Anggota DPRD Medan Tak Terima Dilarang Polisi Lakukan Hal Ini, Menantang Ingin Telan Virus Corona

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPRD Edi Saputra terlibat cekcok dengan petugas polisi ketika melayat ke rumah rekannya politisi PAN yang meninggal dengan status PDP Covid-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang anggota DPRD Medan, Edi Saputra menjadi sorotan karena cekcok dengan polisi.

Adu mulut ini dimulai ketika Edi Saputra melayat ke rumah PDP Covid-19 yang meninggal dunia di RS Madani Medan, Senin (30/3/2020).

Almarhum adalah rekan Edi Saputra yang merupakan politisi Partai Amanat Nasional (PAN).

Edi Saputra terlihat emosi karena pihak kepolisian melarang almarhum disalatkan.

Pihak Polsek Medan Area meminta agar jenazah langsung dimakamkan tanpa disemayamkan di rumah duka.

"Cara abang itu salah, nanti abang kutuntut," ucap Edi Saputra sambil menunjuk anggota kepolisian.

Anggota DPRD Edi Saputra terlibat cekcok dengan petugas polisi ketika melayat ke rumah rekannya politisi PAN yang meninggal dengan status PDP Covid-19 (tangkapan layar Tribun Medan)

Dalam video tersebut Edi Saputra berkali-kali memperkenalkan dirinya kalau dia adalah anggota DPRD Medan.

Bahkan Edi juga mengancam seorang pria berbaju ASN Pemko Medan, dan mengatakan akan dipanggilnya ke RDP DPRD Kota Medan, karena tidak mendukungnya.

Karena pihak kepolisian yang bertugas menyampaikan bahwa mereka akan tetap melakukan tugasnya, Edi Saputra pun tetap bersikeras menentang.

Baca: Perkiraan 2 Juta Orang Lebih Perlu Perawatan, Begini Skenario Terburuk Virus Corona di Indonesia

"Kami panggil kalian nanti, berlebihan kalian itu, jangan begitu, aku aja gak takut mati, kenapa kalo mati, matinya itu. Tembak aja kami biar mati. Siapa bilang positif (corona), kalian aja polisi," teriaknya.

Ia pun menuturkan bahwa dia tidak takut mati dan menyatakan bahwa negara ini sudah tidak betul lagi, lantaran hendak melakukan pemakaman sesuai SOP PDP Covid-19 pada pasien tersebut.

Bahkan dia menantang supaya polisi memberinya Virus Corona, untuk dia telan, sebagai bukti bahwa dia tidak takut sama virus corona dan kematian.

"Sini virus coronanya, biar saya telan," ujarnya dalam video tersebut.

Baca: Viral Video Anggota DPRD Marahi Petugas Kesehatan Terkait Corona: Kita DPR, Bukan TKW!

Tanggapan Ketua PAN Sumut

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sumatera Utara, Yahdi Khoir menyesalkan perilaku kadernya yang mengamuk kepada aparat kepolisian di rumah duka pasien dalam pemantauan (PDP) Corona atau Covid-19.

Yahdi mengatakan, bahwa kadernya tersebut tidak paham bagaimana SOP yang telah dan seharusnya dilakukan terhadap pasien dengan gejala Covid 19.

"Saya sebagai Ketua DPW PAN sangat menyangkan hal itu, harusnya sebagai anggota legislatif paham dan mengerti masalah yang kita hadapi bersama ini," kata dia melalui sambungan telepon, Senin (30/3/2020).

Menurutnya, pastinya ada prosedur yang harus dilakukan tehadap PDP Corona meninggal dunia.

Baca: Partai Amanat Nasional (PAN)

Baca: Tak Boleh Disemprotkan ke Tubuh, Efek Samping Penyemprotan Disinfektan Bisa Sebabkan Kanker Kulit

Yahdi prihatin dengan kadernya yang merupakan anggota DPRD Medan itu mengamuk kepada aparat kepolisian.

"Harus ada prosedur yang harus dilalui, kalau memang pihak rumah sakit mencurigai pasien dan ada indikasi ke Covid-19, karena statusnya juga PDP. Gak perlu pakai embel-embel lah anggota DPRD lah," jelasnya.

Hingga sampai dengan saat ini, dirinya belum mengetahui secara jelas bagaimana perdebatan antara kadernya dengan aparat kepolisian.

Ia mengatakan, pihaknya akan menelusuri dan mempelajari terlebih dahulu mengenai video perseteruan tersebut.

Apabila nantinya Edi Saputra bersalah, karena sikapnya sebagai anggota dewan yang berlawanan dengan pemerintah akan diberikan teguran hingga sanksi disiplin dari partai.

"Kita belum ada menjatuhkan sanksi, tetapi kita akan pelajari dulu mengenai video yang beredar itu. Saya belum lihat videonya, nanti kami akan telusuri dulu, kalau itu mengarah kepada tindakan tidak terpuji kita berikan teguran," ujarnya.

virus corona dari kompas (virus corona dari kompas)

Yahdi mengatakan, berdasarkan informasi yang dirinya dapatkan dari adik alm SA meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit asam lambung.

"Kalau kita belum tahu sampai sejauh itu, kalau keterangan adek alm, meninggalnya karena sakit asam lambung," kata dia.

Hingga sampai dengan saat ini, pihaknya sendiri belum mengetahui apakah SA meninggal karena terjangkit virus Corona atau tidak. Sebab, belum ada hasil lab yang menyatakan bahwa dirinya terkontaminasi wabah tersebut.

"Karena menyarakan positif harus tes lab dan lama harus menunggu hasilnya. Apakah sample darahnya diambil atau tidak, itu yang kita gak tahu," pungkasnya.

Anggota DPRD Blora Marahi Petugas Kesehatan

Dilansir oleh Kompas.com, para anggota DPRD tersebut marah saat hendak diperiksa oleh tim medis Dinas Kesehatan Blora.

Diketahui, para anggota dewan itu baru saja tiba dari kunjungan kerja di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Para petugas medis hendak memeriksa kondisi kesehatan mereka terkait pencegahan wabah virus Corona atau Covid-19.

Insiden itu terjadi pada hari Kamis (19/3/2020) di Terminal Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Baca: Lakukan Makan Malam Bersama, 4 Anggota Keluarga Terinfeksi Virus Corona & 3 Meninggal Dunia

Salah satu anggota dewan dengan inisial WR bahkan sempat membentak petugas medis.

"Kamu pejabat enggak? SOP-nya mana? Surat tugasnya mana? Kita DPR bukan anak gembala. Pakai aturan. Pakai undang-undang, kita tugas di dalam Negara Republik Indonesia, bukan TKW kita," ujarnya dengan nada tinggi, dikutip TribunnewsWiki.com, Jumat (20/3/2020).

Sayangnya, aksi WR tersebut justru dibela oleh rekan-rekan WR sesama anggota dewan.

"Perintah dari mana pak?" sahut anggota DPRD Blora yang lain.

Anggota DPRD Blora marah-marah pada petugas Dinas Kesehatan lantaran menolak dites kesehatan terkait Covid-19. (Facebook/Opini Blora)

Salah satu anggota dewan tersebut juga sempat menantang petugas medis untuk memeriksa Bupati Blora.

"Njajal Bupatine sesuk prikso (Coba Bupatinya besok periksa)," teriaknya.

 Mendengar hal itu, WR pun kembali memanas di hadapan tim medis Dinkes Kabupaten Blora.

"Oh iya saya tanya, jikalau masyarakat dari luar kota masuk ke Blora diperiksa, berarti setiap malam kamu memberhentikan bus luar kota ya? Terus Bupati sekeluarga ke Yogyakarta kamu periksa enggak? Terus Wakil Bupati sekeluarga ke Jakarta kamu periksa enggak?" ujar WR lagi.

Baca: Pulang dari Turki, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Satu Pejabat Pemkot Positif Corona, Sempat Jadi ODP

Hal itu membuat tim medis Dinkes Kabupaten Blora bingung untuk menjawab dan hanya menundukkan kepala.

Aksi WR dan para anggota DPRD Blora lainnya itu pun viral di media sosial setelah videonya diunggah oleh warga.

Salah satunya di akun Facebook "Opini Blora" yang telah ditonton oleh 132 ribu orang hanya dalam hitungan jam dengan respons 3 ribu komentar.

Tampak dalam video amatir berdurasi 2 menit tersebut, terlihat jelas seorang anggota DPRS Kabupaten Blora memarahi petugas medis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

"Kita siap diperiksa di mana saja. Enggak ada surat tugasnya, ayo ke rumah sakit," bentaknya.

"Iya Pak," tutur salah seorang tim medis Dinkes Kabupaten Blora.

Namun, saat permintaan tersebut dituruti dan ditunggai di RSUD Cepu, bus pengangkut anggota dewan tidak kunjung datang.

Baca: Tiga Orang Terjangkit Corona Dinyatakan Sembuh, Tak Ada Lagi Pasien Positif di RS Dr Moewardi Solo

Baca: Pilkada 2020 Ditunda Akibat Corona, Muncul 3 Opsi Pelaksanaan, Ada Kemungkinan Tak Digelar Tahun Ini

(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi, Tribun-Medan.com/Hendrik Naipospos)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Anggota DPRD Medan Edi Saputra Cekcok dengan Polisi: Mana Corona Itu Biar Kutelan



Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer