Update Pasien Virus Corona 27 Maret 2020: Total 537.042 Kasus, 123.268 Sembuh, 24.110 Meninggal

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut perkembangan pasien virus corona hingga 27 Maret 2020: Foto: Tim medis menggunakan APD lengkap saat menunjukan ruang isolasi pasien corona di RSU dr Slamet Garut, beberap waktu lalu

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perkembangan terbaru pasien virus corona hingga 27 Maret 2020, total mencapai 537.042 kasus.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 24.110 orang.

Kabar terbaru ini sejalan dengan meningkatnya angka jumlah pasien sembuh yang mencapai 123.268 orang.

Laporan data dari John Hopkins University, Jumat (27/3/2020) ini juga menyebut virus corona telah menyebar ke 199 negara di dunia.

Baca: UPDATE Kasus Virus Corona di Indonesia Jumat 27 Maret 2020: 1.046 Terkonfirmasi

Kanselir Jerman Angela Merkel memberikan keterangan pers di depan sejumlah jurnalis yang duduk berjarak di Berlin, Jerman, 16 Maret 2020. Menjaga jarak aman antar warga menjadi salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.(AFP/MARKUS SCHREIBER) (Kompas.com)

Vaksin

Diberitakan sebelumnya, sebuah uji coba vaksin corona dilakukan di Amerika Serikat.

Vaksin corona tersebut diuji kepada peserta pertamanya.

Hal ini diumumkan oleh Institute of Allergy and Infectious Diseases, Senin (16/3/2020) seperti dikutip dari CNN.

Penelitian ini bertujuan untuk mendaftarkan total 45 orang dewasa yang sehat dalam jangka waktu enam minggu.

Setiap peserta akan menerima dua injeksi sekitar satu bulan secara terpisah dalam dosis yang bervariasi.

Penelitian, yang merupakan uji coba Tahap I, dimaksudkan untuk menetapkan bahwa vaksin itu aman dan menginduksi respons yang diinginkan dari sistem kekebalan peserta.

Baca: Corona Meluas di Inggris, Begini Kehidupan Tunawisma yang Tak Mampu Isolasi Mandiri, Dirundung Takut

Masih membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi virus corona atau Covid-19.

Akan memerlukan studi lanjutan yang melibatkan lebih banyak peserta, yang akan memakan waktu berbulan-bulan lagi, kata para ahli.

"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi dengan (coronavirus novel) adalah prioritas kesehatan masyarakat yang mendesak," kata Direktur NIAID Dr. Anthony Fauci dalam sebuah pernyataan, Senin (16/3/2020).

"Studi Fase 1 ini, diluncurkan dalam kecepatan rekor, merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan itu,” lanjutnya.

Uji coba ini didanai oleh NIAID dan dijalankan oleh Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, AS.

Vaksin, yang menggunakan bahan genetik ini dikembangkan oleh para ilmuwan NIAID bekerja sama dengan perusahaan biotek Moderna.

Pihak agensi memuji kecepatan yang digunakan dalam uji coba Fase I untuk studi sebelumnya tentang virus corona terkait SARS dan MERS.

Para ilmuwan sebelumnya bekerja menggunakan vaksin percobaan MERS yang menargetkan protein pada permukaan virus, yang memberi mereka "kesempatan awal untuk mengembangkan kemungkinan vaksin Covid-19," kata pernyataan itu.

Dalam waktu uji coba, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang paling efektif adalah mencuci tangan secara menyeluruh dan praktik menjaga jarak dengan membatasi adanya kerumunan.

Baca: Lirik Lagu Gara-Gara Corona - Project Pop, Gubahan Gara-gara Kahitna di Tengah Pandemik COVID-19

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Tujuan

Vaksin virus corona ini dilaporkan tak akan mengandung virus baru.

Pengujian akan dilakukan terhadap 45 sukarelawan muda yang sehat.

Vaksin yang dikembangkan oleh NIH dan Moderna Inc ini akan disuntikkan kepada pasien dengan dosis yang berbeda.

Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat efek samping dari vaksin kepada pasien dan menemukan tahap yang lebih besar.

Namun demikian, hasil penelitian ini masih membutuhkan perbandingan dari penelitian lain di seluruh dunia untuk mengetahui apakah vaksin dapat melindungi atau justru membahayakan pasien.

Baca: Demi Hadapi Pandemi Virus Corona, Real Madrid Pinjamkan Stadion Santiago Bernabeau

Baca: Di Tengah Virus Corona, Cisco Systems Indonesia Hadirkan Layanan Video Conference Gratis

Cerita oleh Issam Ahmed dari AFP: "Jangan Panik pesan seorang wanita AS yang pulih dari Virus Corona". Elizabeth Schneider berpose untuk AFP di rumahnya di Seattle, Washington pada 11 Maret 2020. Seorang wanita Amerika yang telah pulih dari Covid-19 memiliki pesan sederhana untuk orang-orang yang khawatir: Jangan panik-tetapi pikirkan tentang risiko individu yang lebih rentan dan tinggalah di rumah jika Anda merasa sakit. DAVID ALBRIGHT/AFP. (DAVID ALBRIGHT/AFP)

Penelitian 

Sampai saat ini, banyak kelompok peneliti yang berlomba untuk untuk membuat vaksin virus corona atau COVID-19.

Para peneliti dari seluruh dunia ini bersaing untuk membuat vaksin untuk virus yang telah menyebar ke lebih dari 118 negara ini.

Fokus penelitian di Seattle ini adalah untuk mengembangkan teknologi baru dari vaksin yang pengobatannya lebih cepat dari cara tradisional.

Sejumlah peneliti dilaporkan telah membuat vaksin sementara yang mampu melindungi pasien hanya dalam jangka waktu satu hingga dua bulan.

Beberapa vaksin lain dari Inovio Pharmaceuticals juga siap akan diujikan bulan depan di Universitas Pennsylvania dan di Kansas City, Missouri.

Sedangkan di Asia, terdapat penelitian vaksin serupa di China dan Korea Selatan.

Sampai saat ini berlum ada vaksin yang benar-benar terbukti menyembuhkan.

Sehingga banyak peneliti di seluruh dunia putar otak dan kerja keras menemukan vaksin yang diharapkan banyak orang tersebut.

Mengetahui ada penelitian vaksin di negaranya, Presiden AS Donald Trump mendorong para penemu untuk 'segera' meluncurkan vaksin.

Ia berharap agar vaksin virus corona dapat segera menjadi jawaban dari virus yang telah memakan 6000an korban jiwa di seluruh dunia.

Baca: Ahli Ungkap Bahan Rumah Tangga Ini Lebih Ampuh Bunuh Virus Corona daripada Hand Sanitizer

Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19. (freepik)

China Uji Vaksin Pada April 2020

Otoritas China mengatakan April 2020 vaksin virus corona atau SARS-CoV-2 dalam situasi yang darurat akan segera diuji secara klinis.

Dikutip dari SCMP, China terus bergerak maju untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Vaksin tersebut dikerjakan secara bersama oleh delapan institusi dengan lima pendekatan sains untuk memerangi Covid-19.

Informasi tersebut dikonfirmasi oleh Direktur Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi Komisi Kesehatan Nasional China, Zheng Zhongwei.

"Berbagai pendekatan kami lakukan untuk mengembangkan vaksin, dan kami juga selalu manaati hukum dan peraturan yang berlaku," ucap Zheng.

"Harapan kami, April mendatang beberapa vaksin yang sedang dikembangkan akan memasuki proses uji klinis untuk situasi darurat (seperti saat ini)," lanjutnya.

Dari pernyataan Zheng tersebut berati vaksin corona akan segera dapat digunakan meskipun harus menghadapi risiko yang mungkin akan ditimbulkan nantinya.

Padahal sebelumnya dinyatakan vaksin corona baru siap digunakan dalam kurun waktu paling cepat 12-18 bulan.

Namun untuk kondisi darurat, vaksin tersebut menurut hukum China bisa segera digunakan untuk manfaat yang lebih besar daripada risiko yang ditanggung.  

Sejak Covid-19 mewabah di Wuhan Desember 2019 lalu, informasi mengenai vaksin ini menjadi sebuah semangat baru bagi China.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer