Johnson mengatakan dia mengalami gejala ringan selama 24 jam terakhir, termasuk demam dan batuk, Jumat (27/3/2020).
Dia mengasingkan diri di Downing Street tetapi mengatakan dia akan "terus memimpin tanggapan pemerintah melalui konferensi video saat kita memerangi virus ini".
Johnson terakhir terlihat pada Kamis malam, bertepuk tangan di luar No. 10 sebagai bagian dari gerakan nasional untuk berterima kasih kepada staf NHS.
Boris Johnson lahir di New York, pada 19 Juni 1964 dengan nama lengkap Alexandar Boris de Pfeffel Johnson.
Akan tetapi ia lebih populer dengan nama Boris Johnson.
Ayah Boris Johnson adalah Stanley Johnson, seorang keturunan Turki dan anggota parlemen Eropa.
Boris menempuh pendidikannya di Eton, Balliol College, dan Oxford University.
Selama di Oxford, ia pernah menjadi Presiden Oxford Union, dan juga aktif di berbagai klub minum seperti Bullingdon Club.
Boris Johnson dikenal sebagai politisi konservatif terkemuka, yang terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif pada musim panas 2019.
Baca: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Dipastikan Positif Terinfeksi Virus Corona
Ia menjadi Perdana Menteri dalam upaya untuk membawa Inggris keluar dari UE dengan atau tanpa kesepakatan.
Dia menjabat sebagai Walikota London selama dua periode 2008-16, mengawasi Olimpiade London 2012.
Dia juga memainkan peran utama dalam kampanye "Vote Leave" 2016 pada referendum Uni Eropa, kemudian menjadi Menteri Luar Negeri dan kemudian menjadi Perdana Menteri Inggris.
Dia adalah salah satu politisi paling terkenal di Inggris, terkenal karena pendekatan eksentriknya terhadap kehidupan.
Tetapi semakin dikenal karena sikap Brexit garis kerasnya yang memiliki opini yang terpolarisasi.
Dikutip dari ensiklopesia Britannica, awal karier Boris Johnson dimulai sebagai konsultan.
Baca: Boris Johnson
Setelah bekerja sebentar sebagai konsultan manajemen, Johnson memulai karir di bidang jurnalisme.
Dia mulai sebagai reporter untuk The Times pada tahun 1987 tetapi dipecat karena mengarang sebuah kutipan.
Johnson kemudian mulai bekerja untuk The Daily Telegraph, di mana dia menjabat sebagai koresponden yang meliput Komunitas Eropa (1989-1994) dan kemudian sebagai asisten editor (1994-1999).
Pada 1994 Johnson menjadi kolumnis politik untuk The Spectator, dan pada 1999 ia diangkat sebagai editor majalah, terus dalam peran itu hingga 2005.