Madrid akan Pangkas Gaji Pemain Selama Pandemi Corona

Badan tersebut telah berulang kali mengatakan, bahwa warga biasa tidak perlu memakai masker kecuali mereka merasa sakit.

Tetapi dengan data baru tentang orang yang mungkin terinfeksi tanpa pernah merasa sakit, atau yang menularkan virus beberapa hari sebelum merasa sakit, Redfield mengatakan pedoman seperti itu "sedang ditinjau ulang secara kritis."

Para peneliti tidak tahu persis berapa banyak orang yang terinfeksi tanpa merasa sakit, serta yang menunjukkan gejala ringan saja.

Tetapi sejak coronavirus baru muncul pada bulan Desember, mereka telah melihat fakta, orang-orang yang tampaknya sehat tanpa disadari bisa menjadi penyebar atau carrier.

"Pasien Z", misalnya, seorang pria berusia 26 tahun di Guangdong, China, melakukan kontak dekat seorang pelancong Wuhan yang terinfeksi virus corona pada bulan Februari.

Meski pada awalnya ia tidak merasakan masalah kesehatan, belum tentu pada hari ke-7 setelah kontak, atau pada hari ke-10.

Katakanlah pada hari ke-7, virus telah menyebar di hidung dan tenggorokannya.

Pasien Z mungkin tetap merasa baik-baik saja, tetapi ia jelas terinfeksi.

ILUSTRASI - Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Baca: Ilmuwan AS Klaim Virus Corona Bisa Menjadi Penyakit Musiman: Penting untuk Kembangkan Vaksin

Baca: Rusia Lakukan Uji Vaksin Covid-19 pada Musang dan Primata, Bulan Juni Siap Diuji pada Manusia

Para peneliti sekarang mengatakan bahwa orang-orang seperti Pasien Z bukan sekadar anekdot.

Sebagai contoh, sebanyak 18 persen orang yang terinfeksi virus di kapal pesiar Diamond Princess tidak pernah mengalami gejala, menurut satu analisis.

Sebuah tim di Hong Kong mengatakan 20 hingga 40 persen transmisi di China terjadi sebelum gejala muncul.

Tingginya tingkat 'penyebaran rahasia' ini dapat membantu menjelaskan mengapa coronavirus novel adalah virus pertama selain virus influenza, yang bisa memicu pandemi.

Virus baru itu menyebar semudah flu.

"Dan kapan terakhir kali ada orang yang berpikir tentang menghentikan penularan influenza, kekurangan vaksin?" kata Dr. Michael T. Osterholm, seorang ahli penyakit menular di University of Minnesota.

Cara terbaik untuk mengurangi pandemi adalah menjaga jarak, katanya dan para ahli lainnya.

Karena orang mungkin menularkan virus kepada orang lain bahkan ketika mereka merasa baik-baik saja, hanya meminta orang yang tidak sehat untuk tinggal di rumah tidak akan cukup.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer